Arsip:

Berita

Dosen FH UGM Sebut Empat Penyebab dan Kategori Aktor yang Terlibat dalam Konflik Tenurial

Yogyakarta, 29 April 2021—Social Development Talks (Sodet) kembali mengadakan diskusi pada Kamis (29-04). Diskusi kali ini bertajuk “Konflik Pertanahan dan Masalah Tenurial yang Tidak Kunjung Diseriusi”. Pembicara dalam diskusi ini adalah Rikardo Simarmata, SH., Ph.D., Dosen Fakultas Hukum UGM. Diskusi yang dilaksanakan secara daring melalui Zoom ini dimoderatori oleh Vandy Yoga Swara, S.Sos., M.A., Dosen PSdK FISIPOL UGM.

Rikardo memulai diskusi dengan penjelasan bahwa masalah-masalah sosial yang muncul dari isu penguasaan tanah tidak bisa dilepaskan dari kebijakan dan regulasi. “Masalah sosial dan ekonomi tidak bisa dilepaskan dari kebijakan dan regulasi yang menaunginya, utamanya kalau kita tempatkan dia sebagai penyebab”, imbuh Rikardo. Ia juga menambahkan bahwa kebijakan dan regulasi mengenai penguasaan tanah pada beberapa kasus turut memicu konflik-konflik atau sengketa mengenai penguasaan tanah.  

Dalam pemaparannya, Rikardo menyebutkan setidaknya ada empat penyebab kasus tenurial. Pertama yaitu ketidakjelasan klaim hak penguasaan tanah. Kedua adalah pemberian izin atau hak oleh pemerintah yang juga menjadi sumber konflik. Ketiga, distribusi manfaat yang tidak merata, hal ini ditekankan Rikardo bahwa ketimpangan kekuasaan turut menyebabkan distribusi tidak merata. Keempat yaitu perilaku menguangkan konflik oleh para free rider dan intermediaries, misalnya oleh organisasi masyarakat setempat.  read more

Ramadhan di Fisipol 1442 H: Gali Keberkahan Sembari Berbenah Diri di Bulan Suci

Yogyakarta, 28 April 2021 – Jamaah Muslim Fisipol (JMF) UGM menyelenggarakan rangkaian kegiatan tahunan Ramadhan di Fisipol (RdF) secara daring di tahun 2021. Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan terdiri atas penggalangan donasi, Kelas Online, Kajian Zoom, Bincang Santuy, serta perlombaan kaligrafi dan fotografi.  

Muhammad Firza selaku ketua penyelenggara menyebutkan bahwa RdF 1442 H mengusung tema Maryam, dengan kepanjangan Marhaban Yaa Ramadhan, Meraih Keberkahan di Bulan Ramadhan. “Kami ingin menggunakan momentum bulan Ramadhan 1442 H ini menjadi momen untuk mendapatkan keberkahan sekaligus memperbaiki iman dan akhlak kita semua,” kata mahasiswa Hubungan Internasional UGM angkatan 2020 tersebut.  read more

Memahami Penyebab Kekerasan Seksual pada Sekolah Advokasi #1

Yogyakarta, 24 April 2021—Keluarga Mahasiswa Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (KAPSTRA) FISIPOL UGM mengadakan Sekolah Advokasi #1 pada Sabtu (24-4). Sekolah Advokasi yang dilaksanakan perdana ini bertajuk “Membangun Kesadaran Kritis terkait Pelecehan Seksual”. Dua pembicara dalam diskusi ini adalah Milda Longgeita Br Pinem, Dosen PSdK FISIPOL dan Suharti, Mantan Direktur Rifka Annisa Women’s Crisis Center. Diskusi juga diawali dengan sambutan dari Dr. Silverius Djuni Prihatin, M.Si., selaku Ketua Program Studi S1 PSdK FISIPOL UGM.Milda mengungkapkan bahwa universitas menjadi ruang yang sangat ideal untuk membangun kesadaran kritis mengenai kekerasan seksual. Kesadaran kritis ini dapat dibangun melalui kerja-kerja intelektual seperti berdiskusi dari proses memahami fenomena yang terjadi. Setelah tumbuhnya kesadaran kritis itu maka akan muncul langkah-langkah konkrit seperti advokasi.

