Dukung Kemandirian Ekonomi Masyarakat, Mahasiswa Fisipol KKN-PPM UGM Bersama Pemerintah Dampingi Kelembagaan UMKM

Kulon Progo, 17 Agustus 2024─Mahasiswa Fisipol UGM bersama Tim KKN-PPM Periode II Tahun 2024 Sarayu Samigaluh telah melaksanakan kegiatan pengorganisasian kelompok dan pembentukan kepengurusan UMKM di Kalurahan Banjarsari, Kapanewon Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo. Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara pelaku UMKM, Pemerintah Kalurahan Banjarsari, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kabupaten Kulon Progo, dan Tim KKN-PPM UGM Periode II Tahun 2024 Sarayu Samigaluh. 

Kegiatan pengorganisasian ini bertujuan untuk membantu para pelaku UMKM di Kalurahan Banjarsari supaya memiliki organisasi yang sistematis sehingga memudahkan pelaku UMKM untuk melakukan kerja sama baik di ruang lingkup internal maupun di eksternal Banjarsari. Kegiatan ini dibagi menjadi dua agenda utama, yaitu agenda sosialisasi dan pendamping. Agenda sosialisasi dilaksanakan pada Senin (5/8) sedangkan kegiatan pendampingan dilakukan dengan waktu yang variatif sesuai dengan koordinasi bersama pengurus kelompok. 

Kegiatan sosialisasi diisi oleh Edy Mulyono, A. Md. (Disdagin Kulon Progo), Gabriel Rio Aditya (Sekolah Vokasi), Syifa Rizqi Amalia (Fisipol), Wahid Nur Kartiko (Fisipol). Edy dan Rio menyampaikan materi mengenai pemasaran online sebagai upaya untuk membantu adaptasi UMKM di era digital. Dalam paparannya, Edy menjelaskan pentingnya pemasaran online bagi produk lokal, strategi pemasaran online, media pemasaran online, cara bijak menggunakan platform pemasaran online, hingga urgensi membangun mindset pengusaha bagi para pelaku UMKM. “Seorang pengusaha harus selalu berpikir positif, senantiasa memiliki visi yang jauh ke depan, dan fokus dalam membangun mindset pengusaha demi mencapai perkembangan usahanya,” jelasnya. 

Sesi selanjutnya disampaikan oleh Syifa dan Wahid yang masing-masing membawa materi mengenai pembentukan struktur kepengurusan kelompok UMKM dan sosialisasi AD/ART. “Kelompok UMKM yang terorganisir penting karena dapat menjadi sarana perlindungan hukum, peningkatan daya saing, serta membuka akses ke modal dan kolaborasi,” terang Syifa. 

Kegiatan dilanjutkan dengan musyawarah kepengurusan kelompok yang dilakukan secara partisipatif oleh para pelaku UMKM. Hasilnya, diperoleh struktur kepengurusan dan terbentuknya nama kelompok UMKM Banjarsari Bersemi, kependekan dari Bersama Menggapai Mimpi. Pembentukan kepengurusan disambung dengan sosialisasi mengenai urgensi dan penyusunan draft awal AD/ART. “Saya berharap dengan terbentuknya kelompok ini bisa meningkatkan perekonomian desa pada umumnya dan pendapatan perorangan para khususnya,” ungkap Erna sebagai ketua terpilih.

Tidak hanya berhenti di agenda sosialisasi saja, tetapi dilanjutkan dengan kegiatan pendampingan. Pendampingan yang dilakukan meliputi pendampingan pembentukan AD/ART, penyusunan proposal untuk pengajuan bantuan, dan penguatan kelembagaan lainnya. “Pendampingan ini sebagai kelanjutan dari sosialisasi agar materi tidak hanya berhenti pada teori saja, tetapi juga dipraktikkan, ini juga jadi mekanisme kami untuk exit strategy setidaknya ada beberapa materi yang dipraktikkan secara mandiri oleh pelaku UMKM,” jelas Wahid.

Kegiatan ini menjadi manifestasi dari tujuan pembangunan berkelanjutan poin ke-1 tanpa kemiskinan, poin ke-8 pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi; poin ke-9 industri, inovasi, dan infrastruktur; serta poin ke-17 kemitraan untuk mencapai tujuan. (/wn)