Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada melalui Institute of International Studies (IIS), bekerja sama dengan Essex University, Inggris, menyelenggarakan Networking Conference on Climate Geopolitics and Sustainable Mining Governance pada Rabu (3/9) di Ruang Sidang Dekanat FISIPOL UGM.
Konferensi internasional yang digelar selama dua hari, 3–4 September 2025, ini menghadirkan sekitar 12 akademisi dan praktisi dari berbagai negara, termasuk Inggris, Australia, dan Afrika Selatan. Para peserta terlibat dalam diskusi intensif mengenai tata kelola pertambangan berkelanjutan di tengah dinamika geopolitik iklim global.
Hari pertama konferensi diisi dengan empat rangkaian diskusi. Sesi I membahas Geopolitical Shifts, Mineral Resources Trade, and Diplomacy yang dipimpin oleh Dr. Luqman Hakim. Sesi II berlanjut pada topik Environmental Risk Assessment and Sustainable Mining Governance bersama Prof. Poppy S. Winanti. Diskusi kemudian diteruskan dengan Sesi III mengenai Governance of Natural Resources and the Unequal Distribution of Mining-Related Risks bersama Dr. Alexandra Hennessy. Hari pertama ditutup dengan Sesi IV berupa presentasi virtual dari Dr. Patrick Schroeder (Chatham House) dan Dr. Godswill Agbaitoro (University of Essex) yang dipandu oleh Prof. Poppy S. Winanti.
Konferensi akan berlanjut pada Kamis (4/9) dengan agenda utama Green Energy Investments and Mineral Resource Partnerships. Sesi ini diharapkan dapat merumuskan langkah-langkah tindak lanjut yang tidak hanya memperkuat kerja sama akademik, tetapi juga memberikan rekomendasi kebijakan untuk tata kelola pertambangan yang lebih berkelanjutan.
Melalui tema yang diangkat, kegiatan ini sejalan dengan upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau), SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), serta SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim). Konferensi ini diharapkan dapat menjadi ruang kolaborasi global yang mendorong pemanfaatan sumber daya mineral secara adil, ramah lingkungan, dan mendukung transisi energi hijau.