Dalam diskusi ini, Milda menawarkan pendekatan kritis untuk memahami terjadinya kekerasan seksual. “Ada beberapa istilah yang mampu menjelaskan terjadinya kekerasan seksual pada perempuan”, ungkapnya. Pertama, misogini yang terkait dengan seksisme, kebencian, dan kecurigaan terhadap perempuan. Kedua, sistem sosial yang memberikan keistimewaan pada laki-laki. Ketiga, relasi kuasa yang timpang, ini seringkali muncul dalam hubungan intimasi yang mengontrol perilaku. Keempat yaitu male gaze, konsep yang menekankan pengambilan sudut pandang laki-laki dalam melihat fenomena, sehingga tubuh perempuan mengalami seksualisasi. Kelima, maskulinitas yang menghegemoni  yang direproduksi oleh sistem yang heteronormatif.  read more

Mengulik Perjalanan Alumni HI di Perusahaan Multinasional dalam DiskusHI #7

Yogyakarta, 24 April 2021━Keluarga Alumni Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada kembali hadir dengan DiskusHI ke-7 pada Sabtu (24/4). Setelah sebelumnya berhasil mengulik kisah-kisah para alumni Departemen Hubungan Internasional yang berkecimpung di ranah jurnalisme, DiskusHI kali ini berupaya membahas cerita para alumni yang berkarier di perusahaan multinasional dengan mengangkat tajuk “Menjadi Profesional di Perusahaan Multinasional”.

Dipandu oleh Jyestha Bashsha, alumni Hubungan Internasional UGM angkatan 2011, selaku Business Development Manager Artha Graha Group, DiskusHI #7 ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Shakina Dharma dari alumni angkatan 2006 dan Adrian Ishak dari alumni angkatan 2012. Shakina sendiri saat ini berkarier sebagai Senior Brand Manager di Unilever, sementara itu Adrian merupakan Circular Business Development Manager di Danone.

Berbeda dengan DiskusHI sebelum-sebelumnya, DiskusHI kali ini lebih mengedepankan sesi ‘diskusi’ dan tanya jawab dibanding sesi materi. Dalam materi awal yang dibawakan oleh masing-masing narasumber, penjelasan hanya berupa pengantar singkat mengenai perusahaan tempat kedua narasumber bekerja dan sedikit kisah perjalanan keduanya hingga pada posisinya sekarang. Kisah dan sudut pandang kedua narasumber lebih banyak dikulik dalam sesi diskusi dan tanya jawab dengan moderator serta para peserta. read more

Menilik Krisis Kesetaraan Pendidikan pada Era Pandemi dalam Visitasi Daring Organization of Humanity

Yogyakarta, 18 April 2021━Sudah satu tahun lebih sejak kebijakan pembelajaran jarak jauh dan belajar dari rumah diterapkan. Sayangnya, kebijakan yang diterapkan guna menekan laju penyebaran COVID-19 ini masih mengalami berbagai ketimpangan dalam implementasinya. Ketimpangan ini pun hadir dan berdampak pada berbagai sektor, seperti sektor digital dan ekonomi. Fenomena krisis kesetaraan inilah yang berusaha dibahas secara lebih komprehensif dalam visitasi daring yang diselenggarakan oleh Organization of Humanity FISIPOL UGM pada Minggu (18/04). Bekerjasama dengan BRIWork FISIPOL UGM, visitasi bertajuk “Krisis Kesetaraan Pendidikan di Era Pandemi” ini menghadirkan Florischa Ayu Tresnatri, Quantitative Researcher for the RISE Programme, dan Fajar Cahyono, Research Assistant CfDS, sebagai narasumber.

