• Tentang UGM
  • Pusat IT
  • Perpustakaan
  • Riset
  • WebMail
  • DigiLib Center
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Gadjah Mada
  • Tentang Fisipol
    • Sambutan Dekan
    • Visi dan Misi
    • Struktur Fakultas
    • Sejarah
    • Departemen
      • Departemen Ilmu Hubungan Internasional
      • Departemen Ilmu Komunikasi
      • Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik
      • Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan
      • Departemen Politik dan Pemerintahan
      • Departemen Sosiologi
    • Keterlibatan Internasional
    • Inovasi 4.0
    • Merchandise
      • Katalog Merchandise
      • Hubungi Kami
  • Akademik
    • Program
      • Sarjana (S1)
      • Magister (S2)
      • Doktoral (S3)
      • Immersion
      • International Undergraduate Program (IUP)
    • Sistem Penerimaan
      • Mahasiswa S1
      • Mahasiswa S2
      • Mahasiswa S3
      • Mahasiswa IUP
      • International Students
    • Akademik
      • Kalender
      • Penerimaan
  • Riset dan Publikasi
    • Direktori
    • Unit Riset dan Publikasi
  • Pendukung
    • Unit Pendukung
    • Materi Publikasi
    • Fasilitas
  • Informasi Publik
  • Beranda
  • Berita
  • Demokrasi Indonesia: Pentingnya Kontrol Publik, Bukan Hanya Elektoralisme Semata

Demokrasi Indonesia: Pentingnya Kontrol Publik, Bukan Hanya Elektoralisme Semata

  • Berita, PUB
  • 23 November 2017, 07.48
  • Oleh: fisipol
  • 0

Tumbangnya rezim Orde Baru (Orba), menjadi titik awal lahirnya sistem demokrasi di Indonesia. Cerita tentang rezim otoriter seolah hilang bersamaan dengan lahirnya kekuasaan dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat. Sistem demokrasi ini diharapkan mampu membawa kesejahteraan bukan hanya bertumpu pada kelompok elit pemerintahan, tetapi juga menyebar ke seluruh lapisan masyarakat. Hal ini mengacu pada prinsip yang ditawarkan oleh sistem demokrasi itu sendiri dimana rakyatlah yang memegang penuh atas kontrol publik.

Namun, seperti yang diungkapkan oleh Prof. Dr. Purwo Santoso, M.A dalam Seminar Diseminasi Riset Program Popular Control and Effective Welfare (PACER) bahwa harapan tersebut belum sepenuhnya terwujud di Indonesia. Demokrasi di Indonesia masih sekedar dimaknai sebagai sebuah pesta elektoral semata.

Seminar yang bertajuk “Menuju Demokrasi yang Menyejahterakan” ini merupakan bagian dari rangkaian Fisipol’s Research Days 2017. Bertempat di Ruang Auditorium Gedung BB Fisipol UGM (22/11), seminar ini diawali dengan sesi roundtable yang dimoderatori oleh Dr. Erwan Agus Purwanto. Pada sesi kali ini menghadirkan Prof. Dr. Purwo Santoso, M.A selaku koordinator riset PACER di kluster power welfare and democracy dan Dr. Pujo Semedi Hargo Yuwono sebagai koordinator riset PACER di cluster keseimbangan kelembagaan.

Dalam sesi ini, Purwo menjelaskan bagaimana demokrasi di Indonesia masih belum mengarah pada pembangunan kesejahteraan yang merata bagi masyarakat. “Kita masih hanyut pada elektoralisme demokrasi. Dalam demokrasi Indonesia rakyat hanya menjadi voters yang berujung pada money politics,” ujar Guru Besar Fisipol UGM ini. Menurut Purwo, demokrasi itu berakar pada kata demos yang berarti kontrol publik. Namun, demokrasi di Indonesia hanya berkutat pada menyepakati siapa yang berwenang dan berkuasa di negeri ini.

Oleh karena itu, Purwo mengharapkan demokrasi yang berakar pada dua hal penting. Pertama, ekspresi kerakyatan yang lebih aktif dan ekspresif sehingga akan terbangun kontrol publik di dalam proses demokrasi. Kedua, menghidupkan mimpi besar demokrasi yaitu mewujudkan demokrasi yang menyejahterakan seluruh lapisan masyarakat.

