Bincang SOPREMA#1 Kupas Tuntas Permasalahan Sosial sebagai Strategi Inovasi Sociopreneur Muda

Yogyakarta, 20 Agustus 2022—SOPREMA dalam rangka perayaan ketujuh tahunnya menyelenggarakan webinar bertajuk “Bincang SOPREMA #1: Menggali Permasalahan Sosial sebagai Strategi Inovasi Sociopreneur Muda” pada Sabtu (20/8). Acara ini diselenggarakan secara hybrid di Ruang Auditorium Fisipol UGM dan disiarkan secara langsung melalui akun Youtube Fisipol UGM.

Pada Bincang SOPREMA #1 ini dihadirkan narasumber inspiratif serta berpengalaman di bidang sociopreneur yakni Janu Muhammad (Founder & CEO Sayur Sleman) dan Fano Alfian (Co-Founder Ailesh Power) dengan dimoderatori oleh David Regiasmara (Youth Studies Centre Fisipol UGM).

Bincang SOPREMA #1 mengupas beberapa bahasan menarik tentang bagaimana permasalahan sosial dijadikan strategi inovasi bagi para sociopreneur muda. Sayur Sleman maupun Ailesh Power merupakan startup yang bergerak di bidang sociopreneur dan dilatarbelakangi oleh permasalahan yang ada disekitar mereka. Sebagai sebuah startup, penting untuk mencari dan menemukan masalah yang terjadi untuk kemudian diberikan solusi sebagai alasan produk maupun layanan startup berdiri.

“Pola pikir kita harus diubah, masalah harus ditemukan dahulu. Kalau kita mengembangkan solusi lebih dulu, maka siapa yang membutuhkan solusi tersebut? Siapa yang akan menggunakannya?” jelas Fano.

Seperti Sayur Sleman yang didirikan atas permasalahan pada penjual-penjual sayur di pasar yang mengalami penurunan permintaan dan sepi pembeli akibat COVID-19 sehingga perlu digitalisasi dalam penjualan sayur. Begitu pula dengan Ailesh Power yang berusaha menginisiasi produk dan layanan untuk perbaikan lingkungan melalui wise management, pengembangan energi terbarukan, dan pendampingan ke arah sosial.

Nilai pembeda atau unique value proposition adalah hal penting yang perlu dimiliki sebuah usaha. Menurut Janu, seringkali sebuah platform atau usaha yang diinisiasi tidak dapat bertahan karena tidak memiliki faktor pembeda dengan usaha serupa yang telah ada. Selain itu sebagai seorang sociopreneur perlu untuk tetap menyeimbangkan antara profit bisnis dengan tujuan sosial misalnya dengan manajemen keuangan, membuat target, serta perencanaan keuangan.

Terakhir, diskusi juga membuka tanya-jawab dengan peserta daring maupun luring. Beberapa pertanyaan menarik disuguhkan, salah satunya tentang cara menghimpun tenaga potensial dan loyal untuk usaha yang didirikan. Menurut Fano dan Janu hal ini dapat dilakukan dengan memilih orang yang memiliki visi sama antara perusahaan dengan orang-orang yang bekerja didalamnya, serta memilih orang-orang yang ada di sekitar kita dan mau belajar bersama. (/dt)