Yogyakarta, 30 Agustus 2020—Korps Mahasiswa Politik Pemerintahan (KOMAP) Fisipol UGM kembali menyelenggarakan acara bincang KOMAP ke-5 dengan tema Alumni Sharing “From Sansiro to Istana”. Acara ini menghadirkan pembicara dari alumni mahasiswa departemen politik pemerintahan angkatan 2012 yaitu Aris Setiawan Yodi, S.IP yang saat ini bekerja sebagai pembantu asisten koordinator Staf Khusus Presiden. Pada kesempatan kali ini acara dipandu oleh Prayuda dan diselenggarakan secara daring via Instagram Live.
“sebelum bekerja di istana, saya dulu mengawali karir di polgov selama satu tahun lalu mulai pindah ke Jakarta sebagai wartawan di Kompas cetak, dan selanjutnya cukup beruntung mendapat kesempatan bisa bekerja di istana” tutur Aris dalam memberikan perkenalan singkat mengenai dirinya. Terkait urusan karir, Aris juga menyampaikan bahwa sejak SMA Ia sudah berencana ingin bekerja di dunia politik. Menurutnya, berkiprah di dunia politik memberikan sisi lain yang dapat membuat dirinya berkarya bagi bangsa. “untuk teman-teman mahasiswa baru yang nonton ini, kalian ada di jalur yang tepat untuk mengabdi pada negara, jangan merasa menyesal karena dapat berkuliah di departemen ini merupakan suatu kemewahan yang tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan seperti kalian”.
Setelah berbicara mengenai pengalaman karirnya, Aris melanjutkan sesi sharing mengenai pengalaman akademik dan non akademik saat berkuliah. Saat berkuliah sendiri, Aris cukup aktif mengikuti berbagai organisasi kemahasiswaan baik organisasi internal maupun eksternal. Pada tahun pertama kuliah ia mengikuti beberapa organisasi sekaligus diantaranya BEM KM UGM, DEMA Fisipol UGM, dan KOPMA UGM. Selain organisasi internal tersebut, Ia juga bergabung di organisasi ekstra yaitu GMNI Fisipol UGM. Melalui keikutsertaannya di GMNI, Aris menyampaikan bahwa iklim organisasi seperti kekeluargaan, relasi dengan senior dapat menjadi insight bermanfaat dan membakar semangatnya dalam berkegiatan. Selanjutnya, di tahun kedua kuliah, Aris juga berhasil menjadi Presiden KOMAP. Saat berdinamika inilah Ia merasa cukup sibuk, namun dapat bermanfaat untuk mengisi waktu luang.“sebagai mahasiswa politik kita tidak bisa hanya mengandalkan ilmu yang ada di bangku kuliah. Karena politik ini soal manusia, soal manajemen manusia. Berinteraksi dengan orang lain itu susah karena banyak karakter orang yang berbeda-beda. Saat kuliah maksimalkan banyak kegiatan jadi ada waktu kuliah, waktu organisasi, danwaktu main karena kita butuh keseimbangan” tutur Aris.
Meskipun cukup aktif baik secara akademik maupun non akademik, Aris menyampaikan juga bahwa dirinya pernah merasa di titik terendah. Menurutnya setiap orang pasti mengalami hal tersebut sebagai bagian dari pendewasaan. Terkait hal itu, Aris sendiri memberikan beberapa tips untuk bangkit secara efektif diantaranya dengan mengingat orang tua di rumah, meningkatkan spiritualitas diri, dan mencari teman yang mendukung. “berbagai permasalahan saat berkuliah seperti masalah keuangan, insecurities, organisasi, dan lain-lain merupakan hal yang wajar dan pasti dialami setiap orang. Jangan pernah merasa seolah permasalahan kita paling berat. Namun di sisi lain, kita harus berusaha bangkit dan terus bersemangat” tuturnya memberikan insight yang cukup bermanfaat bagi mahasiswa. (/Mdn)