• Tentang UGM
  • Pusat IT
  • Perpustakaan
  • Riset
  • WebMail
  • DigiLib Center
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Gadjah Mada
  • Tentang Fisipol
    • Sambutan Dekan
    • Visi dan Misi
    • Struktur Fakultas
    • Sejarah
    • Departemen
      • Departemen Ilmu Hubungan Internasional
      • Departemen Ilmu Komunikasi
      • Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik
      • Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan
      • Departemen Politik dan Pemerintahan
      • Departemen Sosiologi
    • Keterlibatan Internasional
    • Inovasi 4.0
    • Merchandise
      • Katalog Merchandise
      • Hubungi Kami
  • Akademik
    • Program
      • Sarjana (S1)
      • Magister (S2)
      • Doktoral (S3)
      • Immersion
      • International Undergraduate Program (IUP)
    • Sistem Penerimaan
      • Mahasiswa S1
      • Mahasiswa S2
      • Mahasiswa S3
      • Mahasiswa IUP
      • International Students
    • Akademik
      • Kalender
      • Penerimaan
  • Riset dan Publikasi
    • Direktori
    • Unit Riset dan Publikasi
  • Pendukung
    • Unit Pendukung
    • Materi Publikasi
    • Fasilitas
  • Informasi Publik
  • Beranda
  • Berita
  • Berbagi Pengalaman Memburu Beasiswa ke Benua Asia

Berbagi Pengalaman Memburu Beasiswa ke Benua Asia

  • Berita, PUB
  • 27 Februari 2018, 04.43
  • Oleh: fisipol
  • 0

Abad ke-21 digadang-gadang sebagai Abad Asia. Tren demografi dan ekonomi bergeser dari Barat ke Asia. Pergerakan ini diikuti oleh dominasi politik dan kultur Asia yang mendunia. Ternyata, fenomena ini juga direpresentasikan oleh pilihan negara tujuan mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan pendidikan pascasarjananya. Universitas-universitas di Amerika Serikat, Australia, dan Eropa kini harus bersaing ketat dengan berbagai universitas di Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Cina.

Dua pengajar dari Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik (MKP), Novi Paramita Dewi dan Pradhikna Yunik Nurhayati, mewakili antusiasme tersebut. Dalam seri Scholarship Talk bertema “Memburu Beasiswa ke Benua Asia” yang diadakan Career Development Center (CDC), Senin (26/2), Novi dan Yunik berbagi pengalaman dan bermacam kiat mendapatkan beasiswa, bertahan hidup di luar negeri, dan sukses studi.

Apa saja kiat-kiatnya?

Beasiswa

Belajar di luar negeri tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, beasiswa menjadi esensial untuk mendukung penyelesaian studi secara finansial. Yunik, yang saat ini sedang menempuh studi PhD di National Cheng Kung University, Tainan, Taiwan, memiliki beberapa kiat sukses memperoleh beasiswa.

1.      Bangun portofolio

Beasiswa bukanlah usaha yang selesai dalam satu malam. Selama masa kuliah, sebaiknya kita mengikuti berbagai kegiatan akademik dan non-akademik seperti riset dan organisasi untuk memperoleh lebih banyak pengalaman dan pengetahuan. Harapannya, saat menjadi kandidat beasiswa, kita akan memiliki nilai plus.

2.      Be humble, but confident

Agar mendapatkan beasiswa, diharapkan kita bisa memiliki pengetahuan yang mumpuni tanpa perlu memamerkannya. Jika tidak mengerti sesuatu, kita harus mau belajar. Sikap ini akan mendukung dalam perolehan beasiswa, yaitu komitmen untuk bekerja keras dan belajar.

3.      Be flexible and open-minded

Beasiswa itu “jodoh-jodohan”. Kadang kita menginginkan beasiswa A, tetapi mendapatkan B. Penting untuk membuka diri pada semua peluang yang ada karena terdapat kemungkinan yang tidak terbatas akan hal-hal baru di luar sana.

4.      Habiskan jatah gagal

Jangan takut gagal. Penting untuk merasakan gagal. Perasaan itu akan mengingatkan kita di kemudian hari bahwa perjuangan mendapatkan beasiswa tidak mudah. Selain itu, akan membentuk karakter pribadi yang kuat.

5.      Jangan malas mencari informasi

Jadilah mandiri, cari informasi sebanyak-banyaknya tanpa merepotkan orang lain. Saat ada informasi yang sifatnya lebih personal (contoh: pengalaman pribadi), baru bertanyalah pada orang yang tahu.

Jika kiat-kiat tersebut sudah kita lakukan, niscaya what’s for you, it won’t pass you by. Rezeki pasti akan datang kepada mereka yang berjuang.

 

Bertahan Hidup

Seperti para mahasiswa yang merantau untuk belajar di FISIPOL, kita perlu beradaptasi dengan bahasa, makanan, hingga kultur setempat saat kuliah di luar negeri. Bagaimana cara sukses beradaptasi?

