Dalam kesempatan ini, Walid, dkk beserta kelimabelas temannya berhasil membawa pulang juara 2 dalam ajang bergangsi Sabah International Folklore Festival yang diadakan di Sabah, Malaysia. Acara ini diselenggaran selama tanggal 6 Juni 2014 hingga 17 Juni 2014. Walid A Dalimunte (Managemen Kebijakan Publik), Annisa Yunas (Managemen Kebijakan Publik), Garin Putra (Ilmu Komunikasi), Hidayatmi (Ilmu Komunikasi), Hanifa Eka (Ilmu Komunikasi), Asprilla Riza (Ilmu Komunikasi) dan Vetty (Hubungan Internasional) merupakan tujuah orang anggota tim Tarian Aceh dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Kelompok tari ini bernama SAKA (Sanggar Kesenian Aceh) UGM. Anggota SAKA yang berjumlah 16 orang ini tidak hanya berasal dari Fisipol juga melainkan juga dari berbagai fakultas dantaranya Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, Fakultas Matematika dan IPA, Fakultas Teknik dan Sekolah Vokasi.
Acara ini berlangsung selama 12 hari di Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia. Ajang tari internasional ini diikuti oleh 11 negara di dunia diantaranya Indonesia, Malaysia, Bangladesh. Filipina, Kazakstan, Korea Selatan, Ghana, Rusia, India, Srilanka dan Mesir. Setiap harinya, kesebelas perwakilan negara ini menarikan tarian berbeda pada saat opening, parade tari, pameran hingga pada saat perlombaan. Kelompok tari yang terbentuk sejak tahun 2010 ini menampilkan lima buah tarian aceh diantaranya Bungung Jaro, Ranup Plampuan, Pukat, Liko Pulo dan Rampo. “Walaupun acara dilakukan selama 12 hari tetapi kami menari untuk perlombaan hanay 2 hari yakni tanggal 14 Juni 2014 dan 15 Juni 2014”, kata Walid salah satu anggota SAKA Jurusan Managemen Kebijakan Publik, 2011.
Sebelum terpilih menjadi delegasi Indonesia untuk tampil di Sabah International Folklore Festival, terlebih dahulu SAKA mengikuti audisi bersama 9 sanggar yang lain dari berbagai universitas dan komunitas tari. Setelah proses penjurian maka terpilihlah SAKA dari UGM untuk menjadi wakil Indonesia menuju ajang tari global tersebut. Juara pertama dalam ajang ini diperoleh Kazakstan, juara kedua Indonesia, juara ketiga Bangladesh dan disusul kemudian harapan satu oleh Filipina. Tidak hanya kali ini saja SAKA bertandang ke luar negeri untuk menari. Berbagai perlombaan internasional telah mereka lalui diantaranya Nepal International Folklore Festival dan memperoleh penghargaan sebagai The Best Dance Performance (2014), Indonesian Art Festifal dan menjadi The Most Favourite (2013), dan India International Dance Festival berjudul Udbhavutsav (2012). “Kami memilih tarian Aceh karena tarian ini merupakan tarian Indonesia yang di list oleh UNESCO”, tandas Walid A Dalimunte. OPRC.