Dengan latar belakangnya masing-masing, kedua narasumber membahas fenomena krisis kesetaraan pendidikan di era pandemi COVID-19 dari sudut pandang yang berbeda. Fajar, sebagai narasumber pertama, membahas fenomena tersebut dari ranah digital. Fajar menjelaskan bahwa Program Belajar dari Rumah tentu sangat berkaitan dengan ketersediaan infrastruktur digital. Dan, infrastruktur digital tidak hanya terkait dengan kepemilikan ponsel saja, tetapi juga terkait dengan koneksi internet yang stabil dan kepemilikan laptop. Sayangnya, ketimpangan dari infrastruktur digital ini bahkan tidak hanya terjadi di daerah-daerah terpencil, tetapi juga terjadi di kota-kota besar. read more

Musyawarah ‘Daring’ Nasional Kafispolgama Tahun 2021

Yogyakarta, 17 April 2021━Untuk pertama kalinya, Keluarga Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada atau KAFISPOLGAMA mengadakan musyawarah nasional (Munas) secara daring pada Sabtu (17/4). Diselenggarakan secara terbatas melalui platform Zoom Meeting dan dapat diakses untuk umum melalui kanal Youtube resmi FISIPOL UGM, Munas keempat KAFISPOLGAMA ini dihadiri oleh para alumni dari berbagai daerah di Indonesia. Dalam Munas kali ini, KAFISPOLGAMA memiliki tujuh kandidat calon ketua umum untuk periode 2021-2025, yaitu Setya Utama (Administrasi Negara 1987), Ade Siti Barokah (Sosiologi 1991), Yusra Abdi (Ilmu Sosiatri 1986), Iwan Setiawan Arifin Manasa (Komunikasi 2002), Danang Girindrawardana (Komunikasi 1988), Teguh Setyabudi (Politik dan Pemerintahan 1986), dan Amril Buamona (Hubungan Internasional 1992).“Selain untuk menentukan ketua umum KAFISPOLGAMA periode 2021-2025, Munas ini juga diharapkan dapat diberikan dampak yang lebih bermanfaat juga bagi para mahasiswa sekarang,” ungkap Prof. Dr. Erwan Agus Purwanto selaku Dekan FISIPOL UGM dalam sambutannya pada awal acara. Sambutan pun juga diberikan oleh Ketua Umum KAFISPOLGAMA periode 2016-2020 dan Ketua Umum KAGAMA. read more

UIA FISIPOL Fasilitasi Dua Sesi Terakhir Workshop Penunjang Pembelajaran Daring

Yogyakarta, 16 April 2021Sebagai bentuk perhatian terhadap aktivitas perkuliahan daring bagi Mahasiswa dan Mahasiswi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL UGM) melalui Unit Inovasi Akademik (UIA) menyelenggarakan “Serial Workshop: Penunjang Pembelajaran Daring”. Penyelenggaraan workshop ini memfasilitasi sarana belajar secara langsung dengan penyampaian paparan materi beserta tutorial singkat yang dipandu oleh fasilitator. Adapun rangkaian yang telah dimulai sejak 9 April lalu dengan topik Pembuatan dan Editing Video ini, dilanjutkan dengan dua sesi terakhir dengan pembahasan terkait Pembuatan Infografis yang dihelat pada 15 April, serta topik Cloud Storage and Collaborative Platforms yang berlangsung pada 16 April 2021. read more

