Career Development Center (CDC) menyelenggarakan pelatihan desain grafis sebagai salah satu bagian dari rangkaian Soft Skill Mastering Series. Setelah dilakukan riset media terhadap keahlian yang diperlukan oleh perusahaan maupun tempat kerja lainnya, keahlian desain grafis merupakan salah satu keahlian yang paling banyak diperlukan dalam dunia kerja masa kini. Digitalisasi merupakan alasan mengapa M. Abie Zaidannas diundang oleh CDC untuk memberikan pelatihan dan masukan nya sebagai seorang desainer. Pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 26 April jam 13.00-15.00 di Fisipol UGM Gedung BA Ruang 204. Pelatihan ini dibagi menjadi 3 pertemuan, dimana pertemuan pertama berfokus pada dasar-dasar desain grafis, setelah itu pertemuan kedua akan membahas desain grafis untuk keperluan akademik, dan terakhir pertemuan ketiga akan difokuskan untuk praktek studi kasus menggunakan infografis dan presentasi.
Dengan peserta pelatihan yang antusias, narasumber membuka pelatihan dengan menceritakan pengalamannya dalam menjadi seorang desainer. Abie memulai karirnya pada tahun 2011 sebagai desainer profesional dengan bergabung dengan Institute of International Studies (IIS), dan setelah itu pada tahun 2013 memutuskan untuk pindah ke unit riset ASEAN Studies Center UGM sampai dengan awal tahun 2017. Selain itu, narasumber juga merupakan seorang pendiri perusahaan rintisan (startup) studio grafis bernama Pameo.co berbasis digital desain yang membantu perusahaan dan pihak-pihak dalam menyusun identitas visual mereka.
“Belajar desain grafis itu penting, karena ide dan pemikiran yang baik juga perlu disampaikan dengan cara yang menarik dan bagus agar diterima,” jelas Abie.
Narasumber menjelaskan bahwa urgensi belajar desain grafis diikuti dengan penjelasan mengenai seorang desainer grafis itu harus membuat karya berdasarkan preferensi target pasarnya. Berbeda halnya dengan karya seni yang hanya ingin memuaskan pembuatnya. Pelatihan dilanjutkan dengan pernyataan menarik dimana otak dan logika merupakan hal yang paling penting dalam merumuskan sebuah desain, bukan perangkat lunak yang digunakan. Contohnya adalah kebanyakan percetakan di Yogyakarta hanya menerima desain dari perangkat lunak Corel Draw, pada kasus lain percetakan di Jakarta kebanyakan hanya menerima desain dari Adobe Illustrator.
Pelatihan dilanjutkan dengan pengetahuan teknis mengenai tipografi atau jenis tulisan yang digunakan untuk desain juga menjadi penting. Terdapat jenis teks yang digunakan untuk tujuan yang berbeda, seperti organisasi-organisasi dengan identitas yang futuristik dengan yang menggunakan klasik itu memiliki jenis font yang berbeda. Penempatan ilustrasi atau gambar yang bersifat langsung dan tidak langsung juga berpengaruh terhadap efektifitas pesan yang ingin disampaikan, narasumber mengingatkan agar ilustrasi jangan sampai mengganggu atau membingungkan isi dari pesan tersebut.
Selain itu warna dan komposisi juga menjadi hal yang perlu diperhatikan sebelum menyusun sebuah desain. Sebagai contohnya narasumber menyebutkan ketika Universitas Islam Indonesia (UII) sedang rame-ramenya dibahas di media terkait berita kematian beberapa mahasiswa akibat seniornya, website UII berubah menjadi warna-warna yang melambangkan duka seperti putih, hitam, dan abu-abu. Narasumber menutup pertemuan pertama ini dengan kesempatan karir yang dapat dijalani sebagai desainer, serta memberikan pendapat bahwa bidang studi apapun yang kamu ambil, keahlian desain grafis dapat memberikan persepsi baru dalam melihat hal-hal detil. (ojk)