Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan diskusi dan berbagi pengalaman mengenai kisah sukses Uber yang ikut dalam transformasi model bisnis digital. Pembicara dalam acara ini yaitu Satya Djojosugito sebagai operations manager Uber cabang Yogyakarta. Acara terbuka untuk umum yang diikuti 60 peserta. Tujuan dari acara ini adalah agar civitas akademika paham dan mendorong kontribusi dalam model-model bisnis digital yang sedang tren pada masa modern ini yang sudah sangat bergantung pada teknologi.
Diskusi ini diadakan pada hari kamis, tanggal 16 Februari 2017 pukul 09.00–12.00 bertempat di lantai 2 selasar gedung BC FISIPOL UGM. Acara dibuka dengan penampilan musik akustik dari mahasiswa-mahasiswa Forum Musik FISIPOL (FMF) dan setelah itu dilanjutkan dengan pemutaran video singkat dari pihak CfDS mengenai apa itu masyarakat digital dan bagaimana caranya menjadi masyarakat digital yang baik dengan memanfaatkan teknologi-teknologi yang sudah sering dijumpai sehari-hari. Uber sendiri dipilih untuk mengisi kegiatan diskusi ini karena pengaruh serta kontribusi Uber dalam transformasi model bisnis tradisional menjadi model bisnis digital sangat nyata. Hal ini terbukti ketika Uber sudah beroperasi di 71 negara dan lebih dari 500 kota di dunia, sedangkan Uber juga sudah berada di 5 kota-kota besar Indonesia, yaitu Bali, Bandung, Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta.
Narasumber memulai diskusi dengan pemaparan bahwa Uber merupakan salah satu pihak yang memulai transformasi model bisnis yang bersifat tradisional menjadi modern (digital). Beliau menjelaskan teknologi telah mengubah cara manusia bekerja, contohnya berbagai aplikasi-aplikasi seperti Uber, Gojek, dan Grab sudah mengubah dunia bisnis transportasi. Dengan adanya teknologi, konsumen hanya perlu menekan tombol-tombol di peralatan elektronik pribadinya untuk menggunakan berbagai layanan transportasi dan pengiriman barang. “Uber adalah perusahaan aplikasi, tujuan utamanya adalah mempertemukan konsumen dengan penyedia jasa (driver),” ucap Satya. Narasumber menekankan bahwa yang terpenting dalam memulai bisnis ialah ide.
Adanya perusahaan-perusahaan berbasis digital seperti Uber ini menjadikan proses konsumen untuk menggunakan jasa transportasi lebih mudah dan cepat. Namun berbeda dari Jogja yang memiliki rata-rata waktu tempuh satu perjalanan singkat, Jakarta menjadi salah satu kota di dunia dengan rata-rata waktu tempuh paling lama dengan angka 40 menit, dan 10-15 menit waktu menunggu driver. Setelah itu narasumber menambahkan mengenai pentingnya kompetisi agar perusahaan-perusahaan penyedia jasa dapat terus memperbaiki kualitas jasa agar konsumen terus mendapatkan pengalaman perjalanan yang memuaskan.
Teknologi merupakan alat yang bermanfaat jika digunakan dengan benar, contohnya adalah ketika perusahaan-perusahaan penyedia jasa transportasi seperti Uber menggunakan strategi penempatan driver-drivernya di tempat-tempat yang memiliki pertukaran data-data paling sering dilakukan sehingga ketika terdapat lunjakan pelanggan sudah tersedia driver sesuai waktu yang dibutuhkan. Perkembangan teknologi hingga saat ini masih terus berkembang pesat seperti yang dikatakan oleh narasumber, “Suatu saat nanti saya tidak akan kaget jika manusia sudah dengan gampang memesan helikopter, pesawat, dan transportasi-transportasi lainnya yang tidak konvensional pada saat sekarang”. Oleh karena itu sebagai bagian dari komunitas digital, masyarakat juga harus mengikuti dan memahami perkembangan teknologi agar dapat memetik buah manfaatnya secara maksimal.