Dukung Terwujudnya Metaverse, CfDS Fisipol UGM Gelar Diskusi Penguatan Infrastruktur Digital Bersama Meta

Jakarta, 25 Oktober 2022–Center for Digital Society (CfDS) Fisipol UGM kembali berkolaborasi dengan Meta dalam menyelenggarakan talkshow bertajuk “Konektivitas untuk Masa Depan Metaverse Indonesia” pada Selasa (25/10) di KAUM Jakarta.  Acara yang didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia ini merupakan bentuk dukungan bagi Presidensi G20 Indonesia dan salah satu rangkaian dari acara pendukung Digital Economic Working Group (DEWG) G20.Diskusi mengenai Metaverse dibuka oleh Dedy Permady, Alternate Chair DEWG G20 dan Rahimah Abdulrahim, Direktur Kebijakan Publik Meta untuk Asia Tenggara. Pembukaan acara diikuti oleh diskusi panel yang diisi oleh berbagai narasumber, yaitu Dr. Ir. Ismail, Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika; Ismail Shah, Kepala Kebijakan Konektivitas dan Akses Meta; Muhammad Arif, Ketua APJII; serta Nies Purwati, Senior Director of Government Affairs Qualcomm International.

Ekosistem digital dan Metaverse akan terus mengalami perkembangan serta inovasi di masa depan. Untuk itu, mempersiapkan infrastruktur konektivitas yang andal merupakan hal yang krusial untuk dilakukan, “Kita harus memikirkan bagaimana ekosistem lokal di Indonesia dapat berkontribusi pada Metaverse yang dapat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia,” ujar Rahimah, membuka diskusi.

Perjalanan untuk mencapai terwujudnya Metaverse di Indonesia masih panjang dan memiliki jalan yang terjal. Sebagaimana disampaikan oleh Dr. Ismail, salah satu tantangan Indonesia terletak pada kondisi geografis yang membuatnya cukup sulit untuk melakukan pemerataan konektivitas. Untuk itu, pemerintah memiliki beberapa peran penting, terutama dari sisi regulasi. “Pemerintah harus menyiapkan regulasi yang ramah terhadap investasi serta mendorong efisiensi,” ungkap Ismail. Selain itu, menurut Ismail, pemerintah juga harus siap menganggarkan investasi untuk membangun infrastruktur.

Nies sepakat dengan pendapat Ismail. Layanan Metaverse baru dapat sepenuhnya dinikmati dan dimanfaatkan oleh masyarakat apabila memiliki infrastruktur broadband yang memadai. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui fiber optic, tetapi hal tersebut membutuhkan durasi yang cukup lama serta biaya yang mahal. “Cara lain yang dapat dilakukan adalah melalui teknologi wireless broadband dan teknologi 5G,” jelas Nies. Arif juga menegaskan bahwa peningkatan penetrasi fixed broadband merupakan hal yang krusial mengingat saat ini, angka penetrasi masih berada di bawah 15%.

“Kita membutuhkan pita yang lebih lebar, dengan kualitas yang lebih stabil dan harus bersifat sangat masif,” tegas Arif.

Untuk mencapai konektivitas yang merata, terdapat beberapa komponen yang harus dipersiapkan. Menurut Shah, komponen-komponen tersebut meliputi perangkat, jaringan WiFi yang lebih canggih, jaringan seluler atau fiber, hingga kabel bawah laut. Komponen-komponen tersebut tak hanya dapat memastikan konektivitas yang baik, “Tiap komponen juga memiliki manfaat ekonomi bagi Indonesia,” ungkap Shah. (/tt)