Tanggapi Isu ChatGPT, FISIPOL UGM Gelar Sarasehan Bertajuk Polemik ChatGPT

Yogyakarta, 10 Februari 2023─Menanggapi isu teknologi AI terutama ChatGPT yang menjadi perbincangan hangat sejak akhir 2022 lalu, FISIPOL UGM menghelat Sarasehan yang mengusung topik “Polemik ChatGPT: Bagaimana Perguruan Tinggi Harus Bersikap?” (10/02). Kegiatan melalui Zoom Meeting ini menghadirkan Trevallina Eka Putri, MlntSec. (Peneliti Senior Center for Digital Society), Agustina Kustulasari, S.Pd., M.A. (Dosen MKP FISIPOL UGM), dan Ardhana Pragota (CEO & Founder Nural). Melalui Sarasehan ini dibuka diskusi bagi civitas akademika terkait perkembangan AI dan implikasinya pada proses pedagogi dan integritas di kampus.

ChatGPT merupakan robot AI yang berbasis percakapan atau dialog. Seperti telah diketahui bahwa AI ChatGPT hadir sebagai konsekuensi dari perkembangan teknologi yang dalam prosesnya dapat diantisipasi.

“Oleh karenanya, kita perlu bersama-sama mengembangkan sebuah prosedur baru untuk bisa secara tepat menyikapi AI ChatGPT,” tutur Wawan Mas’udi dalam pembukaannya.

AI ChatGP hingga saat ini masih terus dalam tahap evolving-nya. Sehingga sangat memungkinkan bagi ChatGPT mengalami eror. Trevi menjelaskan bahwa AI seperti ini akan semakin lebih baik jika diberikan instruksi atau detail yang lebih jelas.

Errors, One true answer, hack, sourcing atau citation, dan proteksi atas privasi dan regulasi adalah concern yang layak dipertimbangkan ketika menggunakan ChatGPT ini,” tutur Trevi.

Menurut Agustina, jawaban atau informasi dari ChatGPT ini memungkinkan terjadi budaya plagiarisme dan mencontek. Sehingga penting menelusuri alasan plagiarisme dan mencontek terutama di kalangan mahasiswa yang menggunakan teknologi AI ini,

Un(der) preparations dan merasa adanya tekanan untuk menampilkan yang terbaik, menjadi dua alasan mengapa terjadi plagiarism dan mencontek,” tutur Agustina.

Menyikapi persoalan demikian, menurut Agustina perlu untuk memperkuat teaching-learning support unit, seperti Unit Inovasi Akademi (UIA) FISIPOL, dan meninjau ulang beban belajar mahasiswa.

“Selain itu, pemberian tugas dengan banyak memberikan analisis yang mengarah pada kasus terbaru dan refleksi tentang “learning how to learn” kepada mahasiswa dapat mengurangi resiko persoalan tersebut,” jelas Agustina.

Tak hanya membahas isu ChatGPT, dalam sesi kegiatan ini disampaikan sharing session tentang Fisipol Online Campus (FOCUS) UGM yang merupakan salah satu learning management system (LMS) terobosan kampus berbasis online dengan metode belajar daring. LMS ini digunakan FISIPOL sebagai media pembelajaran dan media yang memfasilitasi proses pembelajaran baik di internal FISIPOL atau eksternal (masyarakat umum). LMS ini menyediakan empat poin fasilitas yang terdiri dari 1) Penyajian materi, 2) Presensi kehadiran, 3) Penugasan, dan 4) Reporting. (/DT)