Kamis (30/4) siang, Sospol’s Alumni and Career Engagement (Space) UGM menyelenggarakan talkshow. Talkshow tersebut berjudul ‘Serunya Magang: 6 Jurusan 6 Cerita 6 Inspirasi’. Acara itu berlangsung di ruang BA 207 dan menghadirkan enam mahasiswa dari masing-masing jurusan di Fisipol sebagai pembicara. Keenamnya yakni, Aryo Harprayudi (MKP,2010), Stevani Setiawan (HI,2011), Ramadhan Rizki Saputra (JPP,2010), Dianty Widyowati N (PSDK, 2011), Anindita Lintang P (KOM,2011) dan Hamada Adzani M (SOS,2011). Acara ini diselenggarakan dalam rangka menarik minat mahasiswa supaya tertarik untuk mengikuti program-program magang baik di instansi publik maupun perusahaan swasta yang ternyata selama ini belum banyak diikuti mahasiswa Fisipol.
Acara dimulai dengan presentasi dari Aryo mahasiswa MKP 2010 yang pernah magang di British Petroleum (BP) dan ditempatkan untuk area Teluk Bintuni. Menurutnya, magang memberikan pengalaman berbeda dibanding ketika kuliah. Selain itu, menurut Aryo, proses magang memberi dirinya pengetahuan praktis. Ia mencontohkan ketika bergabung sebagai tim sosial dalam proses pembuatan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) yang belum pernah ia dapat ketika kuliah. Selain pengalaman ini, proses magang ternyata memberikan dia kesempatan untuk lebih cepat mengerjakan skripsi karena tema skripsinya berdasarkan pengalaman dia magang. “Proses magang ini ternyata setelah selesai membantu saya untuk mengerjakan skripsi. Lantaran tema skripsi yang saya ambil berdasarkan pengalaman saya selama magang di BP. Hal itu berakibat pada proses pengerjaan skripsi yang cepat hanya sekitar tiga bulan,” tutur pria yang akan diwisuda awal Mei mendatang.
Berbeda dengan Aryo, Stevani merasa pengalaman magang memberikan dirinya untuk mau belajar lebih lagi selain dari latarbelakang selama kuliah di Jurusan Hubungan Internasional. Hal itu karena ketika magang dirinya ditempatkan di bagian Human Resources Development (HRD) spesialis rekruitmen. Akibat dari penempatan pada posisi tersebut, menurut perempuan yang magang di Toyota Daihatsu ini dirinya harus belajar tentang manajemen branding yang selama kuliah tidak pernah didapatkan.
Sementara itu, menurut Lintang, proses magang memberi pengalaman bekerja secara nyata lewat pengalaman-pengalaman lembur dan harus pulang larut pagi. Walaupun ia magang di sebuah agensi iklan yang notabene punya beberapa kemiripan dengan bidang yang ia pelajari, ternyata ilmu yang di dapat ketika kuliah tidak semuanya bisa diterapkan dalam dunia kerja. “Dari pengalaman saya ketika magang di Ogilvy and Mather, pengetahuan yang di dapat misalnya ketika membuat skrip iklan, ternyata berbeda dengan yang selama ini saya bikin untuk tugas kuliah”, ungkap perempuan berambut keriting ini. Hasilnya ia sempat mendapat teguran dari bos karena salah dalam membuat skrip iklan.
Berbeda dengan tiga sebelumnya, Dianty memiliki pengalaman magang di dua jenis pekerjaan yang berbeda. Mahasiswa Jurusan PSDK ini pernah menjadi reporter magang di The Jakarta Post dan menjadi staf HRD di Siam Cement Bangkok selama dua bulan di Bangkok, Thailand. Menurut juara mahasiswa perprestasi UGM 2014 tersebut, magang di kantor berita memiliki pengalaman yang berbeda dengan ketika magang di kantor Siam Cement Bangkok. Perbedaanya terletak pada kemampuan khusus yang harus dimiliki sebelum bisa magang di sana ketika magang di The Jakarta Post dibanding dengan Siam Cement Bangkok. “Jika teman-teman ingin magang di kantor berita seperti The Jakarta Post, pastikan teman-teman punya kemampuan minimal dalam menulis berita dan tahu jenis-jenis berita”, ungkap Dianty.
Di sisi yang lain, cerita dari Hamada lebih menyoroti pada persoalan pentingnya belajar konsep-konsep di kampus sebelum terjun ke dunia kerja. Ia sempat mengungkapkan, ada tiga mata kuliah yang sangat membantu dirinya ketika ia magang di ARTJOG dan YOUSURE. “Mata kuliah seperti Sejarah Sosial Politik, Ilmu Sosial Dasar dan Pengatar Ilmu Politik mampu membantu saya misalnya dalam berinteraksi dengan akademisi-akademisi, aktivisi NGO dan seniman ketika magang di kedua tempat tersebut. Minimal untuk tahu masalah dan fenomena sosial”, tutur mahasiswi Jurusan Sosiologi 2011 ini.
Mengamini pendapat Hamada, menurut Ramadhan, pengalamannya magang di LAPOR (Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat) sangat dibantu dengan kuliah-kuliah yang selama ini ia dapatkan. Ia mencontohkan kuliah seperti Pelayanan Publik di Jurusan Politik dan Pemerintahan sangat membantu menjadi landasan dalam memahami kinerja di kantor LAPOR yang berada di bawah pengawasan Staff Kepresidenan. (D-OPRC)