Selasar Barat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM), pada Kamis (9/11) mendadak bernuansa Asia Timur. Dengan berbagai tulisan berkasara Mandarin, Hangeul, serta Kanji ataupun hiasan gantung berbentuk pernak-pernik oriental dilengkapi dengan alunan musik dari Asia Timur, Center for East Asian Research and Studies (CEARS) Fisipol UGM membawa atmosfir Cina, Jepang, dan Korea ke Fisipol melalui East Asian Festival (EAF) 2017.
Memiliki tema besar bertajuk “Journey to the Past”, EAF kali ini mengambil bahasan terkait kerajaan-kerajaan besar yang ada di Asia Timur. Hal ini terepresentasi dari stan-stan khusus yang disediakan oleh EAF yang membahas secara detail tiap-tiap negara di Asia Timur. Misalnya saja, stan Jepang yang menggambarkan Kerajaan Jepang dalam pembabakan waktu era Restorasi Meiji. Dalam stan ini, selain pengunjung dapat menuliskan pengharapannya, juga terdapat berbagai permainan tradisional seperti Kendama (cup-and-ball game) hingga buku-buku keluaran penulis kenamaan Jepang seperti Norwegian Woods milik Haruki Murakami dan Naomi oleh Junichiro Tanizaki.
Lain Jepang, lain pula stan Cina. Pada stan ini, pengunjung diajak untuk merasakan kehidupan Cina zaman dulu. Tentang bagaimana mereka hidup, bekerja, bermain, hingga tren gaya berbusana dan lain-lain. Dalam stan ini juga terdapat pemutaran film kolosal Jet Lee, buku serta brosur mengenai Cina dan Taiwan, dan gulungan kertas fortune telling yang dapat secara cuma-cuma diambil oleh pengunjung. Sedangkan di stan Korea, terdapat scrapbook yang menceritakan kerajaan dan dinasti yang ada di Korea. Berbagai album musik Korean-pop (K-Pop) dari berbagai artis Korea ternama juga turut dipajang. Dalam stan-stan ini juga disewakan baju tradisional dari masing-masing negara dengan harga yang relatif murah. “Selain baju, kami juga menyediakan banyak photobooth yang bisa digunakan untuk foto dengan baju-baju tersebut,” ungkap Farid, mahasiswa Hubungan Internasional 2016 yang merupakan panitia EAF 2017. Lebih lanjut, juga terdapat stan-stan makanan dan minuman khas Asia Timur seperti takoyaki, kimbap, dan penganan Korea yang memperkaya atmosfir Asia Timur di EAF 2017.
EAF 2017 juga mengundang berbagai bintang tamu yang turut meramaikan jalannya festival. Live accoustic dari Forum Musik Fisipol (FMF) menjadi pembuka dari deretan bintang tamu acara ini. Selain itu juga terdapat Dance of International Relations (DIRA) dan penampilan costume player (cosplay) Amanogawa. Pertunjukkan tradisional Korea diwakili oleh tarian Talchum atau tarian Korea yang dilakukan oleh sekelompok penampil dengan menggunakan topeng dan kostum yang dibawakan oleh kelompok tari dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM. Sebagai penutup, tim cover dance dari kelompok Shining St@r menarikan beberapa tarian modern dengan ciamik.
Menjadi program kerja tahunan CEARS yang paling besar, EAF menjadi kegiatan yang ditunggu-tunggu, tidak hanya bagi anggota CEARS tetapi juga masyarakat Fisipol secara umum. “Menurut saya, materi acara EAF 2017 sangat seimbang. Fun-nya dapet, tapi substansinya dapet juga,” ujar Grace yang juga merupakan panitia EAF 2017. Apresiasi juga disampaikan oleh pengunjung EAF 2017. “Acaranya bagus. Ditunggu buat EAF tahun depan!” puji Gde, salah seorang pengunjung EAF 2017.
Karena istimewanya acara tahunan ini, jangan sampai melewatkan East Asian Festival, ya! (/fkm)