
Divisi Minat dan Bakat KAPSTRA PSdK FISIPOL UGM kembali menghadirkan Artperience 2025, sebuah ruang belajar dan apresiasi seni yang dikemas dalam bentuk workshop interaktif pada hari Rabu (4/6). Tahun ini, Artperience 2025 mengusung tema “Ruang Rupa, Riak Asa: Melukis Makna dari Jejak Budaya” yang tidak hanya menyentuh aspek artistik, tetapi juga menggugah kesadaran kolektif terhadap pentingnya pelestarian budaya lokal sebagai bagian dari identitas dan perubahan sosial. Bertempat di Joglo Embung Potorono, kegiatan ini menghadirkan pengalaman membatik bersama Artniq Batik, sebuah UMKM lokal yang aktif dalam bidang edukasi dan pelestarian batik, sekaligus sebagai simbol dari produk ekonomi kreatif yang berakar pada nilai-nilai warisan budaya.
Dengan diikuti oleh 20 peserta dan 11 panitia dari mahasiswa aktif PSdK, Artperience 2025 menjadi ruang perjumpaan antara generasi muda dan pelaku usaha kreatif, menghadirkan proses pembelajaran langsung tentang membatik sebagai seni dan medium pemberdayaan masyarakat. “Ruang Rupa” yang menjadi simbol tempat berlangsungnya workshop menggambarkan suasana kolaboratif tempat peserta berekspresi, sementara “Riak Asa” merepresentasikan harapan yang mengalir dari kegiatan ini — perlahan menyebar, namun membawa dampak yang berkelanjutan. Aktivitas ini tidak hanya membuka peluang untuk menyalurkan dan mengembangkan minat serta bakat mahasiswa dalam seni kerajinan batik, tetapi juga mempertemukan mereka secara langsung dengan pelaku UMKM, memperluas pemahaman tentang bagaimana seni dapat berperan dalam penguatan ekonomi lokal dan pelestarian budaya.
Artperience 2025 pun selaras dengan beberapa tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), di antaranya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) melalui pendekatan edukatif dan partisipatif dalam pengenalan batik; SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) melalui dukungan terhadap UMKM sebagai aktor ekonomi kreatif; serta SDG 11 (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan) melalui upaya pelestarian budaya lokal sebagai bagian dari kehidupan masyarakat perkotaan dan pedesaan. Lebih dari sekadar lokakarya, Artperience menjadi gerakan kecil yang memupuk kesadaran akan nilai budaya, memperkuat jejaring lintas sektor, dan menanamkan semangat kolaboratif untuk masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.