1.      Kontak Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI)

Kontak dengan PPI lokal akan membantu kita beradaptasi di lingkungan baru. Saat masih merasa sendirian dan asing, PPI dapat membawa suasana Indonesia bagi kita. Cari teman dan bangun jejaring.

2.      Cari informasi sebanyak-banyaknya tentang kehidupan di negara tujuan

Caranya tidak sulit, tonton video-video di YouTube, googling sebanyak-banyaknya tentang gaya dan biaya hidup, atau baca blog orang-orang yang sudah belajar di sana.

3.      Make friends

Bukan hanya lewat PPI, penting untuk berteman dengan orang-orang dari negara lain. Ambil kelas bahasa negara yang dituju. Pengalaman Yunik belajar Bahasa Mandarin dan Novi belajar bahasa Korea, membantu mereka untuk mengenal lebih banyak teman baru.

4.      Cari kegiatan selain belajar

Melakukan kegiatan yang kita suka, seperti olahraga dan bermusik, membantu mengurangi kepenatan belajar serta membantu bersosialisasi.

5.      Homesick

Tiga bulan pertama akan menjadi masa yang paling berat. Untuk mengatasinya, Yunik dan Novi menyarankan agar kita membawa sambal sachet atau cabe serbuk ke mana-mana untuk mengingatkan cita rasa “rumah” di tengah makanan-makanan yang kebanyakan hambar.

 

Menyelesaikan Studi

Memulai kuliah dari semester pertama hingga menyelesaikan tesis atau disertasi bukan perkara mudah, oleh karena itu, penting untuk memerhatikan beberapa hal.

1.      Supervisor adalah kunci

Supervisor adalah orang yang akan sangat menentukan kelancaran studi. Berbaik-baiklah dengannya dan manfaatkan bimbingannya sebaik mungkin untuk membantu proses belajar. Perlu juga untuk menjaga hubungan yang baik dengan supervisor. Budaya ketimuran masih kental di Asia, tetapi supervisor biasanya lebih ramah kepada mahasiswa asing.

2.      Manfaatkan fasilitas kampus

Lakukan sebaik mungkin. Gunakan akses jurnal, kenyamanan perpustakaan, hingga taman atau gym untuk menjaga kesehatan jasmani dan kesegaran pikiran.

3.      Hafalkan gaya belajar

Hindari SKS (sistem kebut semalam). Pahami gaya belajar diri sendiri sehingga bisa efektif. Jangan lupa turuti tuntutan tubuh, saat lelah lebih baik istirahat dan tidur. Saat penat belajar, jangan segan untuk menghibur diri.

4.      Banyak berdoa

Di Taiwan dan Korea Selatan, jumlah penduduk yang beragama tengah berkurang. Oleh karena itu, Novi, lulusan KDI School di Sejong City, Korea Selatan, menyatakan, mendekatkan diri secara rohani pada Sang Pencipta membantu menjaga ketenangan hati. Selain itu, belajar menjadi minoritas, baik dalam hal keimanan dan kebangsaan, akan membantu kita bertoleransi. (/KOP)

Berbagi Pengalaman Memburu Beasiswa ke Benua Asia

Tags: fisipol fisipolugm ugm

Berita Terbaru

  • Wellness Center Fisipol UGM Kembali Adakan Pemeriksaan Rutin
  • Visitasi Lembaga Akreditasi Internasional FIBAA Batch 3 di FISIPOL UGM
  • FISIPOL UGM Diskusikan Posisi Demokrasi di Eropa di Tengah Bangkitnya Gerakan Populis
  • FISIPOL UGM Terima Kunjungan Alumni yang Menjadi Duta Besar RI
  • PSdK UGM Gelar Diskusi, Persoalkan Partisipasi Publik dalam Demokrasi
  • Departemen Ilmu Komunikasi FISIPOL UGM, Gelar Diskusi dan Bedah Buku “Social Media and Politics in Southeast Asia
Universitas Gadjah Mada

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Jl. Sosio Yustisia No.1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281, Indonesia
E: fisipol@ugm.ac.id
P: +62(274) 563362
F: +62(274) 551753

Tentang Fisipol

  • Sambutan Dekan
  • Sejarah
  • Struktur Fakultas
  • Visi dan Misi
  • Departemen

Akademik

  • Kalender Akademik
  • Kalender Penerimaan
  • Program
  • Sistem Penerimaan
    • Informasi Publik

Riset Publikasi

  • Pendukung
  • Bookmark
  • Riset dan Publikasi
  • Materi Publikasi

Aktual

  • Berita
  • Agenda Fisipol
  • Informasi Umum
  • Pojok Fisipol
  • Photo Gallery
  • YouTube Channel

INFORMASI PUBLIK

  • Permohonan Informasi Publik
  • Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Informasi Wajib Berkala
  • Australia-Indonesia in Conversation (AIC)

© 2018 | FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY