Diskusi kemudian dilanjutkan oleh ketiga pembicara lain yang mengomentari bagian-bagian berbeda dari buku yang terdiri dari empat belas bab ini. Hafid memberi komentar mengenai bab pertama yaitu sejarah perkembangan Uni Eropa dan bab kedua mengenai institusi-institusi dalam Uni Eropa. Berbeda dengan Hafid, Ningrum membahas mengenai politik dan proses politik di Uni Eropa. Ada empat poin yang dibahas oleh Ningrum yaitu koordinasi dan koheransi, Eropanisasi, demokrasi dan representasi, serta kelompok kepentingan dan lobi politik di Uni Eropa.
Berita
Yogyakarta, 22 Januari 2021—Treaty on the Prohibition of Nuclear Weapons atau Traktat Pelarangan Senjata Nuklir resmi diberlakukan. Traktat ini menjadi sebuah norma global dalam usaha pencegahan penggunaan senjata nuklir. Sayangnya, Indonesia sendiri hingga saat ini belum meratifikasi traktat yang biasa disebut TPNW ini. Padahal posisi politik dari TPNW diharapkan dapat menguat apabila mendapatkan ratifikasi dari Indonesia. Isu inilah yang kemudian diangkat dalam Webinar Institute of International Studies UGM bertajuk “Traktat Pelarangan Senjata Nuklir Resmi Berlaku: Apa Yang Indonesia Perlu Perhatikan?”. Melalui ketiga pembicara yang dihadirkan, webinar ini mengulik dampak dari berlakunya TPNW terhadap dinamika politik internasional serta cara dan kondisi Indonesia untuk dapat menyelaraskan kebijakan luar negerinya dengan adanya traktat tersebut.
Yogyakarta, 21 Januari 2021—Manajemen Kebijakan Publik (MKP) Book Club bekerjasama dengan GAMAPI Fisipol UGM kembali mengadakan “Pojok Buku MKP” pada Kamis (21-01). Pojok Buku MKP kali ini mendiskusikan buku berjudul Educated (2018) yang dikarang oleh Tara Westover. Pembahas diskusi buku adalah Indri Dwi Apriliyanti, MBA., Ph.D., doesn Departemen MKP dan Annisa Rahmania Jernih, mahasiswa MKP. Diskusi dibuka oleh sambutan dari salah satu dosen MKP yaitu Ario Wicaksono. Dalam sambutannya Ario berharap kedepannya akan ada kolaborasi dan diskusi bacaan-bacaan menarik lain seperti ini.
Sosiologi sendiri awalnya menyerahkan proses pembelajaran daring ke tim pengajar, sementara prodi tidak memberikan kontrol sama sekali karena belum memiliki kesiapan dan pengalaman dalam mengelola pembelajaran daring. Namun, begitu memasuki semester berikutnya, dengan perencanaan yang lebih matang, program studi S1 Sosiologi memfasilitasi banyak hal: mulai dari SOP, hearing, dan evaluasi lanjutan. Hal yang serupa juga disampaikan oleh perwakilan departemen lainnya. Namun, yang membedakan antara satu prodi dengan prodi lainnya adalah karakter pendekatannya.
Masing-masing bab atau esai dalam monograf ini diwakilkan oleh satu kontributor, secara berurutan: Ahmad Rizky M. Umar, Fauzia Gustarina Cempaka Timur, Filasafia Marsya Ma’rifat, Novriest Umbu Walangara Nau, Saidatul Nadia Abd Aziz, Andhini Citra Pertiwi, dan Tunggul Wicaksono. Pada awal acara, tiap kontributor yang hadir diberikan kesempatan oleh sang moderator—yang juga adalah perwakilan kontributor untuk esai ketujuh, Tunggul Wicaksono—untuk menceritakan secara singkat tetapi tetap mendalam mengenai esai yang mereka tulis, baik dari latar belakang penulisan esai tersebut, hingga metode dan temuan yang dihasilkan.
Yogyakarta, 15 Januari 2021—Center for Digital Society (CfDS) Fisipol UGM kembali menyelengggaralan digitalk ke 45 dengan menghadirkan pembicara dari Bukit Vista. Pada diskusi kali ini, CfDS mengangkat tema mengenai upaya meningkatkan bakat dengan inovasi teknologi manajemen. Diskusi ini cukup menarik karena pembicara dari Bukit Vista Sendiri adalah CEO, Jing Cho Yang dan HRD Bukit Vista yaitu Kharisma G. Arafani. Diskusi ini dimoderatori oleh Paska Darmawan dan diselenggarakan secara daring melalui channel youtube CfDS UGM. Untuk mengikuti acara ini, peserta harus registrasi terlebih dahulu melalui link pendaftaran yang telah dibagikan beberapa hari sebelumnya.
