Dua Mahasiswa HI UGM Torehkan Prestasi di ASEAN-Korea Academic Essay Contest tahun 2023

Yogyakarta, 9 Oktober 2023Wendi Wiliyanto dan Widhi Hanantyo Suryadinata, dua mahasiswa sarjana dari Departemen Ilmu Hubungan Internasional (DIHI), menorehkan prestasi di ASEAN-Korea Academic Essay Contest tahun 2023. Lewat esai berjudul “Green Energy Transition in ASEAN-ROK: The Nexus of Circular Economy Principles and Digitisation on Waste Management”, Wendi dan Hanan berhasil meraih merit prize dan berhak mendapatkan hadiah sebesar 500.000 won. 

Ide dari esai yang ditulis oleh Wendi dan Hanan berangkat dari keresahan mereka terhadap adanya gap antara digitalisasi manajemen limbah dan ekonomi sirkular. “We are deeply honored. Kami senang karena ide yang kami tawarkan mengenai ekonomi sirkular dan digitalisasi manajemen limbah berhasil tersampaikan dengan baik ke dewan juri,” ujar Wendi.

Wendi menjelaskan bahwa esai yang ia tulis bersama Hanan memuat peluang strategis dari kolaborasi antara prinsip ekonomi sirkular dan digitalisasi manajemen limbah. Melalui esainya ini mereka berpendapat bahwa elemen teknologi di dalam kolaborasi ini akan menghasilkan dampak negatif yang lebih minim jika dibandingkan dengan model pengolahan limbah konvensional. 

“Oleh karenanya, ide-ide yang seperti ini perlu digaungkan secara proaktif. Esai yang kami tulis memiliki pendekatan yang cukup inklusif karena turut melihat peran berbagai multi-stakeholder dalam menyukseskan agenda digitalisasi manajemen limbah dan internalisasi prinsip ekonomi sirkular di dalamnya,” jelas Wendi. Ide ini juga akan relevan dengan agenda transisi energi yang sedang digaungkan, baik oleh pemerintah Korea Selatan maupun ASEAN secara kolektif.

Sementara itu, Hanan mengatakan bahwa selama penulisan esai kehadiran dosen pembimbing menjadi sangat krusial. Esai ini mereka tulis selama sekitar satu bulan dan berada di bawah bimbingan Yulida Nuraini Santoso, M.Sc., dosen DIHI yang memiliki keahlian di dalam studi-studi ASEAN. Lewat diskusi yang mereka lakukan bersama dosen pembimbing, berbagai detail permasalahan dapat mereka temukan. “Oleh karena itu, menurut kami dosen pembimbing merupakan salah satu kunci [kami] dapat memenangkan lomba karena melalui dosen pembimbing kami menemukan insight-insight baru dan memiliki sudut pandang baru,” sebut Hanan.

Kompetisi esai tahunan yang diselenggarakan oleh Korea-ASEAN Centre ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai universitas di Korea Selatan dan ASEAN. Sejak diselenggarakan pada tahun 2016, ini adalah kali keduanya mahasiswa Fisipol UGM menyabet gelar juara. (/gmb)