Difussion #47: Etika Bermedia Sosial Warganet Indonesia

Yogyakarta, 16 April 2021 — Center for Digital Society menggandeng DEMA FISHUM UIN Sunan Kalijaga dalam menyelenggarakan program Difussion #47 pada Jumat sore (16/4). Acara bertajuk “Jebloknya Netiquette Indonesia: Salah Netizen atau Kebijakan?” menghadirkan dua pembicara, yaitu Ndoro Kakung (Praktisi Sosial Media) dan Fajar Cahyono (Research Associate CfDS). Dimoderatori oleh Fununun Nisha, acara berlangsung melalui Zoom Meeting dan Youtube Live.Digital Future Discussion kali ini membahas mengenai buruknya etika warganet di internet. Hasil riset Microsoft menyatakan tingkat digital civility warganet Indonesia turun sebanyak 8 poin ke angka 76 dibandingkan tahun lalu dan menempatkan Indonesia pada posisi terbawah di Asia Tenggara. Riset ini dilakukan pada 32 negara dengan lebih dari 16.000 responden. Dalam hal ini, etika warganet Indonesia dalam bermedia sosial sangat dipertanyakan.“Secara tidak langsung kita sebagai netizen atau warganet Indonesia adalah orang yang paling nggak sopan di Asia Tenggara,” ungkap Fajar Cahyono. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan posisi Indonesia turun dibanding tahun lalu. Di antaranya adalah tingkat hoax dan penipuan naik 13 poin ke angka 47%, ujaran kebencian naik 5 poin menjadi 27%, dan diskriminasi turun 2 poin menjadi 13%. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan mengingat masyarakat Indonesia terkenal dengan keramahan dan sopan santunnya yang baik. Namun, hal tersebut berbanding terbalik ketika di dunia digital, warganet cenderung tidak mempresentasikan budaya Indonesia. Sering kali kita melihat warganet Indonesia melakukan tindakan agresif dan berbicara tidak sepantasnya di media sosial. Sebagai contoh, beberapa akun media sosial yang diserang warganet Indonesia, yaitu Dayana, aktris Korea Han So Hee, GothamChess, dsb.

Merespon hal tersebut, Fajar Cahyono menyarankan untuk tidak menangkap secara parsial riset yang dikeluarkan oleh Microsoft. Apalagi jika kita memahami riset tersebut secara utuh, metodologi yang digunakan adalah non probability sampling yang mana hanya berlaku pada orang yang disurvei dan tidak dapat digeneralisasi. Dengan demikian, diperlukan riset lanjutan untuk memperkuat hasil.

“Harapannya kita tidak terlalu responsif dan tidak mengafirmasi secara berlebihan apa yang dikatakan Microsoft karena memang dari metodologi tidak bisa digeneralisasi,” kata Fajar Cahyono. Fajar juga menyampaikan bahwa sebenarnya sudah ada aturan normatif dalam bentuk UU ITE, namun tidak ada yang mengatur secara spesifik berkaitan dengan arahan untuk literasi digital dimana seharusnya ini dijadikan program nasional. Tantangan literasi digital bukan saja kemampuan pengguna tetapi juga terkandung roadmap literasi digital Indonesia. Ndoro Kakung menyampaikan ada empat hal yang harus dipahami sebagai literasi digital. Di antaranya; kecakapan bermedia sosial, mengetahui budaya bermedia sosial, memahami etika digital, dan memiliki pengetahuan tentang keamanan digital. read more

Why Social Start Up and 3 Ways to Make Your Great Social Impact

Yogyakarta, 16 April 2021 – Creative Hub  (C-HUB) Fisipol UGM menyelenggarakan acara diskusi daring melalui live Instagram dengan tajuk Why Social Start Up and 3 Ways to Make Your Great Social Impact. Acara ini berlangsung dari pukul 16.00-17.00 WIB dengan menghadirkan Narasumber Matahari Farransahat, S.E., M. HEP selaku Program Manager Creative Hub dan moderator Ramadhanti Firmaningsih, S.IP selaku Knowledge Manager Creative Hub Fisipol UGM. Acara yang diikuti sekitar 20 peserta diskusi ini secara garis besar membahas mengenai kiat-kiat dalam membangun Startup yang dapat memberikan dampak sosial bagi masyarakat.Mengawali sesi diskusi, Moderator menyampaikan sedikit intermezzo mengenai C-Hub Fisipol UGM sebagai ekosistem belajar tentang Startup, dunia digital, dan juga mengenai kewirausahaan sosial. Dalam berbagai kesempatan, C-Hub memfasilitasi berbagai kegiatan pembinaan dan pitching bagi berbagai kalangan untuk mengembangkan Startup yang memiliki impact sosial.

