Bertempat di Auditorium Lantai 4 Gedung BB Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada (UGM), gelaran the 5th Annual Conference on the Muslim World dilaksanakan. Setelah sukses diadakan di Paris, Maroko, Turki, dan Filipina tahun-tahun sebelumnya, kini UGM mendapat gilirannya untuk menjadi tuan rumah acara tahunan tersebut.
The 5th Annual Conference on the Muslim World merupakan hasil kerja sama antara Institute of International Studies (IIS) FISIPOL UGM, Departemen Ilmu Hubungan Internasional FISIPOL UGM, dengan The Institute for Religion, Politics, and Culture (Program in Islamic, Turkish, and Near-Eastern Studies) Washington College dan Creative Learning, sebuah organisasi berbasis non-profit dari Washington DC. Dengan ‘Muslim World’ sebagai tema tetap tahunannya, pada tahun kelima ‘Islam and Democracy’ didaulat menjadi tema khusus. Topik demokrasi dipilih bukan tanpa alasan, antara Islam dan demokrasi seringkali dibayangkan sebagai dua entitas yang saling bertolak belakang. Hal ini menjadikan topik ini menarik untuk diteliti seiring dengan perlunya mempertanyakan kembali relasi antara keduanya. Selain itu, Indonesia sebagai tuan rumah juga merupakan tempat yang dirasa cocok untuk melihat fenomena tersebut lebih jauh. Hal ini mengingat Indonesia merupakan negara demokrasi dengan penduduk muslim terbanyak di dunia.
Kegiatan ini sendiri memiliki tujuan untuk memberikan wadah guna memperdalam diskusi terkait topik-topik dalam studi dunia Islam dan demokrasi dengan semangat pembelajaran dan pemberian pemahaman. Dalam pelaksanaannya, konferensi akan terbagi dalam enam panel dengan sub topik yang lebih spesifik yaitu: 1) The Dark Side of Democracy; 2) Islam and Politics; 3) Muslim as Minorities; 4) Islam and Politics of Identity; 5) Democracy and Ideology; 6) Democratic Consolidation. Dalam panel-panel tersebut, peserta konferensi mendapat kesempatan untuk memaparkan karya tulis mereka untuk selanjutnya didiskusikan bersama dengan peserta lain yang hadir. Selain itu, di dalam seminar ini juga dibuka roundtable discussion mengenai kesempatan untuk belajar di Amerika Serikat dan Inggris.
Dibuka pada Senin (18/9/2017), konferensi ini akan berlangsung hingga Rabu (20/9). Pada pembukaannya, Yunizar Adiputera selaku host membuka konferensi. Setelahnya, Dr. Mochtar Mas’oed dari Universitas Gadjah Mada memberikan opening remarksnya. Salah satu hal yang ia bahas dalam sambutannya adalah mengenai kemunculan agenda-agenda Islamis serta partai politik Islam di Indonesia. Sambutan setelahnya diberikan oleh Dr. Muqtedar Khan dari University of Delaware yang memulainya dengan latar belakang konferensi. Ia juga menyatakan bahwa konferensi ini merupakan kesempatan yang amat baik untuk mahasiswa, baik sarja dan pascasarjana, untuk berbagi pengetahuan dan ide-ide mereka terkait topik yang diberikan. Selain itu, institusi pendidikan yang menaungi dapat pula menjadikan ini sebagai kesempatan untuk menemukan potensi-potensi akademik pada diri mahasiswanya. Sambutan yang terakhir disampaikan oleh Dr. Joseph Prud’homme dari Washington College yang menekankan pentingnya untuk melakukan pertemuan akademis seperti ini yang dihadiri oleh berbagai macam pihak untuk membagi ide-ide dan common ground yang dimiliki. Segera setelahnya, panel-panel diskusi dimulai. Lebih lanjut keynote speech konferensi disampaikan oleh Professor Muqtedar Khan yang bertajuk Islam and Democracy After the Arab Spring: Political and Theological Trends ketika gala dinner berlangsung malam harinya.
Para presenter karya tulis sendiri terdiri dari mahasiswa, baik sarjana maupun pascasarjana, dan akademisi dari berbagai negara seperti Indonesia, Filipina, Singapura, dan Amerika Serikat. Dengan keragaman latar belakang, konferensi diharap berjalan tidak hanya untuk pertukaran pandangan mengenai isu lintas agama dan budaya, namun juga lintas generasi, mengingat kekayaan perspektif yang tersedia dari masing-masing peserta. Di luar peserta yang mempresentasikan karyanya, kegiatan ini dibuka untuk umum dan mendapatkan antusiasme yang cukup tinggi. Dimana setidaknya terdapat 200 orang yang mendaftarkan diri untuk mengikuti konferensi ini. (/fkm)