Geotermal merupakan energi yang memanfaatkan panas bumi yang menghasilkan uap untuk menggerakkan turbin, sehingga menghasilkan listrik. Energi ini merupakan energi yang bersih, sustainable, serta ramah lingkungan karena di dalamnya memuat proses penanaman pohon untuk menghasilkan air yang digunakan sebagai bahan baku energi geotermal. Dalam sebuah perusahaan yang mengelola energi geotermal, aktivitas yang dilakukan tidak hanya berkaitan dengan proses menghasilkan dan mengolah energi, tetapi juga program-program corporate social responsibility (CSR) sebagai bentuk tanggungjawab perusahaan bagi masyarakat sekitar. Dalam Acara One Week One Alumni, Kamis (19/10), Adi Rahmadi, alumni Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PSdK) tahun 2008 menceritakan pengalamannya dalam mengelola program CSR di PT. Pertamina Geothermal Energi (PGE) Kamojang, Bandung. Acara ini diselenggarakan di Ruang BA 207 dan dihadiri oleh mahasiswa yang mayoritas berasal dari Departemen PSdK.
Sebagai pengantar, Adi memberikan video singkat mengenai perusahaan dan program CSR yang telah dilakukan. Dalam video tersebut dijelaskan bahwa PT Pertamina Geothermal Energi Kamojang merupakan salah satu wilayah kerja perusahaan dari PT Pertamina Geothermal Energi sebagai anak perusahaan PT Pertamina Persero. Program CSR yang dilakukan perusahaan yakni dengan mengembangkan desa wisata yang berbasis alam, pendidikan, agro, budaya, dan air. Pada basis alam, program CSR diselenggarakan dengan mengembangkan manifestasi panas bumi untuk atraksi kebudayaan yang mampu menambah nilai ekonomi masyarakat. Di basis pendidikan, program CSR direalisasikan dengan mendirikan Geothermal Information Center sebagai pusat studi panas bumi pertama. Sedangkan dalam basis agro, PGE Area Kamojang mengembangkan wisata agro berupa peningkatan produk hasil pertanian dan pengolahannya. Berbeda dengan agro, di basis budaya, program CSR dilakukan dengan mengembangkan wisata budaya berupa hiburan melalui atraksi kesenian daerah seperti pertunjukan domba hias, tari, silat, serta musik tradisional yang dikembangkan masyarakat. Sedangkan dalam basis perairan, PGE Area Kamojang berusaha menormalisasi air danau, dan reboisasi tanamanan berenergi yang salah satu programnya bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Bandung.
Di perusahaannya, Adi menjabat sebagai eksternal public relations (PR). Posisi tersebut kerap kali mengundang tanya banyak orang karena posisi PR biasanya dipegang oleh lulusan dari jurusan lain. Memang pekerjaannya sebagai seorang PR membuat Adi banyak berhubungan dengan berbagai pihak seperti media, dan komunitas, dan stakeholder lain. Namun, tidak hanya menjalin relasi dengan pihak-pihak tersebut, Adi juga mengelola program CSR perusahaan yang membuatnya terjun ke lapangan untuk menjalin relasi dengan masyarakat. Menurut Adi, justru program CSRlah yang menjadi kegiatan utama humas baik di perusahaannya maupun perusahaan yang lain. Oleh karena itu, ilmu sosiatri yang ia dapat semasa kuliah banyak diimplementasikan dalam mengelola program CSR.
Bekerja di sebuah perusahaan geotermal menjadi tantangan bagi Adi dalam membuat sebuah program pemberdayaan masyarakat. Terlebih dengan adanya PROPER sebagai penghargaan untuk menilai program CSR perusahaan, membuat ia harus berusaha mencetuskan inovasi-inovasi baru agar mendapatkan hasil penilaian yang maksimal. Beruntungnya, ilmu dan pengalaman yang ia dapat semasa kuliah membantu Adi menemukan gagasan baru bagi program CSR perusahaan. Salah satu pengalaman di masa kuliah yang melatihnya untuk berinovasi adalah ajang pekan ilmiah mahasiswa nasional (PIMNAS). Pada masa kuliah, Adi pernah membuat karya berbasis CSR yang menghasilkan medali emas. Dengan ajang tersebut, Adi dilatih untuk merancang ide-ide yang menarik dan mengembangkan kemampuan social maping.
Selain PIMNAS, kemampuan Adi untuk terjun dan membuat program di masyarakat tidak terlepas dari kegiatan lain saat menjadi mahasiswa. Berbagai kegiatan yang pernah dilakukan Adi di masa kuliah membuat ia terbiasa untuk out of the box dan penuh ide-ide gila. Semasa kuliah, Adi memilih untuk bekerja dan aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa. Ia pernah bekerja sebagai penjaga warnet karena komitmennya dari awal kuliah untuk mandiri secara finansial. Oleh karena itu, setelah kuliah di waktu sore hingga malam ia bekerja di warnet sembari mengerjakan tugas kuliah. Setelah selesai dengan pekerjaannya, Adi yang sering tinggal di gelanggang, memilih untuk berkecimpung di UKM teater UGM sebagai wadah untuk melatih kemampuan komunikasi publik. Keterlibatannya di UKM tersebut membuat ia menjadi ketua UKM dan pernah mengantarkan teater UGM menjadi juara umum dalam ajang teater nasional. Alhasil, dengan berbagai pengalaman yang ia alami di masa kuliah membuat Adi terbiasa untuk terbuka dan mencetuskan program-program yang inovatif bagi perusahaan.