Bali, 3 September 2022─Center for Digital Society (CfDS) Fisipol UGM kembali menggelar acara Digital Expert Talk #16 dengan tajuk “Muda Berkarya: Pemanfaatan Augmented Reality (AR) dalam Industri Kreatif”. Kali ini, acara diadakan secara luring di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali pada Sabtu (3/9). Meskipun demikian, acara ini juga disiarkan secara langsung melalui berbagai kanal media sosial CfDS Fisipol UGM.
Kolaborasi CfDS dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Meta, serta Hacktiv8 ini sekaligus mendukung Digital Economy Working Group Meeting (DEWG) G20 melalui forum Digital Innovation Networks (DIN). Sesuai dengan tajuknya, dalam acara ini akan dibahas mengenai potensi pemanfaatan teknologi Augmented Reality (AR) dalam perkembangan ekonomi. Oleh karenanya, terdapat berbagai narasumber yang ahli dalam bidang tersebut, yaitu Semuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi dan Tata Kelola Informatika Kominfo; Noudhy Valdryno, Manager Public Policy Indonesia dan Timor Leste Meta; serta Sindy Tia Ulfa, Founder BikinFilter & Alumni Program Metavolution; dan Bonifasius Wahyu Pudjianto, Direktur Pemberdayaan Informatika Kominfo; serta dimoderatori oleh Secretary Executive CfDS, Terviliana Eka Putri.
Acara ini juga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas anak muda Indonesia dalam mengembangkan AR sebagai bagian dari Metaverse. Menurut Boni, kini jumlah talenta digital di Indonesia masih belum cukup. “Oleh karena itu, menjadi tugas dan kewajiban kita bersama mencukupi kebutuhan tersebut,” ungkap Boni.
Ryno juga beranggapan bahwa pada era Metaverse, kita butuh lebih banyak lagi talenta digital. Menanggapi urgensi tersebut, Meta kemudian meluncurkan Akademi Pembelajaran Virtual atau Meta Immersive Learning Academy (MILA) yang sekaligus diluncurkan pada acara tersebut pula. Hal tersebut sejalan dengan semangat dan komitmen Meta untuk meningkatkan kapasitas talenta digital Indonesia dalam bidang Extended Reality (XR), yang merupakan gabungan dari AR dan Virtual Reality (VR).
“Kita ingin dengan adanya MILA ini dapat mempersiapkan talenta digital Indonesia untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari potensi ekonomi baru yang tak lama lagi akan terjadi,” tambah Ryno.
Sindy, sebagai alumni dari program Metavolution turut berbagi mengenai kesannya dalam mengikuti Metavolution. “Saya bisa mengembangkan bakat di dunia AR dan menambahkan ilmu saya,”. Meskipun dirinya tidak memiliki latar belakang teknologi informasi, tetapi Sindy dapat berhasil dalam bidang tersebut. Hal tersebut juga diapresiasi oleh Semuel.
“Ini adalah kontribusi yang harus diapresiasi, bagaimana kita memperkaya talenta. Hal ini juga bisa memperkaya marketing suatu produk,” ujar Semuel, mengakhiri talkshow. Acara kemudian dilanjutkan peluncuran MILA dengan pemencetan tombol secara offline, sekaligus dilengkapi dengan peluncuran secara virtual yang dapat diikuti dengan memindai barcode. (/tt)