
Dua dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada, Massageng Widagdhaprasana dan Hempri Suyatna, hadir sebagai narasumber dalam forum daring Townhall Muda Yogyakarta yang mengangkat tema “Inovasi Kewirausahaan Pemuda.” Dalam kesempatan tersebut, keduanya menyoroti peluang, tantangan, serta inovasi dalam membangun kewirausahaan sosial yang berkelanjutan.
Direktur Creative Hub (C-Hub) FISIPOL UGM, Massageng Widagdhaprasana, menegaskan bahwa peran FISIPOL melalui C-Hub bukan sekadar inkubator, melainkan katalis untuk membangun ekosistem kewirausahaan anak muda. “Kami ingin mendirikan transdisciplinary learning ecosystem yang melahirkan nilai-nilai baru dalam kewirausahaan sosial. Anak muda perlu didorong agar bisa beradaptasi dengan berbagai kolaborasi lintas sektor,” jelasnya.
Ia menambahkan, kewirausahaan sosial perlu menyeimbangkan antara profit dan nilai-nilai sosial, sehingga keberlanjutan (sustainability) dapat tercapai dengan dampak yang lebih luas. Ekonomi kreatif, ketahanan pangan, dan inkubasi menjadi fokus utama yang terus dikembangkan bersama para mitra.
Sementara itu, Hempri Suyatna di sesi terpisah menyoroti pentingnya peran kampus dalam mendorong kontribusi kewirausahaan di kalangan mahasiswa. Menurutnya, perguruan tinggi memiliki posisi strategis sebagai sumber inovasi yang lahir dari mahasiswa melalui dukungan nyata berupa pelatihan, pendampingan, hingga ruang pengembangan kewirausahaan. “Kurikulum kewirausahaan tidak cukup hanya diwujudkan dalam bentuk mata kuliah. Diperlukan dukungan yang lebih nyata dari kampus agar mahasiswa benar-benar mampu mengembangkan usaha yang berkelanjutan,” tegasnya.
Ia juga mengkritisi kondisi UMKM di Indonesia yang kerap terhambat untuk naik kelas karena banyak UMKM yang berdiri secara by accident bukan by design. Padahal, UMKM sangat berpotensi untuk menjadi katup penyelamat perekonomian nasional. “Sayangnya, usaha mikro masih belum didesain dengan matang. Kita perlu mendorong agar wirausaha menjadi bagian penting dalam pengembangan UMKM yang mampu naik kelas,” tambah Hempri.
Melalui forum ini, FISIPOL UGM berharap dapat memperkuat posisi pemuda sebagai aktor penting dalam pembangunan daerah. Dengan inovasi sosial, jejaring kewirausahaan yang inklusif, serta dukungan nyata dari perguruan tinggi, pemuda diharapkan mampu menjadi motor perubahan menuju ekonomi yang berdaya saing dan berkeadilan.
Upaya dan pemikiran yang dilakukan 2 dosen FISIPOL UGM ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals). Melalui penguatan kapasitas pemuda dan kolaborasi multipihak, forum ini mendukung pencapaian SDG 4 (Quality Education) melalui pendidikan kewirausahaan di kampus, SDG 8 (Decent Work and Economic Growth) dengan mendorong UMKM dan usaha sosial naik kelas, SDG 9 (Industry, Innovation, and Infrastructure) lewat pengembangan ekosistem inovatif, serta SDG 17 (Partnerships for the Goals) melalui jejaring kolaborasi lintas sektor.