FISIPOL UGM Menggelar Bedah Buku Hasil Kolaborasi Para Akademisi Lintas Bidang

Yogyakarta, 16 Agustus 2022—Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada menggelar bedah buku G20 di Tengah Perubahan Besar: Momentum Kepemimpinan Global Indonesia? pada Selasa (16/8). Bedah buku ini digelar dengan mengundang dua pembahas, yakni H.E. Muhsin Syihab, Staf Ahli Hubungan Antarlembaga Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia; dan Scenaider CH Siahaan, Chair of G20 Development Working Group Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas. Acara ini dimoderatori oleh Zita Larasati, dosen Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Fisipol UGM. Bedah buku diawali dengan sambutan oleh pihak UGM Press dan rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med., Ed., Sp.OG (K), Ph.D. 

“Buku ini merupakan kompilasi pemikiran para akademisi lintas fakultas di UGM yang menghadirkan refleksi kritis dan konstruktif terhadap kepemimpinan Indonesia dalam G20,” sebut Ova dalam video sambutannya. Ia juga mengapresiasi peran para akademisi, editor, dan UGM Press dalam mengupayakan penyusunan buku ini. 

Dr. Poppy Sulistyaning Winanti mengungkapkan bahwa buku ini mencoba untuk menjawab dua pertanyaan mendasar, yakni bagaimana perkembangan dan peran G20 sebagai the new global governance; serta bagaimana kiprah Presidensi G20 Indonesia. Melanjutkan pemaparan Dr. Poppy, beberapa akademisi yang tergabung dalam penyusunan buku ini juga ikut menjelaskan topik-topik yang mereka angkat. Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc (Fakultas Geografi UGM) menekankan pada pentingnya kolaborasi global dalam merespons perubahan iklim. Sementara itu, dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc, Ph.D, FRSPH (Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM) menyoroti isu ketimpangan dalam bidang kesehatan. Topik-topik lainnya yang juga diangkat di antaranya adalah transformasi digital dan inklusivitas dalam ketenagakerjaan.

H.E. Muhsin Syihab merespons kehadiran buku ini sebagai sebuah milestone dalam sejarah kepemimpinan global Indonesia. Ia juga berujar bahwa para penulis dengan cermat berhasil mendokumentasikan visi pemerintah dalam Presidensi G20. Selain itu, bagi Syihab buku ini tidak hanya policy oriented, tetapi juga action oriented. “Ada ekspektasi yang besar terhadap G20 dan Presidensi G20 Indonesia sehingga terlihat bahwa G20 masih relevan,” jelas Syihab.

Terakhir, Scenaider CH Siahaan lebih menekankan pada isu-isu prioritas yang diangkat oleh Indonesia serta dokumen-dokumen luarannya. (/gmb)