Sebagian orang menganggap debat merupakan kegiatan yang tidak berguna buang-buang waktu dan tidka bermanfaat. Meski demikian, ternyata debat juga memberi dampak yang baik jika menyikapinya dengan positif. Hal tersebut dirasakan oleh Juara 1 Mahasiswa Berprestasi (Mapres) UGM 2015, Dianty Widyowati.
“Debat itu membuka pikiran dan melatih mental. Selain itu debat mengajak kita berpikir terbuka, melihat sesuatu dari segala sisi sehingga kita bisa lebih open minded dan objektif melihat suatu isu,” jelas Dianty kepada Tribun Jogja, Selasa (7/4).
Dianty mengaku menyukai debat ketika duduk di bangku SMA. Alasannya , debat bisa melatih kecerdasan dan karakternya. Saat itu ia aktif mengikuti debat di klub sekolahnya dan berlanjut hingga bangku kuliah. Hingga akhirnya ketekunannya membawa Dianty memperoleh banyak penghargaan.
Di tahun 2013, ia menjadi Juara Nasional di Solo Open Debate Championship Undip. Selain itu mahasiswi angkatan 2011 itu juga pernah menjadi runner up di beberapa kompetisi, diantaranya Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dan Universitas Petra Surabaya.
“Yang paling membanggakan, saya pernah menjadi delegasi UGM di World University Debating Championship di India. Saat itu saya sebagai Juri N-1” imbuh Dianty.
Ketika ditanya mengenai rahasia suksesnya meraih banyak penghargaan, Dianty membeberkan bahwa yang harus dilakukan yakni menjaga yakni mencari lingkungan mendukungnya untuk berkembang. Selain itu, hal penting lainnya yaitu mau terus berlatih.
“Di supporting system saya yaitu EDS UGM, kami biasa latihan satu hingga dua bulan sebelum berkompetisi. Latihannya setiap hari sepulang kuliah. Sudah menjadi rahasia umum kalau ingin pintar ya latihan atau belajar,” pungkasnya. (dilansir dari Tribun Jogja, Kamis 9/4/2015, halaman 12)