Yogyakarta, 20 Desember 2022—Memahami strategisnya isu pengembangan masyarakat atau “community development”, FISIPOL UGM menggelar diskusi terbatas mengenai “Community Development di Afrika Selatan” pada Selasa (20/12). Hadir di Ruang Sidang Dekanat BB 208, Dr. Naseema Mustapha, Founder and Director Global Community Development South Africa. Dr. Naseema merupakan pegiat sosial yang aktif dalam memberdayakan komunitas di berbagai negara di Afrika dan Timur Tengah. Selain Dr. Naseema, FISIPOL UGM juga mendatangkan Fenti Rochmawati dan Mohamed-Junaid Mustapha sebagai narasumber. Dalam diskusi ini, hadir pula para akademisi dari Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (DPSdK) yang ikut memantik jalannya diskusi.
Sejak tahun 2001, Dr. Naseema telah melakukan aksi humaniter di bidang pendidikan, pengadaan sumur dan air bersih, hingga membangun komunikasi multikultural. Lewat Global Community Development South Africa dan Naseema Mustapha Educational Center, aksi humaniter Dr. Naseema telah menjangkau Afrika Selatan, Kongo, Malawi, Zambia, hingga Zimbabwe. “Sasarannya adalah komunitas yang terisolasi dan tidak mendapatkan dukungan langsung dari pemerintah,” jelas Dr. Naseema. Ia mengaku bahwa semua aktivitas di bawah organisasinya bersifat volunterisme. Lebih lanjut, Dr. Naseema juga mengatakan bahwa kedua organisasi yang ia bentuk ditujukan untuk memperbaiki kondisi masyarakat (marginal) yang tidak setara, misalnya dalam bidang pendidikan, lapangan pekerjaan, dan literasi.
Sementara itu, sebagai diaspora Indonesia yang menetap di Australia, Fenti Rochmawati menceritakan permasalahan domestik yang kerap dialami oleh para WNI di luar negeri. Isu yang ia soroti misalnya adalah permasalahan yang sering dialami oleh ibu rumah tangga (WNI di Australia), seperti manajemen waktu hingga kekerasan domestik. Oleh karena itu, Fenti mengajak para diaspora untuk semakin peka dalam mengamati dan merespons isu-isu domestik semacam ini. Terakhir, Mohamed-Junaid Mustapha menyingung hubungan dependensi antara masyarakat marginal dan organisasi nirlaba. Terkadang, organisasi-organisasi humaniter terlalu fokus untuk membantu, tanpa mengupayakan peningkatan kapasitas masyarakat untuk dapat membangun dirinya secara mandiri. Mustapha sendiri merupakan aktivitas sosial yang fokus pada pemberdayaan kelompok disabilitas di Australia.
Diskusi dilanjutkan dengan membahas prospek kerja sama antara FISIPOL UGM dan organisasi nirlaba yang dikelola oleh para narasumber, terutama dengan Dr. Naseema. (/gmb)