Dalam rangka sosialisasi informasi dan pemahaman terkait kebijakan ekonomi dan APBN Indonesia terkini, Jumat (25/8) Fisipol UGM dan Kementerian Keuangan menggelar public lecture dengan tema Kondisi Ekonomi dan Kebijakan Fiskal Terkini. Hadir sebagai pembicara yaitu Taufan P. Kurnianto (Kepala Subbidang Komunikasi dan Informasi Investor) dan Bagus Handoko (Staff Divisi Analisis Ekonomi dan Hubungan Investor).
Menghadapi tahun 2017 yang masih dihadapkan oleh potensi risiko global, pemerintah meresponnya melalui penetapan kebijakan fiskal yang kredibel, efisien dan efektif, serta berkesinambungan. Kebijakan fiskal yang tertuang dalam APBN 2017 tersebut dibingkai oleh asumsi kerangka makro yang yang telah disepakati oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) dan Pemerintah.
“Kesepakatan asumsi makro tersebut tidak lepas dari adanya pengaruh dari faktor eksternal dan faktor internal. Dari faktor eksternal, kondisi perekonomian dunia masih belum stabil, baik dari sisi perminataan (demand) yang masih lemah, maupun harga komoditas yang rendah. Selain itu, economic reblancing dari negeri Tiongkok juga berimbas pada kondisi ekonomi seluruh dunia, termasuk Indonesia. Terakhir, kebijakan ekonomi negara-negara maju seperti Amerika Serikat juga memiliki dampak kepada Indonesia,” ungkap Agus Handoko.
Dari sisi internal sendiri, pertumbuhan ekonomi diharapkan mampu didorong oleh belanja infrastruktur pemerintah dalam rangka menguatkan sektor produktif sebagai penggerak pertumbuhan perekonomian. Tidak hanya itu, sebanyak empat belas paket kebijakan yang telah diluncurkan pemerintah diharapkan dapat mendorong investasi yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas ekonomi makro.
Kabar baiknya adalah Indonesia tercatat memiliki rata-rata pertumbuhan masih lebih baik dibandingkan dengan negara-negara lainnya selama kurun waktu 2006-2015. Sementara itu, sampai dengan kuartal 3 tahun 2016, Indonesia memiliki capaian pertumbuhan ekonomi yang cukup baik sebesar 5,02%.
Selain optimis terhadap pertumbuhan ekonomi, kesehatan fundamental ekonomi Indonesia dapat terjaga dengan baik. Hal tersebut terlihat dari indikator ekonomi 2016 yang menunjukkan hasil yang baik, seperti inflasi yang masih terkendali pada angka 3,02%, apresiasi nilai tukar Rupiah sebesar 2,6% dan pertumbuhan IHSG sebesar 15,3%.
Selain itu, nilai investasi langsung yang berasal dari luar negeri (FDI) maupun dari dalam negeri juga menunjukkan angka yang terus meningkat. Terakhir, pergerakan neraca pembayaran tahun 2016 terpantau surplus dengan defisit transaksi berjalan yang terjaga dan nilai cadangan devisa yang memadai.
“Arah kebijakan fiskal pemerintah di tahun 2017 yang akan datang yang berfokus pada pemantapan untuk meningkatkan daya saing ekonomi dan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berkeadilan, melalui upaya mewujudkan APBN yang lebih realistis, kredibel dan berkelanjutan. Upaya-upaya tersebut diantaranya meliputi optimalisasi pendapatan, penguatan kualitas belanja, pengendalian resiko hutang pemerintah, perbaikan perimbangan keuangan pusat-daerah, peningkatan anggaran infrastruktur kebijakan ekspansif yang terarah, terukur, dan menjaga keberlanjutan fiskal,” ujar Taufan P. Kurnianto.