CCUC : Menjelajah Yogyakarta Sambil Bertukar Budaya

Yogyakarta, 24 Agustus 2019—“Tema CCUC Know Your City pada kali ini dipilih sebagai momentum yang tepat sebagai pengawal tahun ajaran baru. Selain itu banyak mahasiswa asing dan bahkan mahasiswa lokal yang berasal dari luar Yogyakarta agar dapat lebih mengenal sejarah mengenai Yogyakarta, salah satunya melalui kegiatan CCUC ini,” ungkap Yusuf Dhimas sebagai project manager CCUC di Global Engagement Office Fisipol UGM.

Global Engagement Office UGM Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) mengadakan kegiatan Cross Cultural Understanding Club bertemakan Know Your City! Sabtu kemarin. Kegiatan Cross Cultural Understanding Club (CCUC) merupakan kegiatan rutin yang dilangsungkan setiap satu bulan sekali oleh Global Engagement Office Fisipol. CCUC merupakan wadah antar mahasiswa asing  dan mahasiswa lokal yang belajar di Fisipol khususnya, untuk berinteraksi, dan bertukar budaya satu sama lain. Hal ini diwujudkan melalui kunjungan ke tempat-tempat bersejarah atau kegiatan interaktif lainya. Dalam kegiatan bertemakan “Know Your City” ini, para peserta diajak berkeliling ke tiga tempat bersejarah di Yogyakarta, yaitu Pura Pakualaman, Keraton Yogyakarta, dan Museum Sonobudaya.

Kegiatan ini diikuti oleh kurang lebih 20 mahasiswa asing dan mahasiswa lokal dari berbagai fakultas di UGM. Keseruan acara dimulai dengan mengunjungin Pura Pakualaman, disana para peserta diajak langsung untuk mencoba jemparingan. Jemparingan merupakan olah raga panahan tradisional khas Kerajaan Mataram, berbeda dengan panahan pada umumnya jemparingan dilakukan dengan duduk bersila. Para peserta seperti dibawa kembali pada masa Kerajaan Mataram masih Berjaya, mereka semua sangat antusias mempelajari teknik dan sejarah budaya tersebut.

Fuzhu Ou, salah satu mahasiwa yang belajar bahasa Indonesia di Fakultas Ilmu Budaya UGM asal Tiongkok, mengungkapkan bahwa alasan Ia mengikuti kegiatan ini untuk dapat mengenal Yogyakarta. “Saya belum pernah ke Keraton sebelumnya dan kegiatan ini memberikan saya kesempatan untuk bisa melihat secara langsung mengenai budaya dan sejarah Yogyakarta. Saya juga senang dapat mencoba jemparingan disini,” ungkap Fuzhu

Keraton Yogyakarta dan Museum Sonobudaya menjadi destinasi yang juga menarik bagi para peserta untuk menggali secara lebih dalam mengenai histori dan budaya Yogyakarta. Rahmi  Syafanny, mahasiswa Manajemen dan Kebijakan Publik angkatan 2018 melihat bahwa acara ini dapat memberikan kesempatan belajar kepada para mahasiswa asing yang sedang menjalankan studi di Fisipol dan UGM . Pertukaran ide ide dan budaya mengenai Indonesia, khususnya Yogyakarta terjadi secara alami antar peserta CCUC. “Menurut saya dialog yang terbangun dalam kegiatan CCUC ini lebih genuine karena interaksi yang terjalin berdasarkan kesukaan yang sama,” ungkap Rahmi .

Disisi lain, Daniel Filippov mahasiswa asing yang berasal dari London, Inggris  dan Faith Stellmaker dari Australia, yang sedang mengambil beberapa mata kuliah di Fisipol dan FIB melihat bahwa kegiatan CCUC sangat menambah pengetahuan mengenai Yogyakarta. “Pada kegiatan hari ini, bukan hanya saya mendapatkan pengalaman yang sangat insightful namun juga saya dapat bertemu dengan mahasiswa lokal dan internasional lainya untuk menambah circle pertemanan selama masa exchange saya disini,” ujar Daniel.

Muhammad Yusuf Dhimas berharap bahwa kegiatan CCUC seperti ini dapat menambah exposure secara mutual baik kepada mahasiswa lokal maupun internasional yang belajar di Fisipol secara khususnya dan UGM pada umumnya. Sehingga dapat terjalin persahabatan interkultural dan rasa saling mengerti satu sama lain antar keberagaman budaya yang dimiliki oleh para mahasiswa di UGM. (/fdr