Yogyakarta, 24 Februari 2022─Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik atau FISIPOL UGM selalu berkomitmen untuk mengakomodir para mahasiswanya dalam mempersiapkan diri menjadi lulusan yang cakap, baik dalam hal soft skill maupun hard skill. Contohnya, FISIPOL UGM melalui Career Development Center atau CDC selalu mengawal program-program magang yang dijalankan oleh mahasiswa. Bahkan, komitmen ini sudah dijalankan sebelum program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) ditetapkan oleh pemerintah, seperti yang disampaikan oleh Poppy Sulistyaning Winanti selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan dalam pembukaan Webinar Sosialisasi Magang FISIPOL UGM x APINDO, Kamis (24/2).
Mengambil tajuk “Magang Masa Kini, Megang Masa Depan: Kick Start Your Future Career Journey with Internship,” webinar ini diselenggarakan guna memperkaya pemahaman para calon peserta magang mengenai perubahan iklim dunia kerja yang terjadi pada saat ini, dan proyeksinya pada masa yang akan datang. Menurut Danang Girindrawardana, Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Indonesia—APINDO, cara belajar para mahasiswa perlu untuk diubah. Mengingat pembelajaran di bangku kuliah saja tidak cukup, lantas program magang hadir untuk membumikan ilmu yang sudah didapatkan oleh para mahasiswa.
Webinar yang diselenggarakan atas kerja sama antara CDC—FISIPOL UGM, Keluarga Alumni FISIPOL UGM atau KAFISPOLGAMA, dan APINDO ini menghadirkan empat pembicara yang memberikan dua perspektif berbeda. Dipandu oleh Ramadhanti Firmaningsih dari Creative Hub FISIPOL UGM, dua pembicara pertama, Wikan Sakarinto—Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek, dan Muhammad Ali—Direktur Bina Penyelenggaraan Pelatihan Vokasi dan Pemagangan Kementerian Ketenagakerjaan, memberikan sudut pandang makro mengenai urgensi dari pelaksanaan magang; setelah Setya Utama selaku Ketua KAFISPOLGAMA menyampaikan sambutannya.
Wikan, contohnya, menekankan pada pentingnya soft skill untuk bekal para mahasiswa dalam menempuh dunia kerja pada kemudian hari. Namun, Wikan juga menekankan bahwa hard skill pun tetap penting dan tidak boleh dikesampingkan. Ibaratnya, hard skill adalah hal pertama yang akan dilihat oleh para pembuka lowongan kerja, tetapi soft skill lah yang akan membuktikan kemampuan para pekerja yang sesungguhnya.
Kedua pembicara berikutnya, Renata Catur—Vice President Human Capital PT. Tri Adi Bersama (ANTERAJA), dan Agung Wiharto—Direktur SDM dan Umum PT. Semen Indonesia, menyeimbangkan materi yang disampaikan dengan memberikan sudut pandang yang lebih mikro. Secara spesifik, keduanya membahas sistem pemagangan di ranah industri: Renata untuk industri jasa, sedangkan Agung untuk industri manufaktur. (/hfz)