
Departemen Ilmu Hubungan Internasional (DIHI) Universitas Gadjah Mada memperkenalkan pendekatan inovatif dalam studi hubungan internasional melalui program STAIR (Science, Technology, and Art in International Relations). Lebih dari sekadar kelas atau komunitas akademik, STAIR merupakan kerangka pemikiran yang mendorong mahasiswa dan peneliti untuk tidak hanya menjadi pengamat dunia (world-viewing), tetapi menjadi aktor aktif dalam menciptakan dunia (world-making). Pendekatan ini menantang pandangan tradisional hubungan internasional yang memosisikan negara, organisasi internasional, dan korporasi sebagai aktor utama, sementara peneliti hanya berperan sebagai penonton. Sebaliknya, STAIR mengajak mahasiswa untuk memandang dunia sebagai ruang bersama yang mereka rawat, bentuk, dan transformasikan secara langsung melalui keputusan sehari-hari, interaksi teknologi, serta ekspresi artistik.
Terinspirasi oleh studi ekopolitik dan feminisme teknologi (techno-feminism), STAIR mengedepankan keterhubungan antara manusia, teknologi, alam, dan seni dalam satu jaringan relasional yang saling membentuk. Dalam konteks ini, teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan fenomena seperti deepfake dipahami tidak hanya sebagai alat, tetapi sebagai entitas politik yang dapat memperkuat ketimpangan dan manipulasi sosial jika tidak ditangani secara etis. Melalui kombinasi antara pemahaman teknologis, kesadaran etika, dan refleksi artistik, STAIR mengajak mahasiswa untuk membayangkan dan membangun masa depan yang lebih adil dan bertanggung jawab. Pendekatan ini sejalan dengan SDG 4: Quality Education, karena memperkaya metode pembelajaran dengan pendekatan multidisipliner yang kritis dan reflektif. Selain itu, dengan menekankan pada penggunaan teknologi secara etis dan adil, STAIR juga relevan dengan SDG 9: Industry, Innovation, and Infrastructure, serta SDG 10: Reduced Inequalities, mengingat teknologi yang tidak inklusif dapat memperbesar kesenjangan sosial dan geopolitik. Tak kalah penting, melalui semangat kolaboratif dan reflektif yang ditawarkan, STAIR turut memperkuat SDG 16: Peace, Justice and Strong Institutions, dengan membentuk generasi muda yang sadar etika dan aktif dalam praktik diplomasi global yang lebih manusiawi dan partisipatif.
STAIR bukan hanya tentang memahami dunia, tetapi tentang menghidupinya secara sadar dan turut serta merawat serta membentuknya—melalui sains, teknologi, dan seni, demi masa depan global yang lebih adil dan berkelanjutan.