Dosen FISIPOL UGM Tulis Dinamika Gentrifikasi di Yogyakarta: Dari Kos Tradisional hingga “Unhoming” Kultural

Yogyakarta, 19 Juni 2025—Dosen Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PSdK) FISIPOL UGM, Faiz Rahmatullah dan Pinurba Parama Pratiyudha, bersama Achmad Firas Khudi dari Universitas Negeri Jakarta, kembali memberikan kontribusi akademiknya di jurnal internasional City, Culture and Society yang berjudul “A Tale of Jalan Kaliurang: Postcolonial Gentrification in the Peri-Urban of Yogyakarta.”

Artikel ini menelusuri bagaimana kawasan Jalan Kaliurang, yang dahulu merupakan lahan pertanian, kini mengalami transformasi menjadi koridor urban yang padat akibat migrasi mahasiswa, ekspansi kampus, dan menjamurnya industri kos serta kafe. Studi ini mengangkat konsep postcolonial gentrification dan symbolic displacement untuk menjelaskan dampak perubahan kota yang tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga emosional dan kultural.

Penulis menyoroti fenomena “unhoming”, yaitu kehilangan rasa memiliki terhadap lingkungan oleh warga lama yang tetap tinggal namun merasa terasing karena perubahan sosial dan ekonomi di sekitarnya. Perubahan struktur kos dari model komunal menjadi hunian eksklusif dan munculnya kafe-kafe generasi baru dinilai telah menggerus nilai-nilai sosial seperti gotong royong, menciptakan ketimpangan baru antarwarga, serta mengikis identitas lokal.

Melalui pendekatan etnografis dan dokumentasi spasial, artikel ini menyajikan potret kompleks dari urbanisasi di wilayah peri-urban Yogyakarta. Jalan Kaliurang diposisikan sebagai cermin dari kota pascakolonial yang menghadapi tekanan ganda: antara mempertahankan warisan budaya dan menyesuaikan diri dengan arus kapitalisme global. Publikasi ini tidak hanya memperkaya literatur tentang gentrifikasi di Global South, tetapi juga memberikan wawasan penting bagi perencanaan kota yang lebih inklusif dan berkeadilan.

Topik ini berkaitan erat dengan SDG 11: Sustainable Cities and Communities, yang menekankan pentingnya kota yang inklusif dan berkelanjutan; SDG 10: Reduced Inequalities, karena gentrifikasi berisiko memperlebar ketimpangan ekonomi dan sosial; serta SDG 1: No Poverty dan SDG 8: Decent Work and Economic Growth, mengingat perubahan struktur ekonomi lokal memengaruhi sumber penghidupan masyarakat setempat.

Karya ini menjadi contoh nyata bagaimana keilmuan sosial-politik mampu memberi pemahaman mendalam atas perubahan ruang hidup dan dinamika kota yang seringkali luput dari kebijakan publik. Dosen-dosen FISIPOL UGM terus menunjukkan dedikasi mereka dalam menghadirkan analisis kritis dan berbasis lapangan yang relevan dengan realitas sosial masyarakat Indonesia hari ini.

Artikel jurnal selengkapnya dapat dibaca melalui tautan berikut.