FISIPOL Creative Hub (C-Hub) pada hari Kamis, 22 Maret 2018, mengadakan sharing session dengan mengajak kedua startup yaitu Gifood dan Voice for Changes untuk menceritakan pengalaman mereka kepada sekitar tiga puluh calon entrepreneur lainnya. Bertempat di Digilib Cafe, sharing session ini diadakan untuk mengedukasi calon entrepreneur agar mereka bisa membayangkan mengenai pengembangan startup yang akan mereka buat nantinya.
Konsep kedua startup dalam sharing session kali ini pun menarik dan inovatif. Gifood merupakan startup yang menjadi penghubung antara orang-orang yang memiliki makanan berlebih dengan orang-orang yang tidak memiliki akses terhadap makanan. Voice for Changes sendiri merupakan startup yang berfokus kepada pembuatan audiobook untuk didistribusikan kepada penderita tuna netra yang tidak mendapat kesempatan untuk mencicipi keasyikan membaca novel dan buku terbaru yang menarik.
Gifood yang diciptakan oleh Naufal Fathin dengan dua teman lainnya yang merupakan penerima beasiswa XL Future Leaders, menginisiasi startup ini karena melihat fakta banyaknya orang yang kesulitan mendapatkan atau memiliki akses terhadap makanan sedang di sisi lain banyak pula yang membuang makanannya. “Awalnya ingin membangun Gifood untuk memberi makanan kepada tuna wisma, yang tidak mungkin mendapatkan makanan. Namun ternyata, bahkan teman-teman KKN saja banyak yang jatuh sakit karena kesulitan mencari makanan,” ujar Naufal saat menjelaskan motivasinya mendirikan startup ini.
Cukup dengan mengirimkan SMS ke Gifood, maka Gifood akan bergerak mengambil makanan yang diberikan giver.Selanjutnya, sesuai dengan fungsinya sebagai transporter, Gifood akan bergerak membagikan makanan tersebut. Saat ini Gifood sudah merambah ke aplikasi LINE dan terhitung sejak Februari 2018, sudah ada 1,600 LINE users yang menambahkan Gifood sebagai teman. Melalui gerakan ini Naufal sangat berharap banyak orang yang tergerak hatinya untuk berkontribusi sebagai giver di Gifood. “Intinya, food waste adalah masalah yang sangat susah untuk diselesaikan kalau cuma ada 1-2 orang yang menyelesaikan. Kami cuma pengen semua bergerak bersama untuk mengurangi food waste dan mengurangi jumlah orang yang kelaparan.”
Tidak kalah dengan Gifood, Voice for Changes pun bergerak diawali dengan pengalaman pendiri dengan anak-anak tuna netra. Project Director Abdullah Faqih, melihat bahwa anak-anak tuna netra di tempat ia melakukan volunteering belum mendapat kesempatan untuk mengakses buku karena keterbatasan stok braille books yang ada di sana. Anak-anak tuna netra tersebut bergantung pada guru dan volunteer lain untuk membacakan buku sehingga kurang efisien saat mereka ingin belajar sendiri.
Berangkat dari keresahan ini, akhirnya Faqih menginisiasi sebuah startup yang mengumpulkan suara orang dari seluruh Indonesia untuk berpartisipasi merekam suara mereka membacakan buku–novel dan buku cerita anak, untuk didistribusikan kepada penderita tuna netra. Saat ini, Voice for Changes sudah memproduksi dua buku yaitu novel Dilan dan The X-Files 2 dan memiliki 20 volunteers yang menyumbangkan suara mereka. “Your voice will give color to the blind people. Berkat suara indah kalian, itu bisa memberi warna baru ke kehidupan anak-anak ini karena kalian membukakan mata mereka ke hal-hal indah yang tidak bisa mereka lihat.” Closing statement dari Faqih tidak hanya menutup pemaparannya namun juga mengajak audiens untuk turut berpartisipasi pula dalam startup yang sedang dijalankannya.(/fsa)