Yogyakarta, 5 Maret 2021—Center for Digital Society (CfDS) UGM menyelenggarakan 90◦ Digitalk #46 bersama Haifa Inayah, CEO Catch Me Up!, selaku pembicara (05/03). Catch Me Up! merupakan platform news curator pertama di Indonesia yang merangkum berita dan mengirimkannya secara personal melalui surel (e-mail) para pelanggan (subscriber).
“Aku menyadari kalau tidak semua orang punya waktu untuk mencari berita. Banyak anak muda dan milenial yang penasaran dengan peristiwa terbaru tetapi terlalu sibuk untuk mengecek berbagai sumber yang bisa diakses,” kata Haifa. Catch Me Up! membantu para pelanggannya untuk mendapatkan informasi dari sumber-sumber terpercaya secara cepat dan lebih mudah, yaitu cukup dengan mengecek surel.
Menurut Haifa, strategi menggunakan surel ini menjadi salah satu cara agar Catch Me Up! menghadirkan inovasi yang belum diterapkan oleh media-media lain di Indonesia. Selain itu, surel merupakan akun utama yang harus dimiliki setiap orang ketika menggunakan gawai sebelum bisa mengakses aplikasi lainnya, sehingga penggunanya di Indonesia tentu cukup tinggi. Haifa juga menyebutkan bahwa Catch Me Up! berupaya untuk menyampaikan informasi menggunakan bahasa yang santai dan mudah dipahami agar pembaca dengan berbagai latar belakang mampu mengikuti isu yang diberitakan sesuai konteksnya.
Catch Me Up! mengirimkan berita kepada para pelanggannya setiap hari Senin sampai Jumat pada pukul enam pagi. Dengan begitu, para pelanggan bisa langsung membaca berita yang disajikan setelah bangun tidur. Surel tidak dikirim pada akhir pekan agar para pelanggan Catch Me Up! tetap memiliki jeda atau istirahat dari paparan informasi yang bisa menyebabkan kelelahan mental.
Meskipun newsletter belum awam digunakan di Indonesia, hingga saat ini terdapat kurang lebih enam puluh ribu pelanggan Catch Me Up! di Indonesia. Menurut data pada September 2020, 68% pelanggan adalah perempuan yang mana sesuai dengan target Catch Me Up! Sejak awal didirikan, Haifa memang memiliki keresahan terkait ekosistem media di Indonesia yang terlalu berorientasi pada sudut pandang laki-laki. Oleh karena itu, Catch Me Up! ingin menjangkau audiens perempuan dan memasukkan perspektif perempuan dalam berita-berita yang dibagikan. Selain kelompok perempuan, pelanggan Catch Me Up! juga didominasi oleh mahasiswa atau pekerja yang cukup sibuk.
Catch Me Up! juga diharapkan menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan literasi masyarakat Indonesia, khususnya kaum muda. Menurut Haifa, rendahnya literasi dan ketertarikan kaum muda di Indonesia terhadap isu-isu publik juga menjadi tanggung jawab media. “Kita tidak bisa sepenuhnya memaksa anak muda, tetapi sebagai pihak media kita harus berinovasi untuk memproduksi sesuatu yang menarik bagi mereka,” kata Haifa. Ketika membicarakan politik, Catch Me Up! berusaha untuk menggunakan bahasa yang santai dan penyampaian yang mudah ditangkap, sehingga para pelanggan juga tertarik untuk membaca atau berkomentar.
Haifa menekankan bahwa kemampuan literasi pembaca bisa dilatih dengan meningkatkan kapasitas diri ketika menerima informasi. Pembaca bisa menghindari hoaks dengan memastikan sumber yang dibaca terjamin dan menghindari polarisasi dengan membaca berita dari berbagai perspektif. Berkaitan dengan hal tersebut, Catch Me Up! selalu berusaha untuk menyaring informasi dari sumber yang beragam dan tetap terpercaya bagi para pelanggan. Catch Me Up! juga berupaya menjaga kualitas beritanya tanpa mengikuti tren clickbait.
Haifa juga berpesan agar sikap kritis harus selalu dimunculkan, terutama dalam mengonsumsi informasi. Apabila media berperan untuk menyajikan berbagai informasi yang terpercaya, peran pembaca adalah menentukan keputusan untuk bersikap atas informasi yang diterima. (/Raf)