Yogyakarta, 2 November 2020—Center for Digital Society mengadakan program Digital Discussion #38 yang bertajuk “Everything You Need to Know About Starting a Webcomic” pada Senin malam (2/10). Pada kesempatan kali ini, CfDS menghadirkan Desprofit Satriantomo, author “Baper” at Line Webtoon sebagai narasumber. Acara dimulai pukul 19.00 WIB dan dimoderatori oleh Devia Putri Maharani, event assistant CfDS.
Seperti biasa, moderator menyampaikan aturan grup dan memperkenalkan narasumber terlebih dahulu sebelum memulai diskusi. Selanjutnya, sebagai pengantar, moderator memberikan pertanyaan sederhana kepada peserta mengenai apa yang membuat seseorang lebih memilih membaca webcomic daripada komik cetak di era digital saat ini. Rata-rata menjawab lebih simpel, menarik dan eye-catching. Jika dari segi creator, tujuan utama webcomic untuk mempermudah pembaca dan menjemput konsumen itu sendiri. Menurut Desprofit, dari sisi proses kreatif tidak ada perbedaan mendasar dari webcomic dan komik konvensional. Masih ada beberapa komikus yang menggambar secara digital tetapi distribusi komiknya masih memakai media cetak, seperti Rosalina Lintang (akun Instagram: lintankleen) komikus dari komik “Scrambled”. Rosalina Lintang menganggap kalau komik yang punya wujud fisik dan bisa “dipegang” itu ada kebanggannya sendiri. “Disini kan kita sama-sama penikmat komik, membuat komik dan membaca komik itu seharusnya menyenangkan, nikmatin aja keduanya,” ucap Desprofit.
Secara teknis, perbedaan mendasar dari bentuk komik digital terutama format webtoon adalah arah baca dan flow dari komik itu sendiri. Komik Jepang atau Manga dibaca dari kanan ke kiri, berbeda dengan komik Eropa yang bacanya dari kiri ke kanan. Jika Webtoon, meskipun produk Jepang, tetapi banyak komik yang ada di webtoon adalah produk Korea. Sedangkan Manhwa atau komik Korea sendiri arah bacanya dari kiri ke kanan, jadi komik Korea di Naver Line Webtoon lebih mudah di-translate ke Bahasa Indonesia, dan mudah diterima pasar.
Mengenai langkah-langkah membuat komik, seperti membuat karya seni pada umumnya, hal pertama yang harus disiapkan adalah mencari ide dan membuat konsep perencanaan yang matang. Ide dapat muncul dari mana dan kapan saja. Desprofit menyarankan untuk segera mencatat semua ide yang sempat terlintas. “Jangan membiasakan untuk mengkerdilkan sebuah ide, catat ide walaupun mungkin terlihat terlalu mentah dan tergesa-gesa. Bisa dari twitter, lagu, curhatan temen yang lagi galau, film, bahkan pengalaman pribadi,” tuturnya.
Setelah menemukan ide, langkah selanjutnya adalah mencatat premis dan mengembangkannya menjadi skrip tertulis. Apabila ingin membuat komik yang memiliki alur cerita atau bersambung, perlu diperhatikan plot tension-nya. Sederhananya, ada pengenalan, konflik, klimaks, anti klimaks, dan penyelesaian. Namun, sebelum dieksekusi menjadi sebuah komik, kita harus membuat karakternya dahulu. Ada beberapa komikus yang menjual karakternya. Contoh, Si Juki karya Faza Meonk, yang telah menjadi karakter dari berbagai judul komik karya Faza Meonk seperti “Si Juki Lika-liku Anak kos!”, “Kisah Usil Si Juki Kecil”, “Si Juki Kisah Kusut Dunia Dongeng”, dan masih banyak lagi.
Tahapan terakhir dalam persiapan membuat komik adalah storyboard. Menurut Desprofit, pembuatan storyboard penting untuk memberikan gambaran awal dari komik yang akan dibuat. Dalam tahap ini komikus bisa memahami apakah flow komik terlalu cepat, terlalu sulit dipahami, letak balon suara, layout, dan berbagai hal lainnya. Kemudian, untuk cara membuatnya dapat menggunakan alat ataupun aplikasi apa saja karena tidak ada batasan dalam berkarya. “Sebenernya ga ada batasan dalam berkarya, begitu juga dalam membuat webcomic. Banyak cara dan aplikasi yang bisa digunakan untuk membuat komik digital,” ungkap Desprofit.
Kita dapat menggambar secara konvensional di kertas lalu di-scan atau langsung menggunakan aplikasi seperti Paint Tool SAI, Paint Tool SAI 2, MediBang Paint, Clip Studio Paint, Manga Studio, Adobe Photoshop, dan masih banyak lagi udah bisa diunduh ke smartphone. Menurutnya, aplikasi yang baik adalah aplikasi yang nyaman digunakan menurut selera masing-masing. (/Wfr)