Global Global Engagment Office (GEO) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM pada Rabu (21/2) mengadakan guest lecture dengan narasumber Prof. Noore Siddiquee dari Flinders University, Australia. Topic yang diangkat pada guest lecture kali ini mengenai Introduction to Public Management. Bertempat di Gedung BA Ruang 101 pukul 13.00 WIB guest lecture dibuka oleh Agustina Kustulasari, MA yang merupakan Manager Global Engagement Office sekaligus Dosen Departemen Manajemen Kebijakan Publik. Sebagai pembuka perkuliahan, Agustina menjelaskan latar belakang pendidikan Prof. Noore Siddiquee yang merupakan Associate Professor Department of Politics and Public Policy, Associate Dean, International Faculty of Social and Behavioural Sciences Flinders University, Australia.
Diawal perkuliahan, Prof. Noore Siddiquee memaparkan tujuan dari pembahasan tema Introduction to Public Management adalah untuk memberikan gambaran tentang tren kontemporer dalam administrasi dan manajemen publik, mengenal beberapa kekuatan pendorong perubahan di sektor publik, menjelaskan perbedaan antara administrasi publik dan manajemen publik, memperkenalkan mahasiswa dengan pendekatan kunci unsur manajemen publik serta membantu mahasiswa memahami peran baru public managers dan keterampilan yang dibutuhkan untuk memenuhi peran tersebut.
Prof. Noore Siddiquee memantik guest lecture dengan beberapa pertanyaan. Dalam pemaparannya mengenai manajemen publik beliau menjelaskan bahwa konteks sektor publik dan peran pemerintah telah berubah dimana public managers perlu memposisikan diri untuk memperoleh keterampilan baru yang menjadikan dirinya berkompeten. “Mereka harus bekerja melintasi batas-batas dan menjalin hubungan baru. Layanan publik perlu fokus strategis yang dinamis untuk memenuhi tantangan baru. Kapasitas saat ini belum memadai untuk melaksanakan reformasi; ada kebutuhan penting dalam meningkatkan kapasitas organisasi dan manajerial kelas atas yaitu pendidikan berkelanjutan dan pelatihan dalam administrasi publik serta kebijakan” paparnya.
Guest lecture dihadiri oleh 40 peserta yang keseluruhannya merupakan mahasiswa dari Departemen Hubungan Internasional angkatan 2016. Dalam perkuliahan Prof. Noore Siddiquee beberapa kali menanyakan kepada mahasiswa apakah penjelasannya terlalu cepat dan berusaha untuk membuat kelas nyaman dan tidak membosankan.
Guest lecture ini berlangsung selama dua jam dan peserta yang hadir sangat antusias mendengar penjelasan dari Prof. Noore Siddiquee. Beliau menyajikan materi dengan sangat lugas, hal inilah yang menjadi alasan ketertarikan peserta dalam mengikui guest lecture ini. Salah seorang peserta, Alnick Nathan yang cukup aktif memberikan saran dan pertanyaan dalam guest lecture, saat diwawancara menyebutkan, “Guest Lecture membuka wawasan lebih luas karena sebenarnya kita sudah belajar new public management tapi kalau disini kita mendapatkan pengetahuan dari expert-expert bagaimana manajemen. Kekurangannya adalah analisa di Indonesianya kurang, masih kayak dasar sekali. Padahal kalau misalnya bagaimana diterapkan yang di Indonesia pasti akan lebih menarik.”
Menurut Alnick yang menarik dari guest lecture ini adalah paradigma public management yang harus diterapkan di Indonesia terutama dalam proses birokrasinya. “Pengaplikasian paradigma-paradigma bisnis di sektor swasta ke dalam publik. Kenapa mungkin menurut kita itu kayak loh kok seperti itu, padahal pemerintahan bukan korporasi bukan bisnis tapi dari paradigma itu sendiri kita bisa menghasilkan kayak tenaga kerja yang berkompeten yang bersih trus transparansi jadi sebenarnya paradigma itu butuh buat mentranformasi birokrasi indonesia yang sebenarnya udah ketinggalan zaman dan parah. Parah kenapa? Misalnya korupsi, contohnya E-KTP kok bisa satu jutaan blangkonya ga cair kok bisa seperti itu kenapa bisa seperti itu? Bahkan seperti tadi kita menganggap warga negara itu sebagai customer kita ini sebenarnya customer tapi disini pelayanannya justru gak ada kalau misalnya ini bisnis maka bisnisnya itu akan bangkrut. Ini menandakan kalau pemerintah diibaratkan bisnis itu kayak bisnis yang jelek dan akan kalah dengan bisnis lainnya,” ujar Alnick.
Kedepannya, Alnick berharap topik yang diangkat dalam guest lecture adalah hal-hal yang detail seperti studi kasus. “Satu mungkin studi kasusnya itu lebih detail karena kalau disini saya anggap masih mendasar, iya kita mengetahui dasar-dasarnya tetapi kita gak ada aplikasinya gitu. Kedua mungkin juga apa ya studi kasusnya juga ga harus di Indonesia tetapi juga di negara lain jadi kita bisa mengetahui apa yang terjadi di negara lain dan apa yang negara lain lakukan, wawasan kita jadi lebih berkembang ga cuma di Indonesia doang,” pungkasnya. (/dbr)