Election Corner FISIPOL UGM Hadirkan AHY dalam Diskusi Mengenai Demokrasi di Indonesia

Yogyakarta, 20 Juli 2023─Election Corner Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada (EC FISIPOL UGM) kembali menyelenggarakan FISIPOL Leadership Forum (FLF) bertajuk “Mampukah Kita Selamatkan Demokrasi di Indonesia?”. Dalam kesempatan ini, Narasumber merupakan seorang politikus dan ketua umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau kerap disapa AHY.

Acara dibuka oleh Dekan FISIPOL UGM Wawan Mas’udi yang mengatakan bahwa Fisipol Leadership Forum (FLF) adalah forum untuk menghadirkan tokoh-tokoh yang memiliki gagasan dan kepemimpinan yang kuat.

Acara yang dipandu oleh Yulida Pangastuti (Dosen FISIPOL UGM) ini, AHY menekankan pentingnya melindungi demokrasi dari ancaman dan tantangan yang mampu melemahkan demokrasi di Indonesia. AHY juga menjelaskan bagaimana penguasa saat ini kerapkali melakukan pembegalan terhadap hak politik masyarakat, dimana demokrat juga menjadi salah satu korban pembegalan tersebut.

Paparan narasumber ditanggapi oleh 1) Titok Hariyanto, Ketua Atmawidya Alterasi Indonesia; 2) Mahesti Hasanah, Dosen FISIPOL UGM; 3) Pratiwi Yudha, Pimpinan Dema FISIPOL UGM

Titok Hariyanto memberikan refleksi pentingnya untuk melakukan dialog demokrasi yang lebih kokoh membicarakan fondasi demokrasi. Hal-hal yang mendasar seperti pemahaman politik untuk masyarakat umum perlu lebih banyak dibicarakan, agar pembahasan mengenai demokrasi tidak melulu tentang pemilu dan sektor elektoral.

Pratiwi Yudha sebagai perwakilan mahasiswa memberikan keresahannya tentang penurunan dan stagnasi demokrasi di Indonesia, serta kurangnya pertarungan dialektika dalam internal partai untuk memfilter kandidat yang akan maju sebagai representasi partai politik dalam pemilu. Pratiwi mengatakan bahwa partai politik berperan penting untuk mensosialisasikan pendidikan demokrasi kepada masyarakat.

Mahesti Hasanah memaparkan pentingnya kebijakan yang mendukung kesetaraan gender di Indonesia. Baginya, demokrasi tanpa adanya kesetaraan merupakan demokrasi yang tidak substansial, dan Indonesia memiliki banyak PR soal kesetaraan gender. Terakhir, Mahesti juga berpendapat bahwa Indonesia perlu menyelaraskan pertumbuhan ekonomi dengan pertumbuhan lingkungan.

Diskusi berjalan dengan interaktif yang kemudian ditutup closing statement dari masing-masing pembahas tentang poin-poin penting dalam mendorong demokrasi agar menjadi jauh lebih baik. Terakhir, AHY berharap agar generasi muda mampu menjadi pelopor perubahan untuk menciptakan demokrasi yang jauh lebih berkualitas.