Yogyakarta, 24 Juli 2020—Center for Digital Society atau CfDS Fisipol UGM kembali menghadirkan Digital Future Discussion (Difussion) yang ke-29 pada Jumat sore (24/7). Umar Abdul Aziz, dari Quizizz Indonesia, menjadi pembicara dalam difussion kali ini dengan membawakan topik seputar Terobosan Pembelajaran Daring. Topik tersebut diangkat dalam rangka menanggapi kurang efektifnya metode pembelajaran daring selama pandemi. Adapun audiens yang menghadiri adalah mayoritas dari kalangan guru. Janitra Haryanto, Project Officer of Research CfDS, turut memandu jalannya diskusi sebagai moderator.
Pada awal pemaparan, Umar memberikan overview mengenai Quizizz. Quizizz adalah sebuah aplikasi daring yang memfasilitasi kuis, ujian maupun pengerjaan soal. Dalam Quizizz sendiri terdapat dua prinsip penting, yaitu self-paced dan gamification. Self-paced, yaitu pengerjaan soal di Quizizz akan menyesuaikan dengan kecepatan siswa masing-masing. Sedangkan gamification, artinya Quizizz berusaha sebisa mungkin supaya siswa tidak bosan dalam mengerjakan soal.
Umar menambahkan, platform tersebut merupakan alat gratis untuk mengajar dan mempelajari apa pun, di perangkat apa pun, secara langsung atau jarak jauh, meskipun kedepannya akan ada premium plan atau berbayar. Quizizz sudah ada sejak tahun 2015, hingga saat ini penggunanya mencapai 40+ juta di dunia dan 5 juta di Indonesia.
Oleh karena itu, kualitas dan fitur-fitur yang ada di Quizizz pun selalu dikembangkan agar semakin kekinian. Quizizz menyediakan jutaan soal yang semuanya gratis dengan fitur yang dapat digunakan semudah mungkin untuk guru maupun siswa. Adapun fitur laporan yang sangat lengkap yang memuat detail pengerjaan. Selain itu juga tersedia dalam bahasa Indonesia dan dapat terintegrasi dengan Google Classroom maupun aplikasi belajar lainnya.
Setelah memperkenalkan Quizizz, Umar pun langsung mempraktikkan bagaimana cara menggunakan Quizizz. Quizizz dapat dibuka melalui website maupun aplikasi, dengan ketentuan, aplikasi hanya untuk siswa dan guru harus melalui browser. Fitur pertama yang disampaikan adalah bagaimana mengeksplorasi soal-soal yang ada di Quizizz, sehingga dapat digunakan secara offline.
Soal-soal tersebut dapat disimpan, dicetak, bahkan di-convert ke word untuk diberikan ke siswa. Tentu saja Quizizz ini sangat memudahkan para guru untuk mencari referensi soal. “Quizizz aja, belum jadi main kuis, itu sudah bermanfaat buat bapak ibu guru karena di Quizizz ini ada banyak sekali kuis yang bisa digunakan menjadi inspirasi secara gratis,” ungkap Umar.
Dalam Quizizz ini terdapat fitur yang memberikan lima jenis soal, yaitu pilihan ganda, kotak centang, isi bagian yang kosong, pemilihan/survei, dan terbuka berakhir/esai. Untuk survei dan terbuka berakhir/esai sendiri, Quizizz tidak melakukan penilaian secara langsung karena sistem tidak dapat menilai. Disini, Umar mencoba membuat salah satu contoh soal dengan memanfaatkan fitur insert gambar dan audio. Menurutnya, di Indonesia masih jarang memanfaatkan fitur audio, padahal dengan audio dapat membuat soal lebih menarik dan interaktif. “Kalo misalkan sebuah kuis isinya teks semua mungkin siswa bosen, kalo diganti dengan gambar dan suara akan lebih menarik,” tuturnya.
Selanjutnya, Umar juga menjelaskan bagaimana membuat kelas atau terintegrasi dengan Google Classroom. Menurutnya ada dua pilihan, yaitu membuat kelas secara langsung di Quizizz atau import Google Classroom. Keunggulan jika sudah terintegrasi dengan Google Classroom adalah kita dapat langsung menugaskan kuis tanpa copypaste, link atau code game terlebih dahulu.
Adapun Umar menerangkan mengenai cara membuat meme dari mencari gambar hingga menambahkannya dengan teks. Terakhir, adalah mempraktikkan fitur presentasi interaktif. Namun, untuk saat ini fitur tersebut hanya tersedia untuk akun yang premium dan belum untuk guru. Keunggulan fitur presentasi ini adalah kita bisa memasukkan gambar, video, teks, audio, bahkan video dari Youtube dengan hanya menggunakan link. Fitur presentasi juga dapat ditampilkan di layar siswa atau presenter saja. (/Wfr)