Masuk ke sesi sharing, Moderator menyampaikan latar belakang mengenai program pitching yang ada di Fisipol UGM. Dalam penuturannya, Ia mengungkapkan bahwa secara kapasitas generasi muda saat ini memiliki kemampuan adaptasi yang cukup baik. Hal ini dapat ditemui dari berbagai fenomena dimana anak muda seringkali bekerja di lingkungan yang tidak cukup in line dengan bidang studi mereka di bangku kuliah. Sedangkan dari sisi latar belakang fakultas, Dekan Fisipol UGM melihat bahwa terdapat banyak pelaku startup yang terlalu profit oriented, padahal sebenarnya jika ingin sustain salah satu hal yang perlu dilihat adalah soal masalah, dan masalah sosial merupakan salah satu hal yang cukup terkemuka. Karenanya Fisipol mengambil andil untuk turut memfasilitasi pengembangan inovasi Social Start Up. read more

Serial Diskusi Daniel Dhakidae #3 : Media, Modal, dan Demokrasi

=&0=& – Fisipol UGM mengadakan Serial Diskusi Pemikiran Daniel Dhakidae untuk mengenang salah satu tokoh nasional sekaligus alumni Fisipol UGM yaitu Daniel Dhakidae. Serial ini terdiri dari tiga sesi diskusi, salah satunya membahas tentang Media, Modal, dan Demokrasi pada Rabu (14/06) pukul 15.30-17.30 melalui Zoom Meeting. Diskusi ini membahas pemikiran mendiang Daniel Dhakidae tentang bagaimana memahami jurnalisme dan industri berita dengan terlebih dahulu memahami negara dan kapital yang tertuang dalam The State, the Rise of Capital, and the Fall of Political Journalism, Political Economy of Indonesian News Industry yang mendapat penghargaan The Lauriston Sharp Prize dari Southeast Asian Program Cornell University. Diskusi ini diisi oleh Kuskridho Ambardi, MA, Ph.D. selaku dosen Fisipol UGM, Evi Mariani selaku jurnalis, dan Harry Wibowo yang merupakan executive editor Jurnal Sosial dan Ekonomi Prisma. Menurut Evi Mariani selaku pembicara kedua, tulisan-tulisan Daniel Dhakidae menginspirasinya dalam berpikir tentang kebebasan jurnalisme dan pers, yang di baliknya didukung oleh kendali ekonomi dan politik. Dalam sesinya Evi mengatakan bahwa, “Jurnalis ingin independen, tetapi dikendalikan oleh ekonomi dan politik di baliknya, entah orde lama, orde baru, hingga reformasi. Selalu ada cara untuk mengendalikan jurnalis melalui modal”. Evi juga membahas tentang sifat partisan dari jurnalisme profesional.

Diskusi dilanjutkan dengan pemaparan oleh Harry Wibowo selaku executive editor Jurnal Sosial dan Ekonomi Prisma. Daniel Dhakidae sendiri merupakan Pemimpin Redaksi dan Pemimpin Umum Jurnal Prisma. Dalam sesinya, Harry membahas tentang tulisan editorial di jurnal Prisma yang ditulis oleh Daniel Dhakidae yang banyak membahas tentang demokrasi. Harry bercerita bahwa Daniel Dhakidae aktif di pers mahasiswa ketika kuliah. “Mereka tidak terjun ke jurnalisme atau menjadi dosen, tetapi menghidupkan majalah berisi jurnal-jurnal ilmiah seperti Prisma,” tutur Harry. Acara ini dapat disaksikan kembali melalui kanal YouTube Fisipol UGM. (/tr) read more