Apakah anda pengguna aktif media sosial? Pastinya, di era yang serba digital ini orang-orang mulai berbondong-bondong membuat akun media sosial. Apalagi bagi generasi milenial yang notabene lebih akrab dengan dunia digital, media sosial menjadi salah satu kebutuhan penting.
Namun sayangnya, banyak pengguna media sosial yang sering menggunakan akun-akunnya untuk hal-hal negatif, seperti menyebar berita palsu, memposting konten provokatif, bahkan sampai menghujat orang lain. Dalam gelar wicara yang bertajuk “Menjadi Influencer: Berinteraksi dan Berbagi Melalui Internet” pada 16 November lalu, Rara mengungkapkan bahwa tindakan tersebut akan merusak personal branding kita. Personal branding adalah cara kita untuk “memasarkan diri” atau mengesankan diri ke orang lain melalui perilaku, sifat, maupun hal-hal yang kita lakukan. Meskipun hanya sekadar di dunia maya, Gadis bernama lengkap Rara Mispawanti ini lantang mengatakan bahwa di era seperti ini media sosial menjadi salah satu rujukan untuk melihat karakter seseorang.
Gelar wicara yang bertempat di Selasar Barat Fisipol UGM ini merupakan bagian dari rangkaian acara Kampung Sospol 2017. Tidak hanya menghadirkan Rara sebagai Runner-up Miss Internet Indonesia 2017, gelar wicara ini juga menghadirkan Fathin Naufal selaku Menteri Kemahasiswaan Badan Eksekutif Mahasiswa – Keluarga Mahasiswa (BEM KM) UGM tahun 2017.
Fathin menambahkan bahwa media sosial juga bisa mencerminkan diri kita. Bagi Fathin, media sosial itu seperti CV (Curriculum Vitae) online kita. “Apalagi sekarang orang lebih suka melihat media sosial, orang lebih tahu kita sekarang sedang apa dan dimana. Jadi media sosial cukup penting juga dalam hal menciptakan personal branding kita,” ungkapnya.
Fathin mengaku menggunakan media sosial salah satunya untuk mendukung kegiatannya dalam berorganisasi dan berkarya. Selain aktif di BEM KM UGM, Fathin juga mulai menggeluti dunia startup. Ia bersama teman-temannya menciptakan aplikasi bernama Give Food. Aplikasi ini bertujuan untuk mempertemukan pemilik makanan berlebih dengan orang-orang yang sedang kekurangan makanan.
“Awal penciptaan aplikasi ini didasari oleh banyaknya makanan yang sering terbuang. Indonesia merupakan negara terbesar kedua yang paling banyak membuang makanan. Namun, disisi lain juga masyarakat Indonesia banyak yang masih kekurangan makanan,” tambahnya. Dengan memanfaatkan media sosial, Fathin mencoba memperkenalkan aplikasi ini ke semua orang.
Hal ini yang diterapkan oleh Rara dalam akun Instagramnya. Gadis yang juga berprofesi sebagai news anchor ini mengungkapkan bahwa akun Instaragamnya murni digunakan untuk menggambarkan siapa dirinya. Melalui berbagai postingan kegiatan, cara berkomentar, sampai foto diri. Rara mengaku menyesuaikan gambaran yang ingin ia kesankan kepada orang lain. “Misal saya ingin membranding diri saya menjadi beautiful blogger, tidak mungkin saya memposting foto saya yang sedang ngupil. Ya meskipun itu manusiawi, tapi tidak sesuai dengan kesan yang ingin kita sampaikan ke orang lain,” tambahnya.
Oleh karena itu, Rara mengingatkan pada peserta bahwa ketika kita berselancar di dunia maya sekalipun, kita harus mengetahui personal branding yang ingin kita ciptakan. Sehingga tindakan kita di dunia maya tidak mengarah ke hal-hal yang tidak sesuai karakter kita.
Di sisi lain, Rara juga mengingatkan bahwa dalam membangun personal branding juga harus disesuaikan dengan karakter kita yang sesungguhnya. “Ada teman saya yang punya dua akun Instagram. Yang satu digunakan untuk membranding dirinya, di akun ini dia selalu menunjukkan hal-hal baik. Tapi akun lainnya digunakan untuk menghujat komentar-komentar yang ditujukan ke akun satunya,” paparnya. Menurut Rara, hal tersebut harus kita hindari dalam proses personal branding. Tindakan tersebut tidak mencerminkan proses personal branding yang sesungguhnya, tetapi justru hanya mengarah ke proses pencitraan saja. (/ran)