Perhelatan wirausaha sosial akbar, Sociopreneur Muda Indonesia (SOPREMA) 2017 kembali digelar. Setelah sukses diadakan tahun sebelumnya, gelaran yang diinisiasi oleh Youth Studies Center (YouSure) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM yang bekerjasama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) ini digelar pada Selasa-Kamis (10-12/10) mendatang. SOPREMA sendiri merupakan sebuah ajang kompetisi yang ditujukan untuk pemuda dalam membuat proposal usaha yang mempunyai dampak pada pemberdayaan masyarakat atau yang dikenal dengan sociopreneur. Pada kali keduanya, SOPREMA 2017 memiliki dua kategori kompetisi, yaitu Kick-Off untuk usaha yang memiliki usia kurang dari satu tahun dan kategori Start-Up yang memiliki usaha satu hingga tiga tahun. Masing-masing diambil 40 tim untuk kategori start-up dan 50 tim untuk kick-off untuk berlaga di tahap semifinal. Dilaksanakan di Kampus Fisipol Bulaksumur dan Grha Sabha Pramana UGM, kegiatan ini juga mencakup expo, workshop, coaching clinic, seminar, win the challenge, dan field trip sebagai rangkaian acara.
Pelaksanaan acara ini juga tidak terlepas dari andil besar Kemenpora. Dari Drs. Ponijan, M.Pd selaku Asisten Deputi Kewirausahaan Kemenpora Republik Indonesia, disebutkan bahwa Kemenpora berharap akan lahir generasi wirausaha muda yang mempunyai kesadaran, motivasi, serta keterampilan berwirausaha sembari meningkatkan kepekaan terhadap masalah-masalah sosial yang ada di sekitarnya melalui kegiatan ini. “Sociopreneur menjadi ujung tombak mengidentifikasi masalah sosial dan menjadi solusi. SOPREMA menjadi wadah pembentukan pemuda sebagai generasi petarung masa depan. Harapannya generasi ini memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungannya karena hanya orang-orang yang memiliki jiwa seperti inilah yang akan menjadi pemimpin,” ungkap Drs. Ponijan, Asisten Deputi Kewirausahaan Kemenpora RI. Selain itu, beliau juga menekankan perlunya kolaborasi dari pemerintah dan institusi lain di berbagai level guna menjamin keberlangsungan pertumbuhan sociopreneur di Indonesia.
Universitas Gadjah Mada juga menunjukkan antusiasmenya terhadap kegiatan ini. Hal ini ditunjukkan melalui Dr. Suharyadi yang mengatakan bahwa Kampus Kerakyatan turut mendukung kegiatan sociopreneurship. “Dukungan ini ada dalam bentuk hibah,” ujar Direktur Kemahasiswaan UGM ini. Suharyadi juga mengapresiasi keberagaman asal dan domisili peserta SOPREMA 2017, “Luar biasa bila tiap peserta bisa menjadi pioneer dan kemudian dapat membangun daerahnya masing-masing.” Lebih lanjut, menurut beliau hal ini selaras dengan adanya bonus demografi yang akan dialami oleh Indonesia hingga tahun 2035. Yang dapat menjadi sebuah keuntungan besar bagi Indonesia bila dimanfaatkan dengan baik.
“Tahun ini, sebaran peserta semakin luas dimana terdapat wakil dari 29 provinsi di Indonesia pada SOPREMA kali ini,” kata Dr. Hempri Suyatna, M.Si yang bertindak sebagai Direktur Pelaksana SOPREMA 2017. Beberapa peserta yang berpartisipasi pada kompetisi tahun lalu, kembali diundang dalam kategori start-up. Banyak dari tim tahun lalu mengalami perkembangan dan keberlangsungan yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa usaha sociopreneur mereka tidak berhenti ketika acara selesai. Fisipol sebagai penyelenggara kemudian memainkan peran penting dalam hal tersebut. “Diharapkan Fisipol UGM dapat bertindak sebagai center of excellence sociopreneur di Indonesia,” ujar Hempri. Hal senada juga diharapkan oleh Dr. Wawan Mas’udi selaku Wakil Dekan 1 Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fisipol UGM terkait peran Fisipol dalam ranah sociopreneur. “Revolusi sociopreneur muda di Indonesia, dimulai di Fisipol,” ungkapnya.
Lebih lanjut, salah satu inovasi SOPREMA 2017, yaitu Win the Challenge menjadi salah satu andalan SOPREMA tahun ini. “Dalam Win the Challange, sepuluh peserta start-up yang masuk final akan dipertemukan dengan para investor,” ungkap Hempri Suyatna. Melalui kesempatan ini, peserta diharapkan akan mendapatkan investasi finansial maupun non-finansial berupa modal fisik ataupun bimbingan non-fisik yang bermanfaat bagi pelaksanaan usahanya. Aspek yang ditekankan pada kegiatan ini sendiri adalah visi yang matang dan terencana untuk keberlanjutan bisnis di masa mendatang. “Win the Challenge kemudian yang membuat SOPREMA berbeda dengan kompetisi sociopreneur lain,” pungkas Hempri Suyatna.