Cina Kontemporer, Kebangkitan, dan Kesenjangan

Yogyakarta, 29 Oktober 2021─Institute of International Studies atau IIS HI UGM kembali mengadakan Beyond the Great Wall yang ke-17 pada Jumat (29/10). Beyond  the Great Wall adalah sebuah kegiatan rutin yang diadakan oleh IIS HI UGM untuk mengundang peneliti dan akademisi dari kalangan mana pun untuk membahas isu-isu yang berkaitan dengan negara tirai bambu Cina. Menghadirkan dua narasumber dalam diskusi bertajuk “Cina Kontemporer: Kebangkitan dalam Kesenjangan” ini, Beyond the Great Wall #17 menjadi ruang dialog untuk memperbincangkan dampak kebangkitan Cina dalam berbagai aspek, baik yang berada di tingkat nasional━negara Cina━sendiri, maupun global━khususnya Indonesia.

Diskusi dimulai dengan melihat dampak kebangkitan Cina di tingkat global, khususnya yang dirasakan oleh Indonesia, melalui materi bertajuk “Indonesia dan Kebangkitan Cina” yang disampaikan oleh Gufron Gozali, Asisten Riset di Universitas Islam Indonesia, selaku narasumber pertama. Mengangkat materi yang diambil dari hasil riset bersama teman-temannya, Gufron tidak terbatas hanya membahas tentang dampak yang Indonesia rasakan dari kebangkitan Cina. Lebih dari itu, Gufron juga menyajikan kisah perjalanan panjang yang dilalui Cina untuk mencapai kebangkitan, serta naik-turun hubungan bilateral antara Indonesia dan Cina.

Berbeda dengan Gufron, Nadya Zafira, Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional UGM, dengan materi bertajuk “Prekariat Digital dalam Masa Kesejahteraan Bersama” yang dibawakannya, justru lebih mengajak para peserta diskusi untuk melihat dampak kebangkitan Cina pada masyarakatnya sendiri. Dalam materi yang dibawakan oleh Nadya dengan bahasa Inggris ini, Nadya ‘menciptakan’ seorang tokoh bernama Li yang menjadi percontohan atas dampak kebangkitan Cina yang dirasakan oleh masyarakatnya. Melalui kisah-kisah Li, Nadya menunjukkan pada para peserta diskusi akan ancaman yang dihadapi oleh masyarakat Cina pada era kebangkitan digital saat ini.

Meski menyampaikan dua kisah dan sudut pandang yang berbeda, para peserta tetap menunjukkan antusiasme yang seimbang pada kedua narasumber. Fanya Tarissa Anindita, Staf Publikasi IIS HI UGM, selaku moderator memandu sesi tanya-jawab dengan memberikan kesempatan pada para peserta yang sudah menggunakan fitur angkat tangan atau menuliskan pertanyaannya di kolom komentar. Setelah pertanyaan-pertanyaan terpilih sudah dijawab oleh kedua narasumber, Fanya menarik simpulan dan penutup singkat dari seluruh diskusi yang sudah dilaksanakan sebelum akhirnya menutup Beyond the Great Wall #17 secara resmi. (/hfz)