Pengalaman-pengalaman yang dibagikan oleh para peraih medali di PIMNAS pun menambah komprehensif wawasan yang didapat peserta acara. Apalagi, pengalaman-pengalaman ini merupakan hal-hal yang benar-benar dialami oleh para peraih medali, sehingga sangat sesuai dengan kondisi nyata di lapangan—situasi yang dihadapi oleh para calon peserta PKM. Contohnya terkait dengan penentuan ide, Intan membagikan kisahnya mengenai proses pemilihan ide PKM-PSH yang ia gagas, seperti mempertimbangkan ketertarikan personal dan menambahkan unsur-unsur kreativitas atau berbeda dari biasanya dalam melihat isu yang ia angkat.
“Belajar langsung dari mitra industri tentu sangat melengkapi ilmu-ilmu yang telah saya dapatkan di bangku perkuliahan. Keduanya sangat mungkin beriringan tanpa harus mengabaikan satu sama lain,” ucap salah satu peserta kelas Kewirausahaan Sosial yang berkesempatan menyampaikan pesan dan kesannya melalui video yang ia buat dalam acara Malam Penghargaan dan Upacara Penutup ini.
Selaku dosen pengampu sekaligus dewan penasihat kelas Kewirausahaan Sosial UGM, Bayu Dardias mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi seluruh mitra dan pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan kelas. Bayu juga menyebutkan satu persatu dosen pengampu dari tiap-tiap mitra dalam ucapan terima kasihnya. Tidak hanya Bayu, perwakilan dari mitra penyelenggara kelas Kewirausahaan Sosial—Telkom Indonesia, turut menyampaikan pesan dan kesannya. Inisiator dari kelas Kewirausahaan Sosial—Pratikno, Menteri Sekretaris Negara, pun ikut memberikan ucapan terima kasih serta menggambarkan sedikit tujuan dari penyelenggaraan kelas Kewirausahaan Sosial.
Yogyakarta, 12 Desember 2020—Fisipol Creative Hub bekerja sama dengan BRI Work dalam menyelenggarakan program #SMALLTALK pada Sabtu sore (12/12). Topik yang diangkat pada kesempatan kali ini adalah “Kenapa Startup Bisa Gagal?”. Menghadirkan pembicara Pramudya R.Gemilang, sebagai Managing Director Nabata Technology dan Head of Content LP3I, serta Co-founder @rashifindonesia. Acara berlangsung melalui Instagram Live pada pukul 16.00-17.00 WIB.
Perbincangan diawali Gilang dengan menceritakan pengalamannya di dunia start up. Ini adalah tahun kelima dirinya menjadi entrepreneur. Ia mengaku pada awalnya fokus di bidang kepenulisan, fotografi, kemudian berkembang ke arah digital marketing agency. Sejak tahun 2015 bergelut, menurutnya di era digital sekarang ini sedang marak digital marketing agency dimana-mana. Selama pandemi pun, Gilang mengaku tetap bisa survive akibat adanya teknologi.
Yogyakarta, 12 Desember 2020—Melalui kanal Youtube resminya, Youth Studies Center FISIPOL UGM melakukan peluncuran buku “Menenun Asa Sejatidesa” secara virtual. Acara ini merupakan puncak dari rangkaian proyek kerja sama antara YouSure FISIPOL UGM dengan Bappeda Sleman dan Kelompok Tenun Sejatidesa. Diselenggarakan pukul 15.00 WIB, peluncuran buku ini turut menayangkan film dokumenter kolaborasi bertajuk “Merajut Narasi Tenun Lokal di Dusun Sejatidesa”.
Proyek ini, baik buku dan film dokumenter, berupaya memotret salah satu kekayaan budaya Yogyakarta, yaitu tenun. Dalam buku hasil karya tujuh penulis ini—Oki Rahadianto Sutopo, Eka Zuni Lusi Astuti, Anindityo Dwiprakoso, Rina Satriani, R.A Magdalena Putri K, Arya Malik Nurrizky, dan Fatima Gita Elhasni, diceritakan sejarah tenun, proses pembuatan tenun dari awal higga menjadi produk-produk turunannya, hingga kondisi dan relevansi tenun dengan perkembangan zaman. Dalam membahas relevansi tenun sebagai produk budaya lokal dengan perkembangan zaman, proyek ini berusaha mengulik partisipasi kaum muda dalam menghidupkan tenun dengan inovasi-inovasi yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Di sini, kaum muda tidak hanya menghidupi tenun dengan menjadi konsumen tetapi sebagai produsen juga. Buku ini terdiri atas lima bagian besar: prolog, bagian 1, 2, 3, dan epilog.