Yogyakarta, 5 November 2019—Global Engagement Office (GEO) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) menggelar seri guest lectures dengan mendatangkan berbagai expert dari berbagai dunia dalam bidang bisnis sosial pada Selasa lalu. Bertempat di Ruang Multimedia Gedung Pusat UGM, seri guest lecture ini merupakan salah satu rangkaian acara dari ASEAN Young Socialpreneur Program (AYSPP) yang diadakan selama sepuluh hari. AYSPP ini merupakan program inkubasi bisnis intensif di Yogyakarta bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mengenai kewirausahaan sosial.
Dalam seri tersebut diundang dua pembicara dari Brunei Darussalam, Faezal Murni, Founder dan CEO Super Squad. Pada sesi kedua diundang Lavinia Losud, yang mengaku sebagai digital nomad dan sekarang tinggal di Bali, merupakan Managing Partner dari Livit Internasional. AYSPP diikuti oleh berbagai pebisnis sosial dari penjuru ASEAN dan juga partisipan individu yang tertarik untuk belajar mengenai kewirausahaan sosial.
“Program AYSPP terdiri dari seri guest lectures, workshop, company visit, volunteering, dan CEO talk yang didesain untuk memberikan pemahaman komprehensif mengenai kewirausahaan sosial,” ungkap Muhammad Yusuf Dimas Al-Ma’ruf, Director of Public Relations dari AYSPP 2019. Kegiatan tersebut diikuti sebanyak 25 pemuda yang berasal dari Indonesia, negara-negara ASEAN seperti Myanmar, Filipina, Vietnam, dan Kamboja, sampai dengan Panama dan Congo.
Pada guest lectures yang diisi oleh Faezal Murni dan Lavinia Losud keduanya berbicara mengenai mengenai dua topik kewirausahaan sosial berupa business sustainability yang dibawakan oleh Faezal, dan Strategic Marketing and Management in the Digital Era oleh Lavinia pada sesi kedua. Sesi tersebut berlangsung secara interaktif dan menarik, serta cair dan fleksibel.
Menurut Faezal kunci utama dalam keberlanjutan bisnis adalah dengan memperhatinkan triple bottom line, yaitu people, profit, dan planet. “Kunci utama dalam proses keberlanjutan bisnis adalah triple bottom line, dengan output dasar berupa tidak adanya harm yang dihasilkan dalam bisnismu,” ujar Faezal. Menurutnya hal tersebut esensial karena saat ini bisnis harus menawarkan value yang dipegang. Lavinia, melanjutkan penjelasan mengenai Strategic Marketing and Management in the Digital Era. Lavinia banyak memberikan tools dalam mengelola dan melakukan manajemen secara daring, mengingat Ia adalah seorang digital nomad.
“Proses manajemen sudah berubah, tidak harus dengan tatap muka dan membutuhkan kontak fisik secara langsung. Berbagai alat untuk memudahkan berbagai upaya dalam koordinasi dan manajemen seperti Asana, basecamp, Trello, Monday, mampu memberikan fitur dengan kemudahan bagi para digital nomad untuk mengelola pekerjaan walaupun ada di ujung dunia sekalipun,” jelas Livinia.
Livina menambahkan bawa digital nomad kian populer dilakukan dalam era industri digital saat ini.“Era korporasi besar akan berakhir segera. Akan banyak inisiatif dan bisnis kecil dan menengah untuk mendobrak tren dalam pekerjaan,” tambah Livina. (/fdr)