Dalam rangka merayakan hari lahirnya yang ke-62, Fisipol UGM akan mengadakan Internasional Seminar on Social and Political Sciences (ISSOCP). Tema besar yang akan diangkat adalah “Trust-building in Digital Revolution” (Membangun Kepercayaan dalam Revolusi Digital). Ketua Dies Natalis Fisipol tahun ini I Gusti Ngurah Putra mengatakan bahwa seminar ini adalah tradisi tahunan untuk mempertemukan para ilmuwan. “Yang akan ditonjolkan dari Dies (Natalis) tahun ini adalah seminar. Oleh karena itu, panitia tahun ini, dari Departemen Komunikasi, berusaha untuk merintis suatu tradisi baru, yaitu seminar internasional,” ujar Ngurah. Acara ini memang merupakan suatu terobosan baru setelah pada tahun-tahun sebelumnya seminar selalu dilaksanakan pada tingkat nasional.
ISSOCP akan diadakan pada 23-24 November 2017 di Hotel University Club UGM. Koordinator ISSOCP Rahayu mengatakan bahwa seminar ini akan menghadirkan sejumlah akademisi dan praktisi yang telah berkiprah di ranah internasional. “Seminar ini akan dibagi menjadi dua bagian. Di hari pertama bentuknya panel. Akan ada enam pembicara, yang pertama Profesor Doktor Pratikno, bapak menteri kita. Beliau kami pilih karena sedang mengemban amanah sebagai menteri sekretaris negara yang punya peran cukup vital, terutama karena permasalahan trust-building ini berkenaan dengan pemerintahan juga,” kata Rahayu.
Dua pembicara dari mancanegara, sejarawan dan sosiolog Steven Leigh Miller dan Cherian George, masing-masing akan membahas tentang ketertarikan masyarakat Indonesia terhadap post-truth dari pada truth, serta hate spin yang diperburuk oleh media. Tiga pembicara lainnya adalah Dr. Kuskridho Ambardi, M.A. (Ketua Departemen Ilmu Komunikasi), Armand Hartono (PT. Bank Central Asia Tbk.), serta Karaniya Dharmaputra (PT. Bareksa Portal Investasi). Masing-masing akan berbicara tentang citizen journalism, trust-building dalam perbankan, dan jurnalisme online.
Seminar internasional akan memberikan ruang juga bagi 82 karya ilmiah untuk dipresentasikan. “Paper-paper ini akan membahas berbagai isu trust-building di ranah pemerintahan, post-truth, radikalisme, hoax dan hate speech, public relations, dan sebagainya,” ungkap Rahayu.
Presentasi ini tidak hanya akan diikuti oleh peserta dari Fisipol dan UGM saja, melainkan juga dari 12 kota lain dan dari luar negeri. Dari segi komposisi status peserta, Rahayu menerangkan bahwa 60% presenter adalah mahasiswa S2 dan S3 yang akan mempresentasikan tesis dan disertasi mereka. 30% lainnya dosen, dan 10% peneliti. Di akhir seminar, akan dibentuk policy brief bagi pihak-pihak terkait dari riset-riset yang dipamerkan beserta seminar.
ISSOCP akan didahului oleh Research Days yang memamerkan hasil riset para dosen dan mahasiswa Fisipol yang mendapatkan hibah riset. Pameran riset ini akan diadakan secara internal.
Dekan Fisipol Dr. Erwan Agus Purwanto mengatakan bahwa tema ini sangat tepat untuk diangkat, sesuai situasi nasional dan global. “Sekarang kita makin sulit untuk percaya satu sama lain di semua level, mulai dari antarindividual, antarlembaga, hingga antarnegara. Ketika tidak ada kepercayaan, implikasinya akan sangat luar biasa karena kehidupan kita itu semuanya dimulai dari trust,” ujar Erwan. Menurutnya, rangkaian pameran riset dan seminar internasional ini menjadi kesempatan bagi fisipol untuk berkontribusi. “Fisipol produknya bukan barang, tetapi ilmu pengetahuan,” ujar Erwan.
Selain sebagai pertanggungjawaban Fisipol akan pendanaan riset, Erwan berpendapat bahwa acara ini membawa kesempatan untuk membuat UGM menjadi fakultas yang bertaraf internasional, sesuai dengan arahan universitas.
Seminar internasional ini dapat diikuti dengan tiket senilai Rp 750.000 untuk umum dan Rp 300.000 untuk mahasiswa dan pelajar. Selama sebulan terakhir, panitia ISSOCP telah memberikan empat puluh kursi gratis untuk mahasiswa Fisipol yang kuotanya telah terpenuhi.
Rangkaian acara Dies Natalis ke-62 Fisipol juga melibatkan siswa-siswa SMA dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan provinsi lain dalam acara Kampung Sospol pada 15-17 November 2017. Diketuai oleh Irham Nur Anshari, Kampung Sospol akan mengadakan pameran dari tiap departemen beserta pusat studi dan himpunan mahasiswanya. Setiap harinya akan diadakan juga talkshow yang mengangkat tema digital village. “Kampung Sospol bukan untuk promosi, tetapi untuk memperkenalkan, gimana sih Fisipol itu, apa sih yang dipelajari,” terang Irham.
Menurut Erwan, Kampung Sospol penting untuk memperkenalkan Fisipol pada calon mahasiswa. “Selektabilitas enam departemen di Fisipol itu paling tinggi di UGM, yaitu 2-5%. Artinya, dari 100 orang, hanya dua sampai lima orang yang diterima.”
Selain ISSOCP dan Kampung Sospol, akan diadakan juga berbagai acara lain seperti Youth Journalism Movement hingga Temu Alumni Fisipol. Agenda selengkapnya dapat dilihat di fisipol.ugm.ac.id. (/KOP)