Yogyakarta, 8 Desember 2022—Sejalan dengan konsep suistanable economy development, Sociedad Indonesia para America Latina (SIPAL) Fisipol UGM berkolaborasi dengan Pusat Studi Perdagangan Dunia (PSPD) UGM gelar rangkaian acara UGM International Forum (UGMIF) yang mengusung tema Circular Economy Forum. Acara yang dilaksanakan di selasar barat Fisipol ini berlangsung selama tiga hari, yaitu 6-8 Desember 2022.
“Kami menyadari masalah lingkungan adalah wacana yang sangat serius. Saat ini, kami memulai program circular economy dari institusi pendidikan di Copenhagen, Denmark. Kami memaksimalkan seluruh penggunaan sumber daya, memilah sampah, dan mendaur ulang sumber daya yang masih bisa digunakan,” tutur July selaku perwakilan program circular economy di Denmark. Ia menambahkan, program ini tidak hanya sebagai langkah awal menjaga kelestarian bumi, namun juga memberikan pendidikan bagi anak-anak usia sekolah supaya mampu berpartisipasi menjaga lingkungan.
Menurut pengertian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, circular economy adalah sistem ekonomi melingkar yang tertutup, dengan memaksimalkan kegunaan dan nilai dari bahan mentah, komponen, serta produk, sehingga mampu mengurangi jumlah bahan sisa yang tidak digunakan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan akhir. “Ada dua hal yang harus kita soroti sejak pandemi, yang pertama adalah sampah. Kami mencari tahu ke tempat-tempat pembuangan akhir (TPA), bahwa di sana produksi sampah plastik meningkat tajam sejak pandemi. Kedua, adalah konsumsi air bersih. Konsumsi di tempat-tempat ibadah, sekolah, atau tempat umum lainnya itu menurun. Tapi konsumsi air di rumah tangga justru meningkat sebanyak dua kali lipat untuk kebutuhan sehari-hari,” ucap Kepala Bappeda Salatiga, Drs. Muthoin, M.Si dalam talkshow seputar penanganan lingkungan di kota Salatiga.
Tidak hanya seputar edukasi tentang urgensi wacana circular economy, UGMIF juga mengundang komunitas serta produsen UMKM Yogyakarta untuk turut memeriahkan bazaar. Terlihat berbagai stand-stand yang menjual barang kerajinan, batik, minuman herbal, hingga jajanan. Hampir seluruh penjual diarahkan untuk sebisa mungkin mengurangi penggunaan bahan plastik sebagai bungkus produk. Berbagai macam produk hasil daur ulang juga dipamerkan dalam acara ini, termasuk sebuah vending machine khusus botol dan kemasan plastik. Pengunjung bisa turut berpartisipasi dengan menyetorkan sejumlah botol plastik bekas dalam mesin ini. Harapan kedepannya, pesan dan kampanye circular economy dapat tersampaikan dan berubah menjadi kebiasaan masyarakat untuk mengurangi limbah. (/tsy)