Sabtu sore (27/6) Ampitheater Utara Perpustakaan Pusat ramai oleh beberapa komunitas yang sedang mengadakan pertemuan. Diantaranya ada Komunitas Jendela, Buku Bagi NTT, Rumah Baca Komunitas dan Jogjakarta Mengajar. Pertemuan komunitas-komunitas tersebut dalam satu tempat dan waktu bukan tanpa alasan. Keempat komunitas tersebut dihadirkan dalam rangka acara yang digagas Youthsure yang bertema Pendidikan dan Minat Baca. Acara gathering yang dihadiri beberapa komunitas tersebut merupakan ajang untuk berbagi dan membangun jaringan antar komunitas sambil berdiskusi mengenai minat baca dan pendidikan.
Berita
Pertengahan Maret 2015 lalu, BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) mengumumkan akan membangun Reaktor Daya Eksperimen (RDE)/PLTN mini di Serpong, Tangerang. Proyek dengan nilai mencapai 1,6 T tersebut akan dikerjakan selama 2014-2019 oleh perusahaan pemenang tender yang dilakukan oleh BATAN. Hasilnya pembangunan akan dikerjakan oleh konsorium Rusia-Indonesia yakni NUKEM Technologies GmBH asal Jerman yang merupakan anak perusahaan Rosatom dari Rusia bekerjasama dengan PT. Rekayasa Engineering dan PT. Kogas Driyap Konsultan. Akan tetapi, pembangunan RDE tersebut dinilai tidak banyak menguntungkan bagi masyarakat Indonesia nantinya. Terlebih masih banyak kekhawatiran masyarakat akan dampak ekologis dan sosial yang sangat mungkin terjadi apabila dalam pelaksanaan terjadi kesalahan.
Kebijakan Dana Aspirasi bagi anggota DPR sampai saat ini masih menimbulkan polemik dan menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Meski tidak banyak mendapat dukungan masyarakat dan elemen civil society, toh DPR telah mengesahkan peraturan tersebut yang tertuang dalam Usulan Program Pembangunan Daerah Pemilihan (UP2DP) pada Selasa (23/6) kemarin. Isu mengenai dana aspirasi sebenarnya bukan isu yang baru meski dengan jumlah nilai per orang/tahun yang berbeda. Pada tahun 2010, isu ini sebenarnya pernah muncul namun ditolak oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Anthony Giddens, sosiolog asal Inggris terkenal lewat karyanya The Constitution of Society: Outline of the Theory of Structuratuion (1984). Lewat buku itu, ia memberikan terobosan keilmuan yang melahirkan teori strukturasi. Newmesis (New Media Studies), Jurusan Ilmu Komunikasi mencoba mengulas teori strukturasi dan kontribusinya pada Ilmu Komunikasi dalam diskusi yang bertempat di R. Diskusi, Gd. BB Fisipol Lt. 4 pada Kamis (18/6) siang. Dalam diskusi ini, mengundang Wisnu Martha Adiputra, M.Si., Dosen Ilmu Komunikasi sebagai narasumber diskusi.
Fenomena munculnya acara talkshow dalam layar televisi hari-hari ini sangat sering kita jumpai. Dulu, acara talkshow hanya memiliki fungsi menghibur. Hari ini acara talkshow justru digunakan untuk membawakan acara politik yang notabene memiliki bobot ‘tema berat’. Fenomena ini tak ubahnya merupakan tanda bahwa proses komunikasi politik sedang mengalami pergeseran. Ditambah lagi dengan semakin terbukanya ruang kebebasan dan daya dukung industri media massa pergeseran tersebut kian nampak. Fenomena penyatuan hal serius dan menghibur ̶ dalam hal ini menghadirkan isu politik serius namun dibahas dalam bentuk dan format hiburan ̶ menghadirkan anomali atas aspek manifestasi teks dan aspek representasi kepentingan pada waktu yang sama.
Kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berlangsung selama dua periode (2004-2009, 2009-2014) merupakan bagian sejarah Indonesia yang tidak bisa dielakan. Dalam konteks sejarah, terutama sejarah demokrasi di Indonesia, Presiden Yudhoyono merupakan presiden pertama Indonesia yang dipilih lewat demokrasi langsung menggunakan sistem pemilu. Selain itu, Presiden Yudhoyono juga merupakan presiden pertama Indonesia yang mampu mempertahankan kekuasaanya selama dua periode berturut-turut. Keberhasilan kemimpinannya selama dua periode tersebut dinilai banyak kalangan lantaran mampu membawa Indonesia pada stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik.
Kasus penyerangan warga Syiah di Sampang, Madura pada Minggu, 26 Agustus 2012 kemarin masih menyisakan tanda tanya. Kasus penyerangan tersebut menimbulkan pertanyaan : Di mana negara? Akibatnya, keberadaan negara yang dibayangkan sebagai sebuah institusi tersebut menjadi dipertanyakan kapasitasnya. Alih-alih melindungi warganya, negara malah dianggap ‘menyengsarakan’ dengan aksi pembiaran penyerangan warga pada kasus Syiah, di Sampang Madura. Wacana tersebut bermuara pada munculnya kondisi negara gagal bahkan negara lemah di Indonesia.
Hari Sabtu tanggal 6 Juni 2015 menjadi malam penting bagi Kota Yogyakarta. Bertempat di Pagelaran Keraton Yogyakarta, Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan menyelenggarakan Grand Final Pemilihan Dimas Diajeng Kota Yogyakarta tahun 2015. Kegiatan pemilihan yang dilakukan setiap dua tahun sekali ini menampilkan 30 finalis Dimas Diajeng yang merupakan hasil seleksi dari sekitar 200 peserta di awal pendaftaran pada bulan Maret yang lalu. Malam penobatan tersebut juga diramaikan oleh berbagai penampilan duta wisata dari berbagai daerah di Indonesia seperti Malang, Denpasar, Surabaya, Boyolali, dan lain sebagainya. Pada acara tersebut, dua mahasiswa Fisipol UGM yaitu Gehan Ghofari (mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional) dan Bastian Widyatama (mahasiswa Jurusan Politik Pemerintahan) dinobatkan oleh dewan juri sebagai Dimas Kota Yogyakarta dan Wakil 1 Dimas Kota Yogyakarta.
Malam itu Taman Sansiro riuh. Beberapa kursi taman dijejer sedemikian rupa membentuk barisan menghadap sebuah layar putih di sebelah kiri dan panggung di sebelah kanan. Pada layar tersebut sedang berputar film. Film itu berjudul Setan Kredit yang dimainkan oleh legenda komedian Indonesia Warkop DKI. Film bergenre komedi Indonesia tahun 1982 ini setidaknya mampu membawa suasana sekaligus memori tahun-tahun itu pada dekade sekarang. Selain film tersebut, sebagai sebuah pembuka juga diputar beberapa commercial break milik stasiun televisi yang pernah menjadi ikon pada era 80-90an.
Terbiasa menonton acara petualangan di salah satu televisi swasta nasional membuat Yusrin Nur Fitriyani menyukai kegiatan outdoor seperti mendaki gunung. Hobinya itu bahkan sudah dilakoni sejak SMA. Gunung pertama yang ia taklukan adalah Merbabu.
Karena hobinya tersebut, saat kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM, YUsrin bergabung dengan UKM pecinta alam, Setrajana. Di Setrajana, Yusrin semakin leluasa menyalurkan hobinya mendaki guung. Tercatat, beberapa gunung yang sudah ia daki, yakni GUnung Merapi, Merbabu, Lawu, Sumbing, Sindoro dan Semeru.