Yogyakarta, 14 November 2023─Merespons peranan penting media menyambut pemilu, Center for Digital Society (CfDS) FISIPOL UGM mencermati sentimen media nasional terdapat capres jelang Pemilu 2024 melalui riset yang bertajuk “Peran Media di Masa Pemilu”. Kajian dilakukan oleh M. Perdana Sasmita-Jati Karim, Irbah Asfarina, dan Emira Anjani (Tim Riset CfDS UGM) untuk melihat kecenderungan media digital dalam mempublikasikan artikel terhadap satu atau dua belah pihak menuju tahun pesta politik Indonesia.
Untuk meraih pemahaman yang menyeluruh, CfDS melakukan pengambilan data terhadap artikel-artikel yang dipublikasikan oleh media nasional secara digital sejak 1 Januari 2022 hingga 10 Oktober 2023. Media-media yang menjadi perhatian di antaranya, detik.com, tribunnews.com, kompas.com, cnbcindonesia.com, dan cnnindonesia.com. Data yang diperoleh diolah menggunakan proses “data collection” hingga “work cloud”. Data tersebut mencakup headline artikel yang memuat penyebutan nama capres dan kata pemilu, yaitu “Anies”, “Ganjar”, “Prabowo”, “pemilu”, dan “capres”.
Perdana menyampaikan, “Riset ini berhasil menemukan 47305 data yang menunjukkan dominasi Detik dalam penyebutan nama capres dengan total 23.070 artikel, disusul Tribun sebanyak 15.388 artikel, CNN sebanyak 5.320 artikel, CNBC sebanyak 1.793 Artikel, dan Kompas dengan total 1.734 artikel.”
Mengacu pada perolehan data, CfDS mendapatkan temuan terkait unbalanced coverage pada media yang mencerminkan sentimen yang secara eksplisit maupun implisit menuturkan bias media terhadap salah satu pihak yang berkepentingan dalam Pemilu 2024.
“Kecenderungan penyebutan nama capres dalam headline artikel ini kemudian perlu juga ditilik lebih jauh terkait jenis sentimen negatif/positif/netral yang dibawa oleh media kepada nama capres terkait,” ungkap Perdana. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, ditemukan tingkat kecenderungan yang berbeda bagi masing-masing media dalam memberikan sentimen terhadap nama capres melalui headline artikel yang ditulis.
CfDS menemukan 95% jumlah rata-rata artikel yang dipublikasikan oleh kelima media bersentimen netral, tetapi juga tidak luput dari adanya campuran antara sentimen positif dan negatif kepada satu atau dua belah pihak.
Masih berkaitan dengan publikasi artikel yang dilakukan oleh media nasional, CfDS mendapatkan temuan beberapa artikel yang bersifat problematis karena kurang memiliki relevansi substansial yang konkret dengan headline yang disajikan. Hal tersebut menyebabkan tidak memungkinkannya identifikasi sentimen dengan akurat terhadap substansi yang dimunculkan.
Lewat data-data yang telah diperoleh pula, CfDS menemukan indikasi clickbait journalism yang dilakukan oleh media terhadap artikel-artikel terkait Pemilu 2024 yang menyebutkan nama-nama capres tertentu. “Secara prinsip, clickbait journalism merupakan strategi pemasaran bagi media digital untuk menciptakan website traffic. Namun, hal ini juga berpotensi menimbulkan kesalahan dalam penafsiran dan konsumsi informasi oleh masyarakat,” tambah Perdana.
CfDS menyimpulkan bahwa menjelang Pemilu 2024, media memiliki kekuatan terstruktur dan peran yang krusial dalam konteks negara demokrasi. Sejak awal tahun 2022, lima media nasional terkemuka secara aktif memunculkan berita dan artikel terkait calon presiden dengan frekuensi dan sentimen yang beragam. Meskipun sebagian besar berita bersifat netral, tetapi tetap terdapat beberapa artikel dengan sentimen positif maupun negatif. Melalui penelusuran lebih lanjut, ditemukan beberapa headline yang bersifat problematis dan berfungsi sebagai clickbait. “Hal ini menunjukkan perlunya kemampuan literasi digital yang baik oleh masyarakat agar tidak menimbulkan potensi kesalahpahaman dalam menginterpretasi suatu artikel yang ditampilkan oleh media,” tutup Perdana.