
Di tengah kenyamanan udara sejuk dari pendingin ruangan, tersembunyi peluh dan ketidakpastian yang dialami oleh para buruh informal teknisi AC. Buletin Insight IGPA edisi Juni 2025 bertajuk “Peluh di Balik Hawa Dingin: Relasi Kerja Buruh Informal Pendingin AC Ruangan”, karya Dian Silviani dan Alfadlun Ludia Albaar, mengangkat sisi tersembunyi dari dunia kerja yang sering kali luput dari perhatian publik dan kebijakan. Terbitan ini menjadi refleksi mendalam terhadap dinamika sosial ketenagakerjaan, khususnya kondisi para teknisi di wilayah Indramayu yang kerap bekerja tanpa kepastian kontrak, perlindungan hukum, atau jaminan penghasilan yang layak.
Melalui pendekatan kritis terhadap struktur ekonomi politik, buletin ini mengungkap realitas kerja para teknisi AC yang hidup dalam bayang-bayang sistem kerja fleksibel tanpa perlindungan institusional. Kondisi ini menggambarkan betapa lemahnya posisi tawar buruh dalam rantai jasa yang kini menjadi tulang punggung kenyamanan kelas menengah perkotaan. Bacaan ini menjadi penting dalam membongkar ilusi kesejahteraan dan memperlihatkan ketimpangan sosial yang berlapis.
Konteks tersebut sangat relevan dengan SDG 8: Decent Work and Economic Growth, yang menyerukan pentingnya kondisi kerja yang adil, aman, dan bermartabat untuk semua, serta SDG 10: Reduced Inequalities, yang menekankan urgensi menutup kesenjangan dalam akses terhadap pekerjaan layak dan perlindungan sosial. Selain itu, buletin ini juga memperkuat dorongan terhadap SDG 1: No Poverty, karena kondisi kerja informal tanpa jaminan kerap menyeret pekerja ke dalam lingkaran kemiskinan struktural.
Dengan hadirnya riset-riset berbasis keadilan sosial seperti ini, diharapkan wacana kebijakan ketenagakerjaan di Indonesia dapat lebih inklusif dan responsif terhadap suara dari lapisan bawah masyarakat pekerja.
Baca selengkapnya di sini.