Bagi kebanyakan mahasiswa, keberadaan beasiswa menjadi penyokong tambahan bahkan utama dalam membiayai kebutuhan perkuliahan. Namun karena akses informasi terbatas, tidak jarang mahasiswa cenderung hanya membidik satu atau dua beasiswa saja. Padahal jika ditelusuri lebih dalam, banyak beasiswa alternatif yang bisa diakses oleh semua mahasiswa. Oleh karena itu, Divisi Advokasi Dewan Mahasiswa (Dema) Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam program kerja tahun ajaran 2017 ini kembali menyelenggarakan Pameran Beasiswa dan Komunitas. Dengan menghadirkan beberapa instansi beasiswa, kegiatan ini diharapkan mampu memerdekakan mahasiswa dalam memilih beasiswa sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya.
Ditandai dengan sambutan oleh Dr. Poppy Sulistyaning Wiananti, M.P.P, M.Sc. selaku Wakil Dekan Bidang Kerjasama, Alumni, dan Penelitian Fisipol UGM, Pameran Beasiswa dan Komunitas resmi dibuka pada tanggal 6 November 2017. Pameran tersebut akan diselenggarakan hingga 7 November bertempat di Selasar Barat Fisipol UGM. Poppy dalam sambutannya menekankan bahwa kegiatan seperti ini sangat penting bagi mahasiswa guna memberikan informasi yang detail. “Kalau zaman dulu informasi sangat terbatas, tapi saya kira kini banyak lembaga yang mulai bermitra dengan universitas, jadi kita memberikan banyak kesempatan bagi mahasiswa,” paparnya.
Dalam pameran ini menghadirkan cukup beragam beasiswa yang bisa diakses oleh mahasiswa. Mulai dari beasiswa yang berbasis pada prestasi akademik, kondisi ekonomi keluarga, hingga prestasi non-akademik. Beasiswa Bidikmisi misalnya, beasiswa ini diperuntukkan kepada mahasiswa yang kurang mampu secara ekonomi. Mahasiswa dapat mengakses beasiswa ini dengan mengajukan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dan slip gaji orang tua yang ditandatangani oleh pemerintah setempat. Selain itu, ada beberapa syarat lainnya, seperti data pembayaran listrik, foto rumah, surat pembayaran pajak bangunan sebagai penguat bahwa mahasiswa yang bersangkutan layak mendapatkan beasiswa tersebut.
Mahasiswa yang memiliki kendala ekonomi (underprivileged) juga bisa mengakses beasiswa lain, seperti Tanoto Foundation atau Beasiswa Karya Salemba Empat (KSE). Dua beasiswa ini akan membantu mahasiswa, bukan hanya dalam bentuk finansial, tetapi juga pelatihan-pelatihan bagi penerimanya. Pelatihan tersebut meliputi pelatihan social entrepreneurship, pelatihan kepemimpinan, dan banyak lagi.
Bagi mahasiswa yang tidak memenuhi syarat di atas, jangan khawatir karena ada variasi beasiswa lain. Salah satunya adalah beasiswa berbasis pada prestasi, seperti Beasiswa Bakti Nusa. Beasiswa ini diperuntukan kepada para aktivis mahasiswa baik di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) atau bergerak di bidang media. Beasiswa ini juga tidak hanya memberikan uang saku sebesar 800 ribu per bulan, tetapi juga berbagai pelatihan yang bisa meningkatkan jiwa aktivis kamu.
Dari sekitar delapan peserta dalam pameran ini, sebagian besar didominasi oleh beasiswa yang diselenggarakan oleh instansi besar, dari perusahaan hingga bank. Namun, ada satu jenis beasiswa yang cukup unik dimana inisiatonya berasal dari mahasiswa sendiri. Dengan mengusung semangat “dari mahasiswa untuk mahasiswa”, Risnu Medianto, Sekar Dwiska, Febrynanda, dan Atikah menginisiasi Beasiswa Simpul Kebaikan. Menurut Risnu, beasiswa ini didirikan untuk menampung mahasiswa yang tidak diterima beasiswa-beasiswa lain. Padahal jika dilihat dari kondisi ekonomi, mereka juga sangat membutuhkan beasiswa tersebut. Oleh karena itu, Risnu dan kawan-kawan berinisiatif untuk membuka donatur bagi siapa saja yang rela menyisihkan rezekinya. “Masih membuka donasi terus dengan nominal berapa aja kami terima, dan Alhamdulillah hingga saat ini kami sudah mengumpulkan sekitar Rp.1.180.000,” jelasnya.
Oleh karena itu, bagi mahasiswa yang sering tidak lolos dalam pendaftaran beasiswa, sangat dianjurkan untuk mencari alternatif beasiswa-beasiswa lain. Untuk informasi lebih lanjut, langsung datang ke Pameran Beasiswa dan Komunitas sampai dengan 7 November ini. Jangan sampai ketinggalan ya! (/ran)