Siang (21/4) Fisipol UGM kedatangan salah satu alumni terbaiknya. Beliau adalah Drs. Mohammad Najib, M.Si yang merupakan Alumni Departemen Politik dan Pemerintahan 1985 yang kini tengah menjalankan tugas sebagai Ketua Bawaslu DIY. Dengan tajuk Dua Jam Lebih Dekat dengan Bawaslu DIY, sebanyak 30 peserta hadir dalam acara One Week One Alumni.
Pada awal sesi sharing Najib bercerita bahwa peran yang dijalaninya sekarang merupakan bentuk aplikatif dari materi perkuliahan. Keterampilan beliau dalam menulis, dirasakan manfaatnya saat pertama kali ia mengirimkan artikel pertama ke media massa cetak dan langsung dimuat.
“Sebagai bentuk aktualisasi diri dan lumayan nambah uang saku. Keterampilan menulis dan kapasitas keilmuan tersebut juga saya pakai untuk menulis tulis tiga proposal program sekaligus ke Funding Agency, dua diantaranya diterima dan menjadi pintu masuk saya untuk berkarier di dunia lembaga swadaya masyarakat dan kemudian dipercaya menjadi pengelola program kajian dan penerbitan,” ujar Najib.
Pengetahuan yang diterima, diakui Najib sangat terkait dengan jurusan beserta materi kuliah yang diajarkan terutama dengan profesi sebagai penyelenggara pemilu maupun saat aktif berkarir di lembaga swadaya masyarakat (LSM). Pemahaman isu demokrasi, kebijakan publik dan pemahaman tentang manajemen proyek sangat membantu saat penulisan proposal proyek di LSM. Kemudian ketika akhirnya memilih berkarir di KPU dan Bawaslu, materi tertulisnya sebagian besar merupakan materi yang diterima Najib saat kuliah.
Najib bercerita bahwa untuk berkiprah di dunia LSM dibutuhkan kapasitas, integritas dan profesionalitas. Dalam perjalanan karirnya, Najib pertama kali dipercaya sebagai pengelola program. Pertama kali, aktif dalam forum LSM Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai koordinator divisi publikasi dan dokumentasi dan sekretaris dewan pengurus (menjabat dua periode). Terkait posisi tersebut, Najib berperan penting dalam penyusunan proposal program atau proye serta aktif dalam kerja jaringan LSM dan berkiprah dalam berbagai aktivitas pemberdayaan masyarakat dan penguatan masyarakat sipil.
Setelah cukup berkarir di LSM, Najib kemudian memutuskan untuk melanjutkan karirnya di komisi pemilihan umum (KPU). Beliau mendaftar dan diterima sebagai komisioner periode 2003-2008 di KPU provinsi, dimana KPU provinsi baru pertama kali terbentuk pasca reformasi. Setelah masa periode tersebut, Najib terpilih lagi untuk periode kedua pada tahun 2008-2013. Peran Najib dalam KPU, dominan dalam bidang sosialisasi dan pendidikan pemilih. Bahkan karena dampak yang dihasilkan oleh program yang dipegang Najib, metode sosialisasi KPU DIY menjadi contoh kemajuan bidang sosialisasi dan pendidikan pemilih KPU Provinsi se Indonesia. Keterlibatan Najib tidak hanya sampai disitu, beliau juga aktif menjadi fasilitator bridge (building resources in democracy, governance and elections) dan mendapatkan peringkat accrediting facilitator.
Kemudian pada tahun 2012, Daerah Istimewa Yogyakarta membentuk Bawaslu dan Najib mendaftar kemudian terpilih sebagai komisioner/posisi sebagai ketua (periode 2012-2017). Beliau menjadi komisioner bawaslu provinsi yang juga berpengaruh di tingkat nasional seperti sebagai narasumber nasional, Tim 7, Tim 9, dan Tim Perumus Materi Sosialisasi.
Tak hanya sampai disitu, Najib juga aktif mengajar. Menurut beliau mengajar adalah salah satu cara mengabdi untuk terus belajar. Dalam catatan beliau aktif sebagai dosen luar biasa mata kuliah pemilu pada Departemen Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM (2007 hingga sekarang), dosen luar biasa mata kuliah organisasi dan birokrasi pemilu pada S2 Ilmu Politik Konsentrasi Tata Kelola Pemilu Fisipol UGM (2016 sampai sekarang) dan dosen luar biasa mata kuliah Pendidikan Pancasila pada Fakultas Bisnis dan TI Universitas Teknologi Yogyakarta sejak tahun 2016 hingga saat ini.
Berdasar pengalaman Najib dalam bidang yang telah dijalaninya, ia menyampaikan bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh mahasiswa, sebagai berikut:
-
Pengembangan kapasitas, integritas dan profesionalitas dengan meningkatkan jam terbang dan mengasah pengalaman.
-
Aktif berorganisasi dan bermasyarakat sebagai bentuk pelatihan agar siap menghadapi realitas dunia kerja.
- Pelihara komunikasi dengan para senior yang sudah memiliki posisi penting di berbagai lembaga publik.
(/dbr)