Yogyakarta, 6 Agustus 2025 – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada kembali menggelar PIONIR Society pada tahun 2025 sebagai ajang penyambutan mahasiswa baru atau Gadjah Mada Muda (Gamada). Tidak sekadar rangkaian kegiatan pengenalan kampus, PIONIR Society tahun ini dihadirkan sebagai ruang representatif karakter mahasiswa baru Fisipol—adaptif, kreatif, swadaya, dan inklusif.
Mengusung tema “Derap Bara Arunika: Gapai Kilau Asa, AKSI Satya Nusantara”, PIONIR Society 2025 mengajak Gamada untuk menjadi seperti arunika yang berarti fajar pagi yang menyinari diri dan lingkungan dengan semangat pasti, bergerak bersama dalam satu keluarga besar Fisipol. Nilai-nilai AKSI (Adaptif, Kreatif, Swadaya, dan Inklusif) menjadi napas utama seluruh rangkaian acara.
Menurut Ririent Wijaya selaku Koordinator Umum PIONIR Society 2025 tema tersebut tidak hanya menjadi slogan tetapi representasi nilai-nilai yang akan dilakukan dalam kegiatan sehari-hari mahasiswa Fisipol. “Gerak Bara Arunika bermakna tidak hanya jadi penerang bagi dirinya sendiri tapi juga bagi dunia dan lingkungan sekitar melalui nilai-nilai adaptif, reaktif, swadaya, dan inklusif,” ujar Ririent dalam wawancara.
Diikuti dalam sambutannya, Alfath Bagus Panuntun, Koordinator Gugus PIONIR Society 2025a, juga menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam menjaga demokrasi dan nilai kemanusiaan di tengah kemunduran demokrasi yang terjadi di Indonesia. “Kita di FISIPOL UGM baiknya turut berkontribusi dalam memperbaiki keadaan demokrasi. Kampus bukanlah sebatas tempat mengajarkan akal dan pikiran, tapi juga menajamkan nilai-nilai empati dan moralitas. Kita harus menjadi generasi pembaharu yang memperjuangkan masa depan Indonesia,” tegas Alfath dalam sambutannya.
Rangkaian kegiatan dibuka dengan upacara resmi, sambutan-sambutan, dan penyerahan tumbler kepada enam perwakilan Gamada. Hari pertama juga diwarnai dengan talkshow bertajuk “Gema Suara: Dari Fisipol untuk Ibu Pertiwi” menghadirkan penulis dan alumni HI, Okky Madasari, serta Dirjen Dukcapil sekaligus alumni DPP, Teguh Setya Budi, membahas isu kemunduran demokrasi dari perspektif keilmuan masing-masing.
Selain itu, ada sesi kelas, Focus Group Discussion, dan Game Based Learning yang mengenalkan fasilitas akademik dan non-akademik kampus. Kegiatan Jelajah Fisipol membawa Gamada menjelajahi berbagai unit pendukung seperti Sansiro, Taman Pintar, hingga Fisipoint melalui pos-pos permainan interaktif. Malam harinya, Parade Lembaga memeriahkan suasana dengan penampilan kreatif dari berbagai UKMF dan organisasi mahasiswa.
Tahun ini, PIONIR Society menghadirkan terobosan baru, seperti Parade Lembaga sebagai ruang unjuk diri organisasi, Formasi AKSI yang membentuk logo Society, serta Kartu Merah sebagai simbol perlawanan terhadap kemunduran demokrasi. Nuansa atribut yang menyerupai demonstrasi—pakaian hitam dan atribut cakracita berwarna sesuai departemen—menambah kekuatan simbolik acara ini.
Hal ini sejalan dengan komitmen Fisipol sebagai kampus yang tidak hanya menjadi pusat keilmuan tetapi juga kekuatas sosial yang transformatif. “FISIPOL UGM adalah kampus yang menjadi pusat rujukan keilmuan dan transformasi sosial. Kami berkomitmen memperjuangkan dan membela inklusi sosial, serta mengadaptasi nilai-nilai global seperti kosmopolitanisme untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks,” ungkap Menurut Dr. Wawan Mas’udi, Dekan FISIPOL UGM, dalam sambutannya.
Dengan semangat adaptif, kreatif, swadaya, dan inklusif yang tertanam dalam setiap rangkaian kegiatannya, PIONIR Society 2025 menjadi titik awal perjalanan Gadjah Mada Muda Fisipol untuk tumbuh sebagai pribadi yang kritis, peduli, dan berdaya guna bagi masyarakat. Melalui pendidikan dasar seperti pengenalan lingkungan kampus, penanaman nilai demokrasi, dan dorongan untuk berkontribusi, PIONIR Society juga menegaskan komitmen FISIPOL UGM dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 4 Pendidikan Berkualitas.