Yogyakarta, 6 Juli 2020—Center for Digital Society atau CfDS Fisipol UGM menyelenggarakan program Digital Discussion #26 pada Senin (6/7). Diskusi daring melalui platform Whatsapp Group ini mengangkat judul “How to Grow Your Youtube Channel” dengan menghadirkan Danang Giri Sadewa selaku Youtube Content Creator sebagai pemantik. Acara dimulai pukul 19.00 WIB dan dimoderatori oleh Made Bayu Agus Sudharma, Event Assistant CfDS.
Seperti biasa, sebelum memulai diskusi, moderator terlebih dahulu memperkenalkan diri dan pemantik serta menyampaikan aturan grup selama diskusi. Dalam diskusinya, Danang menjelaskan bahwa langkah awal mengembangkan Youtube Channel yang terpenting adalah berani memulai. Untuk memulai kita harus berani memulai membuat. Danang meyakini bahwa banyak sekali ide dan konsep video menarik untuk YouTube video namun jarang sekali orang yang berani mengeksekusi ide tersebut. “Tidak usah takut dengan hasil yang jelek. Semua itu ada prosesnya, let it flow aja,” begitu ungkapnya.
Berbicara tentang Youtube, seringkali alat menjadi salah satu permasalahan dalam membuat konten. Danang sendiri yang memulai Youtube dari tahun 2011, mengaku peralatan yang digunakan untuk membuat video tidak ia dapatkan dalam satu waktu. Semua alat produksi ia dapatkan lebih dari tujuh tahun. Sesuai dengan pernyataan Agung Hapsah “Di dalam video youtube yang paling penting adalah konten”. Kutipan tersebut menunjukkan bahwa peralatan membuat video dapat menggunakan alat seadanya, misalnya HP. “Di dunia youtube, alat bukanlah segalanya. Yang paling penting adalah bagaimana kita bisa membuat konten yang menarik,” ucap Danang.
Danang menerangkan bahwa Youtube adalah salah satu media yang akan membentuk personal branding. YouTube merupakan jendela etalase orang lain untuk menilai kita. Pemilihan konten dalam membangun Youtube merupakan hal yang sangat penting. Konten yang baik tidak selalu dikemas dengan pembawaan yang serius. Banyak alternatif penyampaian konten melalui komedi, musik, eksperiment, film dan lainnya. Menurutnya, konten yang baik adalah konten yang mampu memberikan pengaruh terhadap penonton.
Salah satu tipikal konten yang baik di YouTube adalah konten yang spesifik dan dapat memberikan insight dan pengetahuan baru kepada penonton. Langkah pertama untuk membuat konten adalah memikirkan apa yang menjadi kesukaan kita dan apa yang menjadi kesukaan pasar. Danang berpendapat bahwa setidaknya kita bisa membuat konten yang ada di dalam irisan antara kesukaan kita dengan kesukaan pasar. “Memulai konten dengan apa yang kita senangi akan berdampak besar ketika channel sudah berkembang besar. Kita akan lebih nyaman dalam hal membuat konten tanpa harus pusing untuk re-branding lagi,” ujarnya.
Mengingat banyaknya video di Youtube saat ini, kita perlu mencari cara agar konten kita menarik perhatian penonton. Terkait hal tersebut, Danang mengutip pernyataan Panji Pragiwaksono “Sedikit lebih beda itu lebih baik, daripada sedikit lebih baik”. Menurutnya, kita boleh memiliki referensi konsep video dari seorang youtuber lain, akan tetapi kita tidak akan bisa melampaui karya yang sudah dulu muncul. Danang menyarankan agar kita menerapkan konsep ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) untuk membuat konten yang menarik perhatian. Namun, bukan berarti kita diperbolehkan untuk plagiasi, kita boleh terinspirasi oleh satu karya, tetapi kita juga harus memberikan inovasi. “Intinya, walaupun konten kita ada kemiripan dengan konten lain. Jangan pernah 100% menggunakan ide / pembahasan yang sama persis,” ucapnya.
Dalam pemaparannya, Danang juga menjelaskan bahwa hal yang harus kita perhatikan dalam upload konten di Youtube itu adalah metadata. Metadata terdiri dari judul, thumbnail, dan deskripsi. Secara garis besar, ketiga aspek itu akan berpengaruh kepada kata kunci pencarian. Secara psikologis penonton akan melihat thumbnail dahulu, kemudian judul. Lalu, kita dapat memasukkan kata kunci di judul dan deskripsi. “Jadi thumbnail buat narik ketertarikan orang, lalu judul dan deskripsi itu yang mempengaruhi algoritma pencarian. Saranku sesuaikan isi video dengan apa yang kita tulis ya. Biar lebih optimal,” ungkapnya.
Antusiasme audiens nampak dari pertanyaan-pertanyaan yang menarik pada sesi tanya-jawab. Pemantik juga terlihat sangat profesional dalam menjawab setiap pertanyaan. Diskusi berakhir pada pukul 21.30 WIB. (/Wfr)