Yogyakarta, 17 September 2021─FISIPOL Crisis Center sebagai sebuah layanan penanganan dan pencegahan kasus kekerasan seksual di lingkungan FISIPOL UGM rutin menyelenggarakan kegiatan-kegiatan edukatif guna meningkatkan kesadaran akan urgensi isu kekerasan seksual. Setelah sebelumnya mengadakan beberapa Webinar Series dan FCC Talks yang mengangkat isu-isu terkait kekerasan seksual─baik langsung maupun tidak langsung, FISIPOL Crisis Center kembali hadir dengan Webinar Series ke-empat yang bertajuk “Self Love: Define Your Value and Personal Boundaries” pada Jumat (17/9).
Menghadirkan dua pembicara, topik ini dipilih sebab menetapkan batasan pribadi dan nilai kepercayaan merupakan salah satu upaya penting yang dapat dilakukan oleh tiap individu untuk mencegah dan melindungi diri dari terjadinya kekerasan seksual. Pembicara pertama, Dina Wahida, S.Psi., M.Psi., selaku Psikolog CDC FISIPOL UGM, menyampaikan materi yang membahas mengenai people pleaser dan kaitannya dengan personal boundaries. Mulai dari ciri-ciri people pleaser, hingga cara membangun personal boundaries agar terhindar dari menjadi people pleaser.
Sepakat dengan materi yang dibawakan oleh Dina, Pembicara kedua─Zahwa Islami, selaku Putri Indonesia Intelegensia 2019, menegaskan dan menjelaskan secara lebih rinci mengenai personal boundaries itu sendiri. Mulai dari definisi singkat tentang personal boundaries, hingga pengaruh ‘unhealthy’ boundaries yang didapatkan semasa kecil dapat memengaruhi masa dewasa seorang individu. Selain kesamaan dalam poin yang disampaikan, baik Zahwa dan Dina juga memberikan kutipan pada akhir pemaparan materi yang bermaksud untuk menguatkan para peserta Webinar Series #4. “Mungkin kamu akan mengalami beberapa kegagalan, tapi ingatlah kamu masih punya banyak waktu untuk mencobanya lagi,” ucap Dina dalam kutipannya pada akhir pemaparan materinya. Sementara itu, Zahwa berpesan pada akhir pemaparan materinya, “Semua bukan salahmu, tapi tidak benar juga bila kita mencari orang untuk disalahkan. Jadi, persilahkan diri untuk mencintai segala cerita dan perjalanan hidup di depan mata.”
Tidak hanya menguatkan dan berinteraksi dengan para peserta webinar melalui kutipan yang disampaikan pada akhir pemaparan materi saja, tapi Dina dan Zahwa juga membangun ruang diskusi dua arah dengan para peserta dalam sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator. Dina juga sempat menyisipkan kuis langsung untuk para peserta webinar sebelum ia memulai pemaparan materi. (/hfz)