Communicareer 2021: Bercerita Dunia Karier Ilmu Komunikasi Bareng Praktisi

Yogyakarta, 21 November 2021Talkshow Communicareer 2021 oleh Korps Mahasiswa Komunikasi (KOMAKO) UGM telah berlangsung melalui Zoom Meeting pada 20-21 November 2021. Acara ini menghadirkan para narasumber dari segi praktisi di bidang public relation, advertising, journalism, dan media entertainment. Di antaranya adalah R. Brasto Galih Nugroho, Brama Danuwinata, Ika Krismantari, dan Muhammad Heri Fadli.

Pada sesi pertama, Communicareer mengangkat tema “Berkarier di Kehumasan Perusahaan Multinasional” dengan narasumber Brasto yang bekerja sebagai Area Manager Communication, Relations & CSR Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga. Menurutnya, public relation (PR) berfokus pada corporate communication untuk menjaga image perusahaan. Di Pertamina sendiri, PR sejajar dengan marketing communication

Adapun tugas seorang PR officer di antaranya: research mengenai stakeholders mapping dan social mapping; action mengenai strategi dan perencanaan program; communication untuk mendapatkan kesepahaman bersama; dan evaluation seperti indeks kepuasan masyarakat dan corporate image index.

“Intinya, PR itu seharusnya diajak oleh manajemen perusahaan untuk selalu ikut dalam pengambilan keputusan atau analisis terkait dengan rencana jangka panjang perusahaan,” tutur Brasto.

Sesi kedua mengangkat tema “Dari Ilmu Komunikasi Jadi Advertiser Ahli” dengan narasumber Brama yang bekerja sebagai Country Social Media Lead Grab Indonesia. Bergelut di bidang advertising berawal dari ketertarikannya pada media sosial. Brama mengaku sudah berkarier di agensi periklanan selama tujuh tahun, yaitu di Dentsu, Ogilvy, dan VMLY&R.

Sepanjang kariernya tersebut, Brama banyak menemui tantangan seperti sering lembur, menghadapi klien yang susah, lelah mencari ide, tidak ada personal growth program, dan lainnya. Namun, tantangan tersebut tidak menjadi masalah bagi Brama karena sebanding dengan apa yang ia peroleh.

“Jika tidak punya mindset akan berat, tapi karena saya basic-nya media sosial, tidak masalah jika harus belajar dan mengulik sendiri, yang terpenting saya bisa mengambil pelajaran dari agensi dan orang-orang di dalamnya,” ungkapnya.

Pada hari kedua, tema “Merintis Media Baru Jurnalisme Independen” dibawakan oleh Ika Krismantari, Head of Editorial the Conversation Indonesia. Menurutnya, internet memungkinkan setiap orang untuk menciptakan media jurnalistik. Konten yang berkualitas, pembaca yang loyal, dan value jurnalistik yang kuat menjadi tantangan di era teknologi ini. Permasalahannya adalah bagaimana kemudian media tersebut bisa sustainable. Bahwa, maintaining bisnis pada media baru menjadi penting agar produksi konten bisa berkelanjutan.

Sesi terakhir dengan tema “Dari Penikmat Jadi Pembuat” dibawakan oleh Muhammad Heri Fadli, Film Writer & Director. Ketertarikan Heri terhadap film dimulai sejak kecil yang suka menonton wayang hingga bergabung dengan komunitas film Kompor (Komunitas Film Orang Komunikasi) saat menjadi mahasiswa. Beberapa film yang diproduksi sejak tahun 2014 di antaranya berjudul Us, Dream, Kopi Deplok, Go-Love, Dajal, Dream 2, dan lainnya. Adapun film Sepiring Bersama berhasil diputar di 13th Jogja-NETPAC Asian Film Festival. (/Wfr)