Pujo menambahkan bahwa demokrasi selama ini memang melepaskan kita pada tragedi kelaparan dan kemiskinan. “Sejak empat dekade terakhir masyarakat Indonesia mengalami peningkatan penghidupan yang sangat besar, kita sudah berubah dari bangsa miskin dengan produk perkapita dibawah 300 dolar Amerika menjadi bangsa menengah dengan produk perkapita sebesar 3.346 dolar Amrik,” ungkap dosen Fakultas Ilmu Budaya UGM ini. Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari masyarakat juga mengalami peningkatan ekonomi yang ditandai dengan semakin banyaknya rumah batu berjendela dan kendaraan bermotor.

Namun di sisi lain, sekarang kita dihadapkan pada jurang ketimpangan yang teramat lebar. “Bahwa peningkatan Gross Domestik Produk tidak terdistribusikan secara merata diantara seluruh warga. Rasio gini di tahun 1984 ada pada angka 30,5 di tahun 2015 ada pada angka 40,2. Ini akan terus meningkat,” ungkap Pujo.

Pujo menafsirkan bahwa realitas ini terjadi karena demokrasi di Indonesia hanya menghasilkan kebebasan yang dimanfaatkan secara tidak merata. Hal ini dilihat dari adanya pergeseran dalam sistem ekonomi dari arena produksi menjadi arena pemburu rente. “Pemburu rente ini tidak menghasilkan kapital dengan proses produksi, tetapi dengan cara menyewakan akses produksi yang bukan haknya,” papar Pujo. Seperti yang bisa kita lihat bagaimana pengelolaan minyak atau hutan di Indonesia yang hanya dinikmati oleh segelintir orang.  Padahal minyak dan ribuan pohon di Kalimantan misalnya, adalah hak seluruh masyarakat.

Terakhir, Pujo menekankan bahwa semakin lebarnya ketimpangan adalah sebuah kenyataan yang merusak demokrasi kita. Hal ini salah satunya dikarenakan ketimpangan akan menyuburkan politik populis bodong. Politik yang dimenangkan oleh politisi yang licin membangun dan membangkitkan emosi dangkal bagi masyarakat. (/ran)

Demokrasi Indonesia: Pentingnya Kontrol Publik, Bukan Hanya Elektoralisme Semata

Tags: fisipol fisipolugm ugm

Berita Terbaru

  • Wellness Center Fisipol UGM Kembali Adakan Pemeriksaan Rutin
  • Visitasi Lembaga Akreditasi Internasional FIBAA Batch 3 di FISIPOL UGM
  • FISIPOL UGM Diskusikan Posisi Demokrasi di Eropa di Tengah Bangkitnya Gerakan Populis
  • FISIPOL UGM Terima Kunjungan Alumni yang Menjadi Duta Besar RI
  • PSdK UGM Gelar Diskusi, Persoalkan Partisipasi Publik dalam Demokrasi
  • Departemen Ilmu Komunikasi FISIPOL UGM, Gelar Diskusi dan Bedah Buku “Social Media and Politics in Southeast Asia
Universitas Gadjah Mada

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Jl. Sosio Yustisia No.1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281, Indonesia
E: fisipol@ugm.ac.id
P: +62(274) 563362
F: +62(274) 551753

Tentang Fisipol

  • Sambutan Dekan
  • Sejarah
  • Struktur Fakultas
  • Visi dan Misi
  • Departemen

Akademik

  • Kalender Akademik
  • Kalender Penerimaan
  • Program
  • Sistem Penerimaan
    • Informasi Publik

Riset Publikasi

  • Pendukung
  • Bookmark
  • Riset dan Publikasi
  • Materi Publikasi

Aktual

  • Berita
  • Agenda Fisipol
  • Informasi Umum
  • Pojok Fisipol
  • Photo Gallery
  • YouTube Channel

INFORMASI PUBLIK

  • Permohonan Informasi Publik
  • Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Informasi Wajib Berkala
  • Australia-Indonesia in Conversation (AIC)

© 